Share

Bab 5

Author: Krisna
Suara Vian terdengar merdu, sambil bersandar pada Freddy.

Melihat kemesraan Freddy dan Vian, Kelly marah dan berkata, “Vian, lepaskan Freddy!”

Vian mencibir, “Kenapa?”

Kelly menggigit bibir dan menatap Freddy, “Freddy, kamu nggak sadar kalau Vian sengaja mendekatimu? Kamu pikir dia benar-benar tertarik padamu? Dia hanya ingin membuatku marah! Kamu bahkan nggak menyadarinya?!”

Freddy pun dengan tenang menjawab, “Lalu kenapa?”

Kelly menahan amarah, “Freddy, meski kita sudah cerai, kamu nggak seharusnya merendahkan dirimu sendiri! Kamu bukan orang seperti ini sebelumnya!”

“Kak Kelly, kata-katamu membuatku tersinggung.”

Vian mengibaskan rambutnya, lalu tersenyum menawan, “Kok Kak Freddy merendahkan diri dengan bersamaku? Lagipula…”

Vian berbicara dengan serius, “Ketulusanku pada Kak Freddy itu sungguhan, bukan untuk memprovokasimu! Kamu terlalu percaya diri!”

“Kamu…”

Kelly mengepalkan tangannya, merasakan rasa sakit yang tak terlukiskan di hatinya.

“Aku mau menjenguk Ibu!”

Kelly mendengus dingin, hendak menuju kamar rawat, tapi dihentikan oleh tangan Freddy.

“Freddy, apain kamu?! Apapun yang terjadi di antara kita, aku akan selalu mengingat kebaikan Ibu! Aku harus memastikan Ibu baik-baik saja, baru bisa tenang! Jangan halangi aku!”

Wajah Kelly tampak sangat dingin.

Dia tidak mengerti mengapa Freddy yang dulunya selalu menuruti kata-katanya, bisa berubah menjadi seperti ini!

Freddy berkata dengan acuh tak acuh, “Kalau kamu benar-benar mengingat kebaikan Ibu, kamu nggak akan datang membawa cinta sejatimu untuk mengajukan cerai tepat di hari ulang tahunnya!”

“Freddy! Kok kamu nggak bisa lebih pengertian padaku? Aku bukan sengaja!”

“Nggak peduli sengaja atau nggak, nasi sudah menjadi bubur! Pergilah! Setelah ini, kamu nggak ada hubungannya lagi dengan keluargaku!”

Kelly menatap Freddy yang tampak kejam, dia pun mencela, “Freddy, kamu tahu betul perasaanku pada Ibu. Kamu mau membalas dendam padaku dengan cara ini, ‘kan? Ibu itu tetap neneknya Cindy, wajar saja kalau aku menjenguknya, kamu nggak ada alasan untuk menghalangiku.”

Freddy tidak membiarkan Kelly lewat, sebaliknya menekankan suaranya, “Kelly, kamu nggak mengerti bahasa manusia?”

“Apa kamu bilang?”

Kelly terkejut, ini pertama kalinya Freddy menggunakan nada penuh permusuhan padanya!

Freddy yang dulu selalu sangat lembut!

Perbedaan yang begitu kontras membuatnya sesak dan tidak nyaman.

“Kamu nggak disambut di sini, cepat enyah!” ujar Freddy dengan dingin.

Enyah?

Tubuh Kelly gemetar. Seketika, dia merasa dirinya dan Freddy benar-benar sudah berbeda dunia!

Dia tak pernah menyangka bahwa Freddy akan menyuruhnya enyah suatu hari!

Ke mana perginya Freddy yang selalu sabar dan mencintainya?

“Freddy! Dasar nggak tahu diri! Kok Kelly bisa tertarik pada orang sepertimu dulu! Sayang sekali aku datang terlambat! Kalau nggak, aku nggak akan membiarkan kamu menindas Kelly seperti ini!” ujar Indra dengan marah, ingin menunjukkan kejantanannya di depan Kelly.

Namun, dia tak berani mendekati Freddy.

Dia tahu betul kekerasan Freddy. Bayangan dipukul habis-habisan telah melekat di otaknya.

“Kelly, ayo kita pergi!”

Indra memang sudah kesal karena Kelly datang ke rumah sakit untuk menjenguk Ibu Freddy.

Persaingan Kelly dan Vian yang memperebutkan Freddy tadi semakin membuatnya tidak senang. Tentu saja, dia ingin segera menarik Kelly pergi.

Lebih baik mereka pergi ke hotel dan menyelesaikan urusan mereka!

Namun, saat Indra mencoba menarik Kelly, Kelly malah tanpa sadar menghindarinya, tidak membiarkan Indra menyentuh pinggang rampingnya.

Melihat gerakan Kelly yang mundur setengah langkah, wajah Indra terasa panas dan tangannya yang terulur pun menjadi canggung.

Sejak kembali, Indra telah mencoba berkali-kali untuk menyentuh Kelly, tapi selalu ditolak. Hingga kini, dirinya bahkan belum menyentuh tangan Kelly sedikit pun!

Saat ini, Kelly sama sekali tidak peduli dengan perasaan Indra. Sepasang matanya terus menatap Freddy, “Freddy, aku nggak menyangka kamu begitu kecil hati. Aku benar-benar kecewa padamu! Aku akan menjenguk Ibu saat kamu nggak ada!”

“Kak Kelly, sebaiknya kamu juga jangan datang besok. Bagaimana kalau Tante pingsan lagi karena kamu?”

Vian melayangkan kedipan genit dulu pada Indra, lalu melanjutkan, “Hari ini adalah hari kebahagiaanmu karena pulangnya cinta sejatimu, jangan abaikan dia! Nggak perlu khawatir soal Tante, aku pasti akan menjaganya dengan baik!”

Vian berkata pelan, “Kalau mau putus, putuslah dengan bersih. Itu baru sesuai dengan karakter Kak Kelly yang tegas, ‘kan?”

Kelly menatap Vian dengan tatapan penuh kebencian, tapi tidak berkata apa-apa.

“Ayo, kita pergi!” ujar Kelly pada Indra setelah membalikkan badan.

Indra bergumam untuk menjawabnya, tapi tidak lupa mengedipkan mata pada Vian. Dia berpikir dalam hati bahwa permusuhan Vian terhadap Kelly mungkin karena dirinya?

Dirinya memang pantas menyandang gelar primadona kampus, karena dirinya punya kemampuan untuk membuat wanita jatuh cinta pada pandangan pertama!

Indra mengambil keputusan dalam hatinya, dirinya akan mendapatkan Kelly terlebih dulu, untuk mengambil alih seluruh aset Keluarga Limanda.

Setelah itu, dirinya akan menaklukkan Vian!

Tentu saja, rencana ini bisa berjalan secara bersamaan.

Indra sudah mulai membayangkan adegan bahagia dengan dua wanita di pelukannya.

Setelah berjalan dua langkah, tiba-tiba Kelly menoleh dan berkata pada Freddy, “Besok jam 9 di kantor catatan sipil, jangan sampai nggak datang!”

“Aku akan datang tepat waktu.”

Melihat Freddy menjawab dengan begitu tegas, rasa sakit di hati Kelly bertambah, tapi dia tetap keras kepala, “Bagus! Jangan cari alasan untuk terlambat atau bilang lupa bawa dokumen!”

“Iya, Freddy! Jangan coba-coba pakai trik murahan untuk menunda proses perceraian dengan Kelly!” ujar Indra menimpali.

Freddy menjawab dengan tenang, “Kamu nggak perlu khawatir.”

Kelly menatap mata Freddy, yang dia lihat hanyalah sikap yang dingin.

Kelly menghela napas dalam hati, lalu meninggalkan rumah sakit bersama Indra.

‘Aku nggak bersalah! Aku juga nggak akan pernah menyesal!’

Kelly terus mengulang kalimat ini dalam hatinya.

Beberapa saat kemudian, Freddy dan Vian masuk ke ruang rawat VIP.

Seorang dokter spesialis jantung telah melakukan pemeriksaan khusus pada Fani, “Bu Vian, Pak Freddy, kondisi Bu Fani nggak membahayakan. Tapi, ke depannya harus menghindari gejolak emosi yang berlebihan. Aku sudah resepkan beberapa obat, cukup diminum secara teratur saja.”

“Terima kasih, Dokter Ken. Aku bakal datang lain hari untuk berterima kasih padamu.”

“Nggak perlu begitu segan, Bu Vian. Aku sudah sering mendapat bantuan darimu. Kalau ada urusan, jangan sungkan memberitahuku!”

Dokter Ken tersenyum, sambil menatap Freddy dengan penasaran dan menebak identitas Freddy!

Orang yang mampu membuat Vian menggunakan koneksi sebesar ini untuk mendapatkan peralatan medis terbaik dan ruang rawat VIP terbaik di rumah sakit, jelas bukan orang biasa!

Beberapa menit kemudian, seorang wanita berpakaian mewah dan mengenakan sepatu hak tinggi masuk ke ruang rawat. Begitu melihat Freddy, dia langsung menegur, “Freddy, bagaimana kamu merawat Ibu? Kok bisa sampai masuk rumah sakit? Kamu nggak tahu kalau kesehatan Ibu nggak begitu baik?”

Orang yang datang adalah Fiona Gunawan, kakaknya Freddy.

Setelah menikah dengan keluarga kaya beberapa tahun lalu, Fiona hampir memutuskan kontak dengan Freddy dan hanya menanyakan kabar Ibunya saat hari raya.

Melihat kakak kandungnya, Freddy pun mengerutkan kening.

Tadinya dia ingin meminta Fiona untuk menjaga Ibu sebentar.

Namun melihat sikapnya, Freddy langsung membatalkan niatnya.

“Bagaimana kondisi Ibu?” tanya Fiona, melihat Fani yang masih tertidur.

“Nggak ada masalah besar, tinggal pemulihan saja, sudah bisa keluar beberapa hari lagi.”

“Baguslah.”

Fiona pun ragu sejenak dan bertanya, “Aku dengar kamu mau cerai dengan Kelly?”

“Iya.”

“Sudah kubilang, pernikahan di mana suami lebih lemah dari istri itu nggak akan bertahan lama. Dulu kamu bersikeras mau menikahi Kelly. Lihatlah sekarang, kamu sudah kehilangan semuanya! Nggak ada orang baik di keluarga mereka!”

Fiona menghela napas, “Apa rencanamu sekarang? Kuperingatkan padamu, jangan pinjam uang padaku! Aku juga nggak mungkin membantumu menjaga Ibu! Jangan mengira aku menikah dengan keluarga kaya, persaingan di sana nggak mudah. Tunggu aku benar-benar mapan, barulah aku bisa membantumu sedikit!”

Melihat Fiona yang agak sinis, Freddy tidak peduli. Hubungannya dengan Fiona memang sangat rumit, sulit untuk dijelaskan.

“Lihat nanti saja. Setelah stabil, aku akan perjuangkan hak asuh Cindy,” ujar Freddy.

Fiona mengangkat alisnya, “Menurutku, lebih baik biarkan Cindy ikut dengan Kelly saja! Meskipun Kelly nggak begitu baik padamu, dia tetap baik pada Cindy! Jangan sampai menghalangi putrimu menikmati hidup sebagai anak orang kaya! Dia akan sial kalau ikut denganmu! Jangan bilang kamu mau kembali menjalani hidup penuh kekerasan itu!”

“Kamu bicara apa, sih?!” ujar Vian yang tidak tahan lagi.

Barulah Fiona melihat Vian. Dia agak terkejut dengan kecantikan dan aura Vian, lalu berdecak, “Freddy, belum juga cerai, kamu sudah punya pacar baru? Memang anak kebanggaan Keluarga Gunawan! Ya sudah, karena Ibu nggak apa-apa, aku pergi dulu! Semoga kamu beruntung!”

Sebelum pergi, Fiona ragu sejenak, melepas kalung dan anting emasnya, lalu menyelipkannya ke tangan Freddy, “Ini saja yang bisa kubantu. Aku benar-benar nggak bisa merawat Ibu, kamu yang semangat, ya! Oh iya, jangan sering-sering menghubungiku, mertuaku nggak suka…”

Menyebut mertuanya, Fiona meludah pelan, lalu pergi dengan tubuhnya yang meliuk-liuk.

Melihat bayangan Fiona yang menjauh, melihat kalung dan anting emas di tangannya, Freddy menghela napas tak berdaya.

...

Malam semakin larut.

“Kak Freddy, pulang atau cari bar untuk minum?”

Tanya Vian dengan penuh harap.

“Ke bar.”

“Baik!”

Vian mengemudikan Lamborghini dan membawa Freddy ke Bar Konad.

Namun, begitu mereka turun dari mobil, langsung melihat Kelly dan Indra ternyata juga datang!

Sungguh kebetulan yang luar biasa!

“Kamu lagi?!”

Indra tampak muram saat melihat Freddy.

Dia sudah membujuk Kelly lama sekali, barulah Kelly setuju untuk menemaninya minum beberapa gelas di bar.

Dia berencana memabukkan Kelly, lalu membawanya langsung ke hotel untuk menyelesaikan urusan mereka dan menaklukkan Kelly sepenuhnya!

Namun siapa sangka, Freddy si pembawa sial juga datang ke Bar Konad dan ditemani Vian, wanita cantik kelas atas!

Dibandingkan dengan Vian dan Freddy yang begitu mesra, bahkan sudah bersentuhan. Dirinya dan Kelly tampak penuh jarak.

Setiap kali Indra mencoba mendekat, Kelly selalu refleks menghindarinya.

Apalagi untuk menyentuhnya, lebih tidak mungkin!

Ini membuat Indra sangat kesal. Dia berpikir bahwa setelah membawa Kelly yang mabuk ke hotel, dirinya harus menghukum wanita ini!

“Kak Kelly, kebetulan sekali?” ujar Vian dengan santai, sambil merangkul Freddy.

“Freddy, kamu menguntitku?” tanya Kelly sambil mengerutkan kening.

Freddy menjawab dengan datar, “Jangan salah paham.”

“Nggak perlu dijelaskan! Aku tahu kamu dan Vian itu bersekongkol hanya untuk memancing amarahku! Kamu kekanak-kanakan sekali! Freddy, kapan kamu bisa lebih dewasa?!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Berpisah, Aku Tak Terkalahkan   Bab 50

    “Ayah… Cindy merindukanmu…”Cindy bergumam dalam mimpinya.“Dasar gadis bodoh!”Freddy menggendong Cindy, kembali ke dalam kabin dan mengambil ponsel yang ada. Lalu menelepon polisi, “Terjadi baku tembak di Pelabuhan Sekup…”Setelah itu, Freddy melirik Kelly, Thomas dan yang lainnya yang masih terikat. Sebelum mereka terbangun, dirinya pun pergi membawa Cindy.Kali ini, dia telah membunuh semua anggota Organisasi Kriminal Bayangan dan Guru Besar dari Serikat Obsidian. Pasti akan ada masalah setelahnya.Jika memungkinkan, Freddy tetap tidak ingin mengungkap identitasnya.Saat ini, di balik kapal yang terdampar di Pelabuhan Sekup, Indra gemetar ketakutan, meringkuk dan tidak berani bergerak sama sekali.Baru saja dia mendengar jeritan paling mengerikan dan menyedihkan di dunia!Bagi Indra, Thomas dan yang lainnya pasti sudah terbunuh!Indra berdoa dalam hati agar dirinya bisa pergi dengan selamat!Seharusnya dia tidak datang ke tempat sialan ini!Ini semua salah Kelly, si wanita jalang i

  • Setelah Berpisah, Aku Tak Terkalahkan   Bab 49

    “Guru Besar… ini… ini ahli tingkat apa?”Lukas mulai ketakutan. Sepanjang hidupnya, dia belum pernah menyaksikan pembantaian yang begitu mengerikan. Dapat dikatakan bahwa pembantaian ini benar-benar menyadarkan persepsinya!Tadinya, dia mengira dirinya sudah cukup kejam, tapi di depan pria ini, dirinya hanyalah bocah kecil!Bagaimana dirinya bisa memancing monster seperti ini?!Memikirkan bahwa dirinya hampir menyerahkan istri dan putri Freddy pada Guru Besar sebagai mainan, dia pun merinding.Lukas tidak mendapat jawaban. Dia menoleh dengan bingung ke arah Guru Besar, tapi Guru Besar sudah melarikan diri!“Sialan!”Lukas mengumpat. Saat terjadi masalah, ternyata Guru Besar melarikan diri lebih cepat dari siapapun?!Tanpa ragu, Lukas juga berbalik dan melarikan diri. Saat ini, dia tidak peduli dengan apa pun, dia hanya ingin hidup!Energi dan darah di tubuh Lukas bergerak cepat seperti lahar. Dia mengerahkan kecepatannya hingga batas maksimal, organ dalamnya berdenyut hebat!Cara mem

  • Setelah Berpisah, Aku Tak Terkalahkan   Bab 48

    Freddy menaruh Cindy di pundaknya, lalu berkata dengan lembut, “Cindy, tidurlah yang nyenyak. Ayah akan membawamu pulang.”“Iya… ada Ibu juga…”Cindy bergumam.Freddy melirik Kelly, ekspresinya tampak acuh tak acuh.Dia tak tertarik menyelamatkan Kelly.Freddy sudah mengumpulkan Energi Sejarinya, memasukkannya ke dalam tubuh Cindy dan membuat dia tertidur.Selanjutnya adalah adegan pertumpahan darah, tentu saja dia tidak bisa membiarkan putrinya melihatnya.“Bunuh dia!”Guru Besar pendek itu pun merasakan bahaya dan berteriak tajam.“Tenang, Guru Besar. Serahkan saja sampah seperti ini padaku! Aku nggak akan menunda kenikmatan Guru Besar!”Tatapan Rian memancarkan niat pembunuhan, dia menyeringai, “Istri dan putrimu adalah mainan Guru Besar. Mengingat kamu sudah menyerahkan istri dan putrimu, aku akan memberimu kematian yang cepat!”Sebagai ahli tingkat B, tentu saja Rian tidak menganggap serius Freddy!Dia menganggapnya sebagai semut yang bisa dihancurkan kapan saja!Seketika, Rian se

  • Setelah Berpisah, Aku Tak Terkalahkan   Bab 47

    “Wanita cantik yang istimewa baru bisa melahirkan anak yang istimewa!”Sekelompok anggota Organisasi Kriminal Bayangan tertawa dengan bangga.“Dasar bajingan! Meskipun mati hari ini, Ksatria pasti akan membunuh kalian semua dan membalaskan dendam kami!” ujar Sabrina dengan marah, tapi terdengar sangat tidak berdaya.“Sudah diambang kematian, masih bisa begitu lantang! Ksatria yang kamu sebutkan itu jauh di ujung dunia, mereka nggak bisa menyelamatkan kalian dan juga nggak akan bisa membalaskan dendam kalian!”Lukas mendengus dingin.“Wuwu…” Cindy terus bergumam memanggil ibu.Dalam setengah sadar, Kelly perlahan membuka kelopak matanya. Dalam pandangan kaburnya, dia seolah melihat putrinya.“Guru Besar, bagaimana anak ini…?”“Hahahaha, benar-benar barang bagus! Kirimkan juga ke kamarku!”Guru Besar tertawa terbahak-bahak, tatapan bejatnya semakin kental.Setelah mengucapkan itu, semua orang di tempat itu tersentak kaget. Mereka baru teringat bahwa Guru Besar ini tampaknya punya kecende

  • Setelah Berpisah, Aku Tak Terkalahkan   Bab 46

    Yunda menghampiri Lukas, ingin mendapatkan pujian.“Oh? Siapa?”“Dia bilang dia direktur Grup Deli dan datang dengan bodohnya untuk menyelamatkan putrinya! Kak Lukas, bagaimana kita menyelesaikan wanita cantik itu?”“Ayo, kita lihat!” ujar Lukas.“Aku juga mau melihat direktur cantik yang menawan. Sudah lama aku nggak bermain dengan wanita cantik! Oh iya, nanti antarkan Sabrina dari Tim Ksatria itu ke kamarku juga nanti!” ujar Guru Besar yang pendek itu, sambil tertawa licik.“Guru Besar, biar kuaturkan nanti!”Segerombolan itu pun memasuki kabin.Kelly, Thomas, Sabrina dan yang lainnya yang tertangkap dikurung di tempat yang sama. Semuanya terikat tangan dan kaki. Kelly sudah pingsan, hanya Thomas dan Sabrina yang masih sadar.“Guru Besar, Kak Lukas, mereka semua di sini!”“Benar-benar wanita yang sangat menawan!”Mata Guru Besar yang pendek itu bersinar. Melihat Kelly yang pingsan, bagian bawah tubuhnya langsung bereaksi. Dia berkata dengan tidak sabar, “Kirimkan wanita cantik ini da

  • Setelah Berpisah, Aku Tak Terkalahkan   Bab 45

    Tatapan Thomas menjadi tajam. Dia tahu harus bertindak cepat. Tanpa menahan diri lagi, energi dan darah di tubuhnya bergejolak. Seluruh kekuatannya terkumpul di telapak tangannya. Dia tak peduli harus menderita luka dalam, dia mengejar Lukas sekuat tenaga dan menyerang ke arah kepala Lukas!Mata Lukas membelalak, dia berulang kali memundurkan langkah, tapi dirinya sadar tak bisa menghindar lagi!“Guru Besar!” teriak Lukas.“Mau membunuh orangku?! Emangnya kamu pantas?!”Suara seperti Guntur pun terdengar!Sosok tubuh pendek melesat keluar dari kabin, dia bergerak cepat. Dia juga menyerang dengan satu telapak tangan, bertabrakan langsung dengan telapak tangan Thomas!Tabrakan kedua kekuatan itu menghasilkan suara ledakan yang sangat keras!Namun, di saat berikutnya, Thomas memuntahkan seteguk darah kental. Tubuhnya terpental keluar!“Pak Thomas!”Mata Sabrina membelalak, firasat buruk muncul di hatinya.“Terima kasih, Guru Besar!”Lukas terlihat sangat gembira, dia membungkuk hormat pad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status