Jimmy sama sekali tidak memandang Agnes.Dia dengan cemas meremas kedua tangannya, dia sudah memutuskan untuk mempersulitnya."Jangan bicara omong kosong, cepat keluarkan kartumu," kata Jimmy sambil dengan santai mengembuskan asap rokok.Agnes yang berada di samping benar-benar dianggap sebagai udara kosong.Hanya saja, Agnes adalah orang yang keras kepala, dia berkata sambil tersenyum lebar, "Pak Jimmy, aku bisa menunggu. Aku akan menemuimu lagi kalau kamu memiliki waktu luang."Orang lain mungkin sama sekali tidak menyangka bahwa wanita ini akan begitu keras kepala.Segera ada orang yang berkata, "Jimmy, apakah kakak ipar tahu bahwa kamu didekati banyak wanita di luar?"Jimmy mengangkat matanya dan terdapat lintasan emosi yang sulit diartikan di dalamnya.Orang lain tidak menyadari hal ini dan terus berkata, "Kakak ipar? Apakah wanita itu pantas dipanggil seperti ini? Apa yang bisa dia lakukan meski mengetahuinya? Bukankah wanita itu merupakan barang tiruan yang nggak pantas ditunjuk
"Layani sampai aku merasa puas," balas Jimmy sambil mengangkat alisnya.Dia tidak percaya sayap wanita ini bisa begitu kuat!Ingin terbang?Dia akan mematahkan sayapnya!"Bagaimana aku harus melayanimu?" tanya Agnes sambil berusaha membuat ekspresinya tetap datar.Jimmy membuka bibir tipisnya, sebelum dia sempat bicara, dia disela oleh suara yang datang dari samping."Jimmy, aku baru saja melihatmu di lantai dansa, tapi tiba-tiba kamu menghilang, ternyata kamu berada di ...."Seorang wanita dengan pinggang langsing berjalan ke arah mereka, pandangannya tertuju pada Agnes sebelum sempat selesai bicara.Wanita itu sedikit menyipitkan matanya, terdapat tatapan permusuhan di matanya.Dia sengaja bertanya, "Jimmy, wanita ini ...."Dia telah mengenal Jimmy selama dua atau tiga tahun dan tidak pernah melihat wanita lain berada di sisinya!Apalagi, Agnes memang terlihat sangat cantik yang dapat dengan mudah memunculkan rasa waspada seorang wanita.Agnes tidak berbicara pada saat ini, melainkan
Dia mengetahui dengan sangat jelas bahwa Agnes sama sekali tidak mungkin bisa menemukan cincin itu.Karena cincin itu berada di tangannya.Agnes-lah yang dengan tidak tahu diri melepaskan cincin ini.Dia ingin membuat Agnes mengetahui apa konsekuensi dari melepaskan cincin itu!Agnes tertegun sejenak.Pekerja di pesta amal pernah meneleponnya dan berkata bahwa mereka sama sekali tidak menemukan cincin itu."Jimmy, kamulah yang membuang cincin ini, tapi malah ingin aku yang mencarinya? Ke mana aku bisa menemukan cincin itu?" tanya Agnes dengan agak kesal.Dari mana dia sedang memberinya kesempatan?Dia jelas-jelas sedang mempersulitnya dengan cara lain!Jimmy mengabaikan amarah di matanya dan berkata dengan datar, "Cincin itu nggak akan hilang kalau kamu mencoba untuk mencarinya pada hari itu, 'kan? Apakah ... kamu pernah mencarinya?"Terdapat harapan di dasar kedua mata yang dingin itu.Dia bisa memaafkannya selama dia pernah mencarinya.Dia sedang menunggu jawabannya sekarang."Aku ..
"Bukankah dia seharusnya dihukum karena telah menghilangkan barang yang nggak seharusnya dihilangkan?" Jimmy dengan arogan mengangkat dagunya.Senyuman Jared semakin dalam. "Kalau mendengar dari ucapanmu, sepertinya kamu sangat berharap dia selalu mengenakan cincin itu?""..." Tidak disangka Jimmy tidak bisa menjawab untuk sesaat.Kenapa dia marah?Apakah benar-benar hanya marah karena wanita itu meremehkan ketulusan Kakek dan Nenek?Atau karena alasan lain?"Jangan-jangan ... rasa bencimu berubah menjadi cinta? Kuberi tahu padamu, ada satu jenis orang yang bisa tanpa sadar memasuki kehidupanmu! Jimmy, aku benar-benar sangat penasaran bagaimana tampangmu yang dikalahkan oleh cinta," kata Jared dengan senang.Jimmy memelototinya, hatinya seolah-olah semakin merasa kesal. "Omong kosong! Itu adalah hal yang nggak mungkin terjadi!"Dia tidak akan menjalani hubungan percintaan dalam kehidupannya!Apakah masih tidak cukup setelah ditinggalkan sekali oleh wanita?Jared mengangguk sambil berpi
Jordan mengangkat tangannya dan menepuk pundaknya. "Kamu juga bekerja keraslah, segera buat anak dengan Agnes! Dengan ini, Kakek dan Nenek pasti akan merasa bahagia, bukankah seperti itu?"Topik ini tanpa sadar membuat mata Jimmy dilapisi dengan hawa dingin.Dia berkata dengan dingin, "Kami berdua nggak mungkin punya anak."Jordan mengerutkan keningnya dan bertanya dengan bingung, "Kenapa kamu berkata seperti ini?""Aku nggak akan membiarkannya melahirkan anakku," kata Jimmy dengan penuh tekad.Bahkan Jordan sampai tidak tahu harus berkata apa.Bagi Jimmy, bagaimana mungkin wanita seperti Agnes pantas menjadi seorang ibu?Begitu dia memiliki anak, dia mungkin akan menjadikan anaknya sebagai alat untuk mendapatkan kekayaan.Bagaimana mungkin dia bisa memberinya kesempatan ini?Suara dering ponsel memecah kesunyian di dalam mobil.Jimmy mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa Kakek yang meneleponnya.Dia segera menjawab panggilannya, "Kakek, aku dan Kakak ...."Terdengar suara tidak sen
Obat?!Alarm di dalam diri Agnes langsung berbunyi saat mendengar kata ini.Dia sedang hamil, bagaimana mungkin boleh sembarangan minum obat!Mungkin saja akan memberi pengaruh yang besar pada anak di dalam kandungannya.Agnes segera memalingkan wajahnya saat memikirkan hal ini. "Aku nggak mau minum obat!""Bukankah kamu sakit? Cepat minum!" Jimmy meremas dagunya dengan lebih erat, kemudian membuka mulutnya dengan paksa, mencoba untuk menuangkan obat ini ke dalam mulutnya.Dia benar-benar sudah merasa muak dengan kepura-puraan wanita ini.Agnes mengulurkan tangannya dan mendorong mangkuk itu ke lantai.Terdengar suara nyaring.Mangkuk itu pecah.Obatnya tumpah di atas lantai.Jimmy menatap obat yang tumpah di atas lantai selama beberapa saat, lalu menoleh untuk menatap Agnes.Bahkan tidak berani minum obat, tapi masih berkata bahwa dia sakit.Bisakah wanita ini sedikit lebih pintar dalam berbohong!"Kuberi tahu padamu, rumah itu akan menghilang selamanya dalam waktu kurang dari tiga ha
Agnes menaikkan alisnya dan kembali melanjutkan, "Bukankah kamu sangat membenciku karena merebut posisi Nyonya Hino yang seharusnya miliknya?""Aku akan memberikan posisi ini padanya sekarang. Jimmy, serahkan padaku kalau kamu takut Kakek dan Nenek akan menekanmu.""Aku pasti akan membuatmu dan Hanna menikah dengan lancar, selain itu, aku juga nggak akan dengan nggak tahu dirinya mengganggumu!"Agnes bertanya dengan tatapan cemas setelah berjanji, "Apakah kamu bisa menghentikan semua ini? Bisakah kamu nggak menyentuh rumah itu?"Rumah!Demi rumah itu lagi!Agnes datang jauh-jauh ke sini untuk membujuknya.Hanya saja, alasan utamanya adalah rumah.Jimmy merasa sangat tidak senang dengan kenyataan ini.Apalagi dia terus mengucapkan nama Hanna!Jimmy mengatupkan bibirnya menjadi sebuah garis lurus dan ekspresinya terlihat sangat dingin."Aku bisa menulis surat perjanjian kalau kamu nggak percaya atau ...." Agnes terus berbicara karena mengira dia kurang menunjukkan ketulusannya.Ucapannya
Alis Jimmy berkerut semakin dalam. "Bertengkar?""Kalau nggak, kenapa kamu nggak pergi makan bersama dengannya?" Agnes mengerjapkan kedua matanya yang bersinar dengan cerah.Agnes tidak bisa memikirkan alasan kenapa Jimmy menolak Hanna selain bertengkar.Jimmy diam-diam memutar bola matanya, merasa malas menjelaskan terlalu banyak hal pada wanita ini."Bisakah kamu berdiri?" tanya Jimmy dengan tiba-tiba."Bisa.""Makan bersama denganku kalau kamu bisa berdiri," kata Jimmy sambil menelanjangkan dirinya di depan Agnes.Benar-benar ... telanjang.Adegan ini datang dengan terlalu tiba-tiba, yang membuat Agnes tersipu malu.Mau tidak mau harus dikatakan bahwa bentuk tubuhnya ... benar-benar sangat menarik perhatian!Hanya saja, dia harus tetap teguh, dia sama sekali tidak lupa bahwa dia sudah mengajukan perceraian.Jadi, dia segera mengalihkan pandangannya.Jimmy melihat semua tindakan kecilnya dan tidak bisa menahan dirinya untuk berkata dengan sinis, "Kamu nggak terlihat seperti ini saat