Home / Romansa / Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku / Bab 15 Apakah Kalian Bisa Dibandingkan

Share

Bab 15 Apakah Kalian Bisa Dibandingkan

Author: Cestbon
Jimmy sudah berjalan ke sisinya saat Agnes sedang berpikir seperti ini.

Dia memandangnya dari atas hingga bawah, suasana hatinya terlihat tidak jelas di balik matanya. "Untuk apa kamu datang ke departemen kebidanan dan ginekologi?"

Jimmy sedikit menyipitkan matanya dan menatap nomor antrean di tangannya. "Untuk siapa kamu mengambil nomor antrean ini?"

Agnes memegang kertas nomor antrean dengan lebih erat.

Setiap kali melakukan pemeriksaan, sudah pasti yang hadir adalah ibu hamil itu sendiri.

Jadi, namanya tertulis dengan jelas di atas kertas ini.

Dia tidak boleh membiarkan Jimmy melihat nomor antrean ini.

Dia berusaha untuk menjawab dengan datar, "Aku datang ke sini untuk menemani seseorang melakukan pemeriksaan, malahan kamu, seorang pria, untuk apa datang ke tempat ini?"

Kedua mata Jimmy menatapnya lekat-lekat, seolah-olah ingin melihat isi hatinya.

Agnes hanya bisa berusaha untuk membuat dirinya tetap tenang.

Hanya saja, Jimmy, yang suka merasa curiga, sama sekali tidak percaya dengan ucapannya, dia mengulurkan tangannya dan berkata, "Berikan kertas nomor antrean padaku."

"Untuk apa kamu melihat nomor antrean orang lain?" Agnes balik bertanya seolah-olah hal ini sangat konyol, "Jimmy, kamu nggak mungkin mengira bahwa aku datang ke sini untuk melakukan pemeriksaan kandungan, 'kan?"

Jimmy masih menatapnya dengan tajam.

Tatapannya membuatnya sedikit merasa sesak.

Untung saja pada saat ini Sally berjalan mendekat. "Apakah kamu sudah mengambil nomor untukku?"

Agnes segera bereaksi kembali, Sally sedang membantunya keluar dari situasi ini.

Dia segera mengangguk. "Hm, sudah hampir sampai giliranmu."

"Baguslah." Sally berjalan ke sisi Agnes dan menatap Jimmy. "Kebetulan sekali Pak Jimmy juga berada di sini?"

Jimmy mengabaikannya.

Sally melihat sekeliling lalu berkata dengan nada mengejek, "Orang yang nggak tahu mungkin akan mengira kamu adalah suami baik yang datang menemani istrinya melakukan pemeriksaan kandungan."

Agnes melihat bahwa alis Jimmy sudah dipenuhi dengan hawa dingin.

Dia tidak ingin menimbulkan masalah pada saat ini, jadi dia menarik lengan Sally. "Ayo kita masuk ke dalam."

Dengan begitu, Sally pun berhasil menyingkirkan Jimmy, lalu dia menarik Agnes berjalan menuju koridor dalam.

Jimmy mematung di tempat dan tatapannya terus mengikuti Agnes.

Apakah wanita ini benar-benar hanya menemani Sally untuk melakukan pemeriksaan kandungan?

Pertanyaan ini hanya muncul sesaat di dalam benaknya.

Dia segera menghapus pertanyaan ini pada detik berikutnya.

Bukankah dia sudah pasti akan membiarkan semua orang tahu jika dia memang hamil?

Bagaimana mungkin dia akan melepaskan kesempatan yang bisa memberikan keuntungan padanya?

Dia berbalik dan berjalan menuju koridor lain saat berpikir seperti ini.

Baru saja, kakaknya meneleponnya dan berkata bahwa terjadi sesuatu pada anak di dalam kandungan kakak iparnya, kebetulan kakaknya sedang melakukan perjalanan bisnis, jadi dia menyuruhnya untuk datang melihat kondisinya.

Dia juga tidak menyangka bisa bertemu dengan Agnes di sini.

Pertemuan kebetulan seperti ini membuat Agnes merasa cemas. "Untung saja kamu muncul tepat waktu, kalau nggak ... masalah ini pasti akan terbongkar."

"Agnes, kamu bisa membohonginya saat ini, tapi kamu nggak bisa membohonginya di masa depan. Perutmu ... pasti akan membesar setiap harinya," kata Sally dengan cemas sambil menatap perut Agnes.

Agnes melihat perutnya dan tersenyum kecil. "Mari kita buat rencana lagi setelah masalah ini akan terbongkar."

...

Di suatu restoran kelas atas.

Hanna melihat sosok itu saat baru saja memasuki restoran.

Dia sedikit merasa takut pada Tuan Besar Andre.

Dia berjalan ke hadapannya dan menyapanya dengan sopan, "Kakek Andre."

"Jangan memanggilku dengan panggilan seperti itu, aku nggak pantas menerimanya," kata Andre, sikapnya padanya tidak pernah baik.

Wanita ini jelas-jelas menyukai barang lain lebih dari cucunya, tapi dia malah membuat ekspresi tergila-gila.

Bukankah ini adalah wanita jalang yang biasa dikatakan orang-orang?

Hanna merasa sedikit canggung. "Ada masalah apa memanggilku kemari?"

Andre langsung melemparkan setumpuk foto ke hadapannya. "Jangan melakukan trik rendahan seperti ini lagi di masa depan."

Dialah yang menyuruh orang untuk memotretnya dengan Jimmy sebelumnya dan mengirimkannya pada Tuan Besar Andre.

Dia juga mengirim beberapa foto kali ini.

Foto-foto itu terdiri dari foto saat dia pergi ke tempat tinggal Jimmy, serta saat Jimmy muncul di depan pintu komunitasnya.

Hanna tiba-tiba merasa dirinya sangat mengenaskan dan menundukkan kepalanya, emosi yang melonjak di dalam hatinya tidak dapat dibendung lagi olehnya. "Aku hanya ingin memberitahumu bahwa kamu nggak seharusnya memisahkanku dengan Jimmy! Kami saling mencintai!"

Andre terlihat meremehkan ucapannya. "Sepertinya kamu sangat percaya diri terhadap hubungan di antara kalian?"

Hanna tertegun sejenak.

Dulu dia percaya diri.

Hanya saja, sekarang ....

"Baik, aku akan menelepon Jimmy sekarang," kata Andre sambil menelepon Jimmy.

Jantung Hanna berdetak dengan cemas sebelum panggilan itu tersambung.

"Halo? Kakek?"

Dia semakin merasa cemas saat mendengar suara rendah ini.

"Hm." Tatapan Andre tertuju pada wajah Hanna saat berbicara, "Aku ingin bertanya padamu, apakah akhir-akhir ini kamu bertemu dengan Hanna?"

"Bertemu beberapa kali," jawab Jimmy dengan jujur.

"Bukankah aku sudah mengatakan untuk jangan menemui wanita ini lagi?" kata Andre dengan pura-pura marah.

"Kalau bisa, aku juga berharap kami nggak perlu bertemu lagi," kata Jimmy, terdapat rasa tidak berdaya dan kesal dari nada bicaranya.

Hati Hanna terasa sangat sakit saat mendengar ucapannya.

Tidak disangka dia sama sekali tidak merasa senang dengan kemunculannya, malah merasa tidak berdaya dan kesal?

Andre dengan puas menaikkan sudut bibirnya saat melihat ekspresinya. "Apakah kamu benar-benar rela kalau nggak boleh menemuinya lagi?"

"Kenapa harus merasa nggak rela?" tanya Jimmy dengan santai.

Hanna tiba-tiba merasakan rasa sakit yang muncul dari organ dalamnya.

Andre memutuskan panggilan lalu dengan perlahan berdiri sambil dibantu dengan tongkat. "Apakah kamu sudah mendengar jawabannya? Nona Hanna, aku memiliki cara untuk mengirimmu ke luar negeri kalau masih menempeli Jimmy. Apalagi aku nggak akan melakukannya dengan sungkan-sungkan kali ini."

Setelah itu, Andre langsung berbalik dan pergi.

Hanna merasa sangat tidak terima dengan hal ini, dia bertanya ke arah punggung Tuan Besar Andre, "Bagaimana mungkin aku bisa kalah dari putri dari seorang pemerkosa?"

Andre menghentikan langkahnya, kemudian menoleh dan menatapnya dari samping. "Apakah kamu bisa dibandingkan dengan Agnes?"

Hanna merasa dirinya telah dipermalukan setelah mendengar ini.

Sungguh menyakitkan!

Dia sama sekali tidak bisa menerima bahwa dia kalah dari Agnes!

Dia sudah berusaha sangat keras, kenapa mereka masih meremehkannya?

Sikap Tuan Besar Andre dan Nyonya Besar Elis terhadapnya membuatnya merasa sangat marah!

Dia menelepon seseorang setelah Tuan Besar Andre pergi. "Apakah kamu bisa bertemu denganku sekarang?"

Hari kedua, di luar pemandian air panas.

Dia sudah menunggu dari pagi hingga sore hari, tapi batang hidung Pak Mike masih tidak terlihat.

Dia telah memastikannya dengan resepsionis dan memang benar bahwa Pak Mike akan datang ke pemandian air panas hari ini.

Hanya anggota saja yang boleh memasuki pemandian ini, jadi dia hanya bisa menunggu di luar.

Penantian ini terasa sangat panjang dan lama.

Akhirnya, matanya berbinar cerah saat melihat sosok itu. "Pak Mike! Aku ...."

Pak Mike segera menghindar saat melihatnya. "Jangan datang mencariku! Aku nggak bisa membantumu!"

Agnes mengerutkan keningnya, merasa reaksi Pak Mike sedikit terasa aneh.

Dia segera menghalangi jalan Pak Mike. "Tolong katakan dengan jelas."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Teguh Supardi Teguh
cara penulisannya terlalu kaku,,,susah d mengerti
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 346 Hadiah terakhir

    "Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 345 Bolehkah Aku Melihat Dia

    Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 344 Dia Belum Hidup Bahagia

    Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 343 Dia Mengatakannya dengan Santai tapi Sily Menganggapnya Serius

    Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 342 Tidak Bisa Membayangkan Hidup Tanpa Dia

    Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 341 Apakah Dia Siap untuk Bersikap Serius Kali Ini

    Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status