Share

13. Akhir Kisah Kita

Azan berkumandang, tapi keadaan rumah sudah seperti neraka. Terasa panas, hingga sekujur tubuh bergetar menahan hawanya.

"Istighfar, Bu. Istighfar."

Syukur ada Bi Surti yang mengingatkanku untuk memohon ampun kepada Allah. Seketika bibir mengucap istighfar dan setelahnya aku memeluk anak-anak untuk kemudian mengajak mereka keluar. Tapi, Safia menolak.

"Papa ...."

Tangis Safia hampir meruntuhkan benteng pertahananku. Aku goyah. Namun, kucoba untuk membujuknya ikut.

"Ikut Mama ya, Nak. Biar Papa di sini dulu nenangin diri."

Safia masih menatap Mas Wisnu, pun sama halnya dengan lelaki itu. Tapi aku segera menghalau pandangan mereka dengan berdiri di tengah.

"Ayo Nak, kita pergi."

Safia mengangguk lalu berjalan lunglai seiring langkahku.

"Kita mau kemana, Ma?"

"Sementara ke rumah Bunda Fanya."

"Papa gimana, Ma?" tanya Hamid.

"Papa biar tenang dulu, nanti Mama bicara lagi sama Papa, ya."

Ketiga buah hatiku mengangguk paham, lalu lekas diri menelpon grab. Tepatnya lepas azan, mobil pesanan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
atu cakeup
sari awal baca nya sedih...sampe nangis...
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
betapa lukaX hati klo wanita pelakor yg akan tinggal d rmh itu...
goodnovel comment avatar
Uly Muliyani
koq bilang mas??biasaX kan bilang papa??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status