Share

Bab 15

"Astagfirullah, Nduk! Istighfar Nduk, istighfar!" cecar Bulik saat melihat pergelangan tanganku sudah mengeluarkan darah segar bekas goresan silet yang kupegang.

Dengan cepat tangan Bulik meraih silet yang sudah berlumuran darah dari tangan kananku. Bibirnya terus saja mengomel sambil bergerak cepat mengambil tisu untuk mengusap darah yang masih saja mengalir.

"Ros! Rosii!" teriak Bulik sambil terus memegang luka sayatan. "Ambilkan kotak p3k."

Sementara aku diam saja, sedikit banyak darah yang keluar itu membuat tubuhku terasa lemas. Perihnya luka fisik bercampur dengan perih di hati membuatku makin erat memejamkan mata, menikmati rasa yang tak bisa kugambarkan dengan kata-kata.

Rosi datang dengan cepat sambil membawa kotak obat. Ia merawat lukaku dengan baik tanpa banyak bicara seperti Bulik.

"Ngapain kamu kayak gini! Jalan hidupmu masih panjang, masa depanmu dan Naila juga panjang. Tanpa Rasyid atau dengan adanya Rasyid bersama perempuan itu kamu harus tetap kuat. Tidak ada yang bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aqilanurazizah
Semangat up, Kak. Rajin baca nih ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status