Share

Bab 4

Author: Maggie
Baru kemarin Kevin dan Celine mengumumkan pertunangan, hari ini simbol pertunangan mereka sudah dicuri. Ini memang masalah besar.

Namun, Melina tak pernah menyangka masalah ini akan melibatkannya.

Dia menahan nyeri di kaki, lalu mengikuti Melati menuruni tangga.

Di ruang tamu, Celine sudah kembali dari taman. Karena kehilangan sepatu kacanya yang paling berharga itu, dia tersedu lirih dalam pelukan Kevin, sementara Kevin membisikkan penghiburan. Namun begitu melihat Melina, kelembutan di mata Kevin seketika pudar.

“Sepatunya mana?”

Kevin bertanya langsung tanpa ragu, jelas berdiri di pihak Celine.

Melina merapatkan bibir, melirik Celine. Saat melihat tatapan yang jelas-jelas tak berniat baik itu, dia mengeja pelan, “Nona Celine, kamu merasa aku yang mencuri sepatu kacamu?”

“Kalau bukan kamu, siapa lagi?”

Celine tertawa dingin. “Melina, tadi aku minta kamu menemaniku berkeliling rumah. Begitu sampai di halaman, aku lihat kamu seperti sangat tak rela. Aku pun lepas sepatu dan ingin main air sendirian. Tak tahunya, baru memutar badan, kamu sudah tak terlihat dan sepatuku pun ikut hilang.”

“Melina, aku tahu statusmu rendah. Kamu pasti jarang melihat barang berharga. Tapi, kamu tetap nggak boleh mencuri barang orang lain.”

Sambil bicara, Celine menatap Melina seperti menatap seorang pencuri.

Kevin bersandar di sofa, rona wajahnya makin kelam.

Melina menahan diri agar tak memutar bola mata. Cara Celine menjebak orang begini terlalu murahan. Lantas, Melina menunjuk ke arah halaman. “CCTV-nya mana? Bukannya ada CCTV di halaman?”

“Hari ini ada pembaharuan keamanan. Semua CCTV dimatikan,” ujar Melati mengingatkan.

Keluarga Boslin selalu melakukan pembaharuan sistem keamanan setahun sekali. Beberapa hari lalu sudah dijadwalkan. Kebetulan, reset kamera dilakukan tepat hari ini. Jadi, memang ada CCTV di halaman, tapi tak ada satu pun yang hidup.

Oleh karena itu, satu-satunya cara Melina membuktikan dirinya tak bersalah pun lenyap.

Namun, apakah semua ini sekadar kebetulan?

Melina menatap lekat Celine. Dia teringat, di halaman tadi Celine tampak begitu hafal tata letak rumah Keluarga Boslin seolah bukan tamu pertama kali.

Celine sendiri tetap tenang, bahkan makin menekan, “Cari CCTV apa lagi? Kamu sengaja sebut CCTV supaya terlihat berani, padahal kamu tahu hari ini CCTV sudah dimatikan!”

“Sayang sekali, aku dan semua orang di sini tak akan terkecoh!”

“Melina, kamu mencuri sepatu yang punya arti khusus bagi aku dan Kevin pasti untuk memaksaku pergi dari rumah ini. Kalau begitu, baik! Aku pergi sekarang juga. Puas?”

Celine berdiri setengah menghentak, lalu hendak melangkah.

Namun, Kevin sudah lebih dulu menggenggam tangannya.

Dalam hening yang menegang, Kevin menunduk dan menenangkan Celine dengan tatapan lembut, lalu mengangkat wajah dan memandang dingin ke arah Melina.

“Barang harus kembali pada pemiliknya. Kamu juga nggak akan bisa memaksa Celine pergi dari rumah ini. Melina, kembalikan sepatunya. Jangan memaksaku memberi tahu Ayah agar beliau turun tangan.”

Ayah Kevin, Kepala Keluarga Boslin, Ketua Grup Boslin, Robert Boslin.

Beliau terkenal tegas. Kalau kabar Melina mencuri terdengar sampai ke telinganya, hukuman keluarga tak mungkin bisa dihindari.

Tadi melihat putrinya bersikeras membantah, Melati masih sempat ragu apakah perlu membela Melina. Tapi begitu mendengar kemungkinan Robert akan tahu, dia malah lebih panik daripada siapa pun. Tatapannya memburu Melina dengan cemas.

Melina tak menjawab.

Pandangan matanya menyapu satu per satu orang yang hadir, lalu berhenti pada Celine di belakang Kevin, yang kini tak menyembunyikan kebanggaannya lagi. Saat itu Melina mengerti, apa pun yang dia jelaskan takkan berarti.

Kalau begitu, tak perlu jelaskan lagi.

Di tengah serbuan suara menyalahkan, Melina merogoh ponsel, lalu tanpa berkedip melemparkannya ke arah Celine. “Lapor polisi saja.”

Mau main keras?

Baik! Maka tak ada seorang pun yang bisa duduk enak lagi.

Begitu ucapan Melina keluar, ruang tamu sontak senyap. Bahkan para ART yang diam-diam menguping di sudut dibuat melongo, tak menyangka Melina justru menyerahkan diri.

Celine yang tadinya penuh keyakinan mendadak tersentak. Ponsel Melina mengenai punggung kakinya, wajahnya kontan berubah panik, langkahnya pun oleng.

Kevin sigap menopangnya. Mengira Celine terluka karena ulah Melina, dia mengerutkan kening menatap Melina. “Apa yang kamu mau!”

“Aku tidak mau apa pun. Aku hanya menawarkan solusi.” Melina terkekeh pendek, menatap Kevin lurus-lurus. “Nona Celine bersikeras bilang aku menyentuh simbol pertunangan kalian. Ya sudah, biar polisi yang menyelidik.”

“Apa sudah kamu pikirkan konsekuensinya?” Suara Kevin turun satu oktaf, seolah tak percaya Melina sebodoh itu.

“Begitu polisi melangkah masuk gerbang Keluarga Boslin, nama baik Grup Boslin akan terseret. Publik akan berspekulasi macam-macam. Kamu nggak akan sanggup tanggung resiko itu.”

“Betul, aku nggak sanggup. Tapi, kenapa harus aku yang menanggung?”

Senyum Melina menipis, kata-katanya terukur, “Kejadian hari ini dibuat oleh Celine, nona besar Keluarga Hoston. Biarkan dia yang menanggung saja. Lagipula, ponsel sudah ada di tangannya. Jangan-jangan... dia nggak berani lapor?”

Kalau benar korban yang kehilangan simbol pertunangan, mana mungkin tak berani melapor?

Namun begitu ponsel diberi pada Celine, yang bersangkutan justru kelabakan…

Sekejap, orang-orang yang tadinya teguh membela Celine mulai ragu. Wajah Celine memucat, lalu memerah gelap.

Raut Kevin semakin hitam. Dia melangkah maju dan memberi peringatan, “Melina, cukup!”

“Tidak. Belum cukup.”

Melina tak mundur sejengkal pun. Bukan lagi gadis penurut yang mudah diinjak, dia menatap Kevin tanpa berkedip dan berbisik tenang, “Kevin Boslin, kemarin aku bilang itu kesempatan terakhirmu untuk memilih. Sekarang, silakan pilih.”

“Sepatu itu disembunyikan Celine untuk menjebakku. Kamu percaya atau tidak?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 100

    Sayangnya, kali ini percuma Novi kembali ke Kota Livia.Zara menggenggam setir sambil tersenyum pada Melina. “Sekarang Leon sudah menikah denganmu. Kalau Novi paham situasi dan menghilang, kita lupakan saja. Tapi kalau dia masih nekat, kita hajar bareng!”Dengan status keluarga Zara, menghadapi Celine memang agak berat, tapi menumbangkan Novi dari Keluarga Lesley jelas hanyalah hal sepele seperti melawan anak kecil.Mendengar itu, Melina tak menahan tawa, tapi juga tidak menolak.Meski dia dan Leon bukan suami-istri sungguhan, sebagai rekan kerja sama, dia boleh mengabaikan perempuan lain di sekitar Leon, tetapi tidak dengan Novi. Dia akan menghajarnya tanpa ragu.“Semoga kalau dia memang cerdas, dia akan menyerah,” ucap Melina tulus.Zara tidak menanggapinya. Di lubuk hatinya, dia merasa harapan Melina besar kemungkinan akan pupus.Kebetulan mobil sudah masuk ke pelataran Hotel Skylounge.Sebelum benar-benar pindah ke rumah baru untuk tinggal bersama Leon, Melina tetap menginap di sin

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 99

    “Nggak apa-apa… Pokoknya jangan bilang Leon berniat nakal lagi, dia tidak berbuat apa-apa…”Melina buru-buru mengipasi wajahnya yang merona merah, lalu berusaha mengalihkan topik. “Omong-omong, bukankah kamu mau cerita tentang kemenanganku?”"Kamu sudah bilang tentang Kevin, lalu bagaimana dengan Celine?”Tadi setelah menampar Celine, Melina langsung meninggalkan aura konferensi. Jadi, sekarang dia sangat penasaran apakah Celine dan Sinta akan membalas dendam padanya.Mendengar itu, Zara malah tertawa makin riang.“Mel, aku sengaja menaruh cerita tentang Celine di bagian terakhir karena ceritanya terlalu seru!”“Bagaimanapun dia adalah anggota Keluarga Hoston, jadi kebanyakan berita tentangnya sudah diblokir. Sayangnya, tetap saja sudah pada tahu. Aku dengar-dengar di grup sosialita, katanya pada akhirnya Celine diseret pulang oleh pengawal berbaju hitam yang diperintahkan Santo Hoston. Dia bahkan diikat dengan tali.”“Sekarang di vila Keluarga Hoston, lampu menyala terang benderang, t

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 98

    “Urusan terpenting hari ini tentu saja adalah perihal kemenanganmu!”Zara berseru riang.Hari ini dia tidak datang ke konferensi pers untuk menyaksikan langsung di tempat tidak lain adalah karena Keluarga Boslin khawatir dia akan berpihak pada Melina, jadi sengaja tidak mengundangnya.Demi kelancaran rencana Melina, Zara pun menahan diri untuk berpura-pura tidak tahu dan tidak muncul.Meski tubuhnya tak hadir, matanya sudah menebar ke setiap sudut.“Mel, kamu pasti belum tahu. Begitu kabar kamu adalah istri Leon tersebar keluar, semua hujatan tentangmu di media sosial seketika hilang tanpa jejak. Para warganet yang sebelumnya dibutakan oleh Kevin dan percaya kamu adalah pelakor pun seketika bungkam. Mereka beramai-ramai minta maaf padamu, lalu berbalik memaki Kevin tidak tahu malu. Saham Grup Boslin pun ikut merosot.”Kevin memang baik, tapi Leon terlalu istimewa.Tak ada perempuan waras yang akan meninggalkan Leon untuk bisa bersama Kevin.“Awalnya memang ada segelintir warganet yang

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 97

    “Kamu dan Leon hanyalah hubungan kerja sama.”“Dia jadi suami palsu untuk membantumu keluar dari Keluarga Boslin dan menangkis ulah Celine, sementara kamu jadi istri palsu untuk membendung segala rintangan licik dari Keluarga Hoston dan mencegah perempuan lain menempelinya.”Oleh karena itu, malam ini Kevin marah sebenarnya hanya karena Melina rela memakai cara apa pun untuk meninggalkannya, bukan karena Melina sudah nikah dengan Leon.Namun, tadi pikirannya tiba-tiba berubah.“Mel, kalau kamu mau pergi untuk menenangkan diri di luar, aku hargai pilihanmu, supaya kamu tak lagi merasa aku mengekangmu. Tapi, masalah ini belum selesai.”“Cepat atau lambat, pernikahan palsumu dengan Leon akan berakhir. Nantinya, kamu pasti akan kembali ke sisiku.”Kevin mengenakan kembali kacamata bingkai emasnya yang berkilat dingin. Suaranya lembut dan serius.Wajah Melina menggelap. Meski sudah berusaha menahan diri, dia tetap tersulut. “Kevin, jangan terlalu percaya diri! Pernikahan palsu? Itu cuma dug

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 96

    Walau meminta penjelasan dari Kevin, sebenarnya Melina juga tak berharap akan dapat kata-kata yang layak didengar.Hanya saja, dia tidak menyangka bukan saja tak ada kata baik, Kevin malah mulai memerintah dan menyanderanya seolah itu memang hak Kevin.Padahal Melina tak pernah berhutang apa pun pada Kevin, juga bukan pengikutnya. Dia berhak pergi, berhak memilih bersama siapa dirinya tinggal. Kevin sama sekali tidak punya hak untuk ikut campur.Usai menegaskan dengan dingin, Melina menarik resleting koper hingga rapat dan siap berangkat.Detik berikutnya, daun pintu di hadapannya dibanting tertutup. Dari belakang, Kevin menahan gagang pintu.Suaranya rendah dan sarat bayang gelap. “Mel, kamu sudah berubah. Kamu tidak lagi seperti dulu.”“Tak ada manusia yang tak berubah! Kamu sebut aku berubah hanyalah karena kamu tak lagi bisa mengambil untung dariku, tak lagi bisa memakai dalih cinta untuk memerintahku tunduk!” Melina berkerut kening dan berusaha melepaskan diri. Tubuhnya terjepit d

  • Setelah Putus, Aku Jadi Kakak Iparnya!   Bab 95

    Melina kembali melirik Kevin. Dia tidak menyangka sampai pada titik ini pun Kevin masih bisa mengatakan hal seperti itu padanya.Dia pun menghentikan semua gerak-geriknya, lalu bertanya dengan serius, “Kevin, apakah kamu salah paham? Kenapa aku nggak berani menghadapimu? Memangnya aku pernah berbuat salah padamu?”“Benar. Kamu mengkhianati perasaanku dan mengingkari janji untuk tidak pernah meninggalkanku.” Kevin melepas kacamata bingkai emas dan menampakkan sorot mata yang merosot tak terkendali.Melina tidak tahu setelah dia dan Leon pergi, Celine langsung ditangkap para pengawal berpakaian hitam atas perintah Santo untuk dibawa pulang.Celine baru sadar dirinya telah membuat masalah besar. Kalau sampai dibawa pulang, nasibnya pasti buruk. Alhasil, dia menangis dan menjerit minta maaf. Dia bahkan menggigit seorang pengawal untuk melepaskan diri.Robert dan Melati sibuk menenangkan Celine yang kalap.Kevin tahu seharusnya dia tetap tinggal, tapi dia memilih untuk diam-diam pulang ke r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status