Share

Mama dan Iza Kenapa

"Apa-apaan tagihan listrik bisa sampai segitu?" Mama berseru penuh emosi begitu pulang ke rumah, wajahnya langsung terlihat kesal.

Aku yang tengah menyapu di teras depan langsung menghentikan aktifitas.

"Ada apa, Ma?"

"Masa iya tagihan listrik hampir satu juta? WIFi lima ratus ribu, belum lagi tagihan sofa yang kemarin kamu beli 750 ribu," keluh Mama.

"Harusnya berapa, Ma? Biasanya aku juga bayarnya segitu kok," jawabku.

"Kalau kayak gini bisa tekor, Mama. Elang kasih uang buat kamu?"

Aku menggeleng. "Kan, uangnya sudah Mas Elang kasih sama Mama semua."

"Ya sudahlah." Wajah Mama semakin terlihat kesal. Pasalnya selama ini mereka hanya taunya ada, dan kebutuhan terpenuhi. Tidak peduli dengan cicilan yang harus segera di bayar.

Mama pun berlalu masuk ke rumah. Sementara aku melanjutkan menyapu teras. Biar saja, Mama yang katanya mau mengurus keuangan, aku tak peduli toh yang penting, Mas Elang masih memberi jatah untuk jajan Kinara.

Usai menyapu di depan, aku kembali masuk. Mengerjakan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status