Home / Romansa / Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku / Bab 6. Malam Panas yang Terlarang

Share

Bab 6. Malam Panas yang Terlarang

Author: Te Anastasia
last update Huling Na-update: 2025-09-26 17:21:06

Seharian, pikiran Maxim terus tertuju pada Marieana.

Setiap kali berusaha melupakan wajah gadis itu, Maxim kembali teringat lagi dengan paras cantiknya yang sendu.

Sungguh, wajah Marieana terasa familiar. Tapi sekeras apapun mencoba mengingat, ia tidak menemukan sosok yang mengingatkannya pada gadis itu.

"Marieana...," lirih Maxim dengan pandangan kosong. "Marieana Florence."

Maxim menatap gelas berisi scotch di tangannya dan menenggak minuman itu hingga tandas. Ia melampiaskan rasa lelah dan pusingnya dengan minum bersama salah satu temannya di sebuah bar.

Maxim kembali meraih botol scotch di hadapannya, namun temannya—Aland menahan tangannya dengan cepat.

"Sudah, Maxim. Kau sudah mabuk berat!" seru Aland melarangnya.

Laki-laki pemilik bar itu menyerah napasnya panjang sembari menatap wajah Maxim yang merah padam.

"Ayolah, kawan! Tidak biasanya kau seperti ini. Apa yang terjadi padamu?"

Aland benar-benar dibuat heran oleh Maxim yang mengajaknya pergi minum hingga mabuk, apalagi ia mendengar beberapa kali Maxim meracaukan nama seorang wanita yang jelas-jelas bukan nama mantan istrinya.

Maxim tertunduk dan memijat keningnya. "Gadis itu," lirih Maxim lagi. "Marieana…."

Maxim memejamkan kedua mata sejenak sebelum membukanya kembali. Entah mengapa, perasaan tak biasa yang ia rasakan tak bisa hilang. Justru semakin besar dan membuatnya terusik.

Gadis itu … gadis polos yang pagi tadi menangis di hadapannya … bagaimana mungkin berhasil membuatnya berdebar-debar?

**

Sementara itu, di tempat lain, Marieana tampak berusaha memejamkan mata.

Saat ini, hanya dirinya yang berada di rumah megah milik Keluarga Valdemar. Semua orang tengah pergi ke luar kota, termasuk suaminya.

Marieana hampir tenggelam dalam mimpi saat tiba-tiba saja pintu kamarnya menjeblak terbuka. Gadis itu segera bangun dan terkejut melihat sosok Maxim Valdemar berjalan sempoyongan ke dalam kamarnya.

"Pa-Paman Maxim!?" Marieana beranjak dari atas ranjang dan berjalan mendekati laki-laki itu.

Maxim berdiri menatapnya sayu. Aroma pekat alkohol menguar dari laki-laki itu, membuat Marieana mengernyitkan hidung.

"Marieana," lirih Maxim, sambil berjalan mendekatinya.

"Paman mabuk," kata Marieana.

Ia merinding saat jarak di antara mereka semakin menipis. Marieana tidak sempat mengelak saat lengan Maxim menarik pinggangnya.

“Paman—”

Marieana seketika terpaku saat Maxim meletakkan kepalanya di pundaknya.

"Kau ... sengaja menggodaku," bisik Maxim, yang kini menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Marieana.

Di tengah rasa takut yang menggetarkan hati, Marieana kembali mengingat tujuannya berada di rumah ini.

Dan mungkin, ini adalah waktu yang tepat.

Marieana tidak peduli meski dengan cara kotor dan menjijikkan sekalipun, asal pria ini benar-benar hancur di tangannya.

Namun, Marieana ingin bermain cantik. Ia mungkin bisa saja menghabisi Maxim saat ini juga, selagi pria itu mabuk. Tapi itu hanya akan menyiksanya sesaat. Marieana ingin Maxim menderita, seperti apa yang ia alami selama bertahun-tahun.

"Paman sedang mabuk," bisik Marieana, lalu membelai pipi Maxim yang terasa hangat. "Apa yang Paman cari di kamarku?"

Iris hitam Maxim yang sayu terlihat berkilat menatap wajah cantik Marieana. Laki-laki itu semakin mengeratkan rangkulan tangannya di pinggang Marieana hingga semakin memangkas jarak di antara mereka.

"Dirimu,” jawab Maxim.

Detik berikutnya, tanpa aba-aba, Maxim menarik tengkuk Marieana dan memagut bibirnya dengan kasar.

Marieana tidak melawan, tapi tidak juga menyambut. Ia hanya bergeming saat Maxim semakin memperdalam lumatannya.

Maxim kemudian memeluk tubuh Marieana, lalu mendorong gadis itu ke arah ranjang tanpa melepaskan tautan bibirnya. Ia mengurung tubuh kecil Marieana dalam kungkungannya.

"Ma-Maxim, ahh—" Marieana meremas punggung laki-laki itu saat bibir Maxim mulai menjajaki ceruk lehernya.

Ia sudah berusaha menahan, tapi desahan kotor itu tetap terlepas dari bibirnya. Marieana menggigit bibir, setengah mati mempertahankan akal sehatnya.

Maxim menaikkan pandangannya, menatap Marieana yang kini gemetar tak berdaya. Gadis itu mengalungkan kedua tangannya pada lehernya.

"Kau membuatku gila, Marieana…."

Marieana menggelengkan kepalanya, namun Maxim justru kembali mencium bibirnya dengan lebih dalam dan menuntut. Tubuh Marieana berkhianat saat merasakan tangan Maxim menyentuh bagian-bagian tubuhnya yang sensitif.

Sungguh Marieana merasa jijik pada dirinya sendiri. Harga dirinya seolah terinjak saat disentuh dan dibelai oleh paman suaminya sendiri. Oleh musuhnya sendiri.

Mariena ingin menangis, tapi lukanya terlalu dalam. Dendamnya terlalu besar hingga lama-lama membuatnya mati rasa.

"Maxim, tu-tunggu...." Mariena memejamkan kedua matanya erat saat merasakan sentuhan lembut laki-laki itu di balik gaun tidur tipis yang ia pakai.

Maxim melepaskan satu persatu kancing vest hitam dan kemeja putih yang ia pakai sebelum melemparkannya begitu saja, lalu menarik selimut untuk menutup tubuh mereka berdua.

Laki-laki itu menatap wajah Marieana yang memerah, tampak kacau dan terengah-engah di bawahnya.

Maxim tersenyum simpul saat membelai pipi Marieana, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu.

“Bersiaplah, Marieana,” bisiknya dengan suara dalam. “Malam ini akan menjadi malam yang panjang….”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 6. Malam Panas yang Terlarang

    Seharian, pikiran Maxim terus tertuju pada Marieana.Setiap kali berusaha melupakan wajah gadis itu, Maxim kembali teringat lagi dengan paras cantiknya yang sendu. Sungguh, wajah Marieana terasa familiar. Tapi sekeras apapun mencoba mengingat, ia tidak menemukan sosok yang mengingatkannya pada gadis itu."Marieana...," lirih Maxim dengan pandangan kosong. "Marieana Florence." Maxim menatap gelas berisi scotch di tangannya dan menenggak minuman itu hingga tandas. Ia melampiaskan rasa lelah dan pusingnya dengan minum bersama salah satu temannya di sebuah bar. Maxim kembali meraih botol scotch di hadapannya, namun temannya—Aland menahan tangannya dengan cepat. "Sudah, Maxim. Kau sudah mabuk berat!" seru Aland melarangnya.Laki-laki pemilik bar itu menyerah napasnya panjang sembari menatap wajah Maxim yang merah padam."Ayolah, kawan! Tidak biasanya kau seperti ini. Apa yang terjadi padamu?" Aland benar-benar dibuat heran oleh Maxim yang mengajaknya pergi minum hingga mabuk, apalagi

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 5. Tidak Ingin Melihatmu Menangis

    "Kau benar-benar tidak punya rasa malu, Marieana! Baru beberapa hari di sini, tingkahmu sudah begitu menjijikkan!" Kata-kata kasar itu terlontar dari mulut Arzura, ibu mertua Marieana.Hari masih pagi dan Marieana sudah dimaki-maki lantaran Camila mengadu pada Arzura tentang apa yang wanita itu lihat antara Marieana dengan Maxim semalam, hingga membuat Arzura melampiaskan kemarahan padanya.Rumah sedang sepi, David juga berpamitan pergi ke luar kota subuh tadi hingga Marieana ditinggalkan di rumah itu bersama Keluarga Valdemar yang ia benci di dalamnya. "Camila tidak mungkin berbohong, dia bilang semalam kau menggoda Maxim di dapur! Urat malumu sudah putus ya?!" sentak Arzura lagi. “Beraninya kau menggoda paman suamimu sendiri?!”Marieana menatap Arzura. "Aku sama sekali tidak menggoda Paman Maxim, Ma. Saat itu aku hanya mengambil air minum, tidak lebih. Aku juga tidak tahu bila Paman Maxim ada di dapur." "Alasan! Kau memang perempuan murahan! Sudah miskin, tidak tahu diri!" berang

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 4. Menggoda dan Tergoda

    Malam sudah begitu larut, tapi Marieana masih terjaga dan tidak bisa tidur. Di sebelahnya, David terlelap pulas sambil memeluknya dengan erat. Gadis itu terdiam menatap kosong ke arah jendela kamarnya. Jemarinya meremas bantal lantaran rasa frustrasi yang kini ia rasakan. Mariena menyergah napasnya pelan dan memejamkan kedua matanya. ‘Ya Tuhan, apa lagi yang aku harus aku lakukan?’Gadis itu tidak menyangka Maxim akan sangat sulit didekati. Pria itu seolah membangun tembok tinggi untuk semua orang. Beberapa menit kemudian, Marieana mendengar suara seseorang dari luar kamar. Suara itu milik Maxim.Marieana menoleh ke belakang, David masih tertidur pulas. Perlahan-lahan, Marieana melepaskan lilitan tangan David di pinggangnya."Maafkan aku, Dav," lirihnya hampir tak bersuara. Setelah itu, Marieana beranjak dari atas ranjang, lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya tanpa bersuara. Udara dingin langsung menusuk kulit tubuh putih dan mulus Marieana yang kini hanya berbalut gaun ti

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 3. Semalam Paman yang Menemaniku

    Keesokan paginya, Marieana berjalan menuruni anak tangga sambil memeluk lengan David mesra. Mereka berjalan menuju ruang makan di mana semua anggota keluarga sudah menunggu di sana. "Selamat pagi," sapa Marieana pada mereka semua. Tapi tidak ada yang membalas sapaannya."Ayo cepat sarapan, Dav," sahut Arzura, ibu David, tanpa mempedulikan Marieana. David memperhatikan raut Marieana yang terlihat murung. "Ayo duduk, Sayang," bujuknya, lalu menarik satu kursi untuk istrinya itu."Terima kasih, Sayang," balas Marieana, sambil tersenyum tipis. Marieana duduk berhadapan dengan Camila Bailey—wanita yang seharusnya ia panggil dengan sebutan Bibi. Camila adalah saudara sepupu jauh dari Keluarga Valdemar. Karena orang tuanya sudah meninggal, Camila yang hidup sebatang kara akhirnya diizinkan untuk tinggal bersama di sini. Wanita cantik berambut sebahu itu tampak tak acuh, seolah Marieana tidak benar-benar berada di sana. Bahkan caranya menatap Marieana begitu merendahkan, seolah ingin men

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 2. Malam Pertama dan Sebuah Godaan

    Pernikahan Marieana dan David pun terlaksana beberapa hari kemudian. Orang tua David mau tidak mau merestui mereka karena David mengancam akan pergi dari rumah. Pesta pernikahan itu digelar secara tertutup, hanya beberapa kerabat yang hadir. Orang tua David tidak ingin pernikahan itu diketahui oleh publik.Marieana tidak keberatan. Ia tidak peduli dengan semua itu karena tujuan utamanya bukanlah menjadi bagian dari keluarga Valdemar yang kaya raya.“Sekarang aku sudah semakin dekat,” bisik Marieana lirih. Gadis itu menatap cincin pernikahan yang melingkari jari manisnya. Senyum sinis menghiasi wajahnya yang cantik alami. Sejak belia, Marieana hidup menderita karena Maxim Valdemar. Pria itu telah merenggut semua miliknya tanpa sisa. Dulu, keluarga Marieana menjalin kerja sama bisnis dengan keluarga Valdemar. Namun, saat bisnis mereka berada di puncak, keluarga Valdemar berkhianat. Mereka menarik semua investasi hingga akhirnya perusahaan keluarga Marieana jatuh bangkrut.Tak hanya

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 1. Laki-laki yang Kuinginkan

    "Sampai kapanpun aku tidak akan merestui anakku menikah dengan gadis rendahan sepertimu, Marieana!" Pekikan keras dari wanita setengah baya itu membuat Marieana Florence membeku.Di bawah meja, tangannya terkepal dengan kuat, tampak berusaha menahan diri. Namun, alih-alih menunjukkan amarah, gadis berparas cantik itu memasang raut wajah sendu.“Maafkan saya, Nyonya—”“Apa yang Mama bicarakan?!” sela David Valdemar, kekasih Marieana, sebelum gadis itu sempat menyelesaikan kalimatnya.Pria itu terlihat marah. Ia menarik tangan Marieana dan menggenggamnya dengan erat. Malam ini, David mengajaknya untuk berkenalan dengan Keluarga Valdemar, sekaligus meminta restu untuk menikah. Tetapi, Keluarga Valdemar menolak dengan keras lantaran perbedaan status sosial mereka yang berbeda jauh.“Suka atau tidak, aku tetap akan menikah dengan Marieana,” ujar David kukuh, lalu beranjak dari duduknya. “Ayo, Sayang.”"Sekali tidak, maka tetap tidak, Dav!" bantah ibunya tidak mau kalah. "Kekasihmu itu ti

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status