Home / Romansa / Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku / Bab 72. Kenikmatan Tiada Tara

Share

Bab 72. Kenikmatan Tiada Tara

Author: Te Anastasia
last update Huling Na-update: 2025-11-13 10:08:19

Udara hangat menyelimuti sepasang insan yang tengah bergelung di atas ranjang di bawah selimut tebal. Dengan tubuh tanpa sehelai benang, setelah kegiatan panasnya yang berlalu.

Marieana masih berbaring dengan wajah letihnya yang basah akan keringat. Usai keluar dari ruangan kerja Maxim, mereka berdua benar-benar melanjutkan aktivitas panasnya di dalam kamar.

"Maxim," rintih Marieana merengkuh punggung kekar pria itu.

"Ya, Sayang?" Maxim mengangkat wajahnya dan mengecup setiap jengkal wajah Marieana.

Marieana menangkup satu pipi pria itu, ia menatapnya dengan begitu dalam dan senyuman samar yang tersembunyi di balik keletihan.

"Apakah kita akan segara pulang?" tanya Marieana.

"Heem. Besok pagi kita pulang," jawab pria itu sebelum kembali menyembunyikan wajahnya dalam ceruk leher Marieana. "Malam nanti, kita pergi jalan-jalan dulu, okay?"

Marieana mengangguk patuh, jemari tangannya meremas rambut hitam pria itu saat Maxim masih mencumbunya dengan ciuman di lehernya.

"Ka-
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 84. Hampir Ketahuan

    Setelah dua hari Marieana dirawat di rumah sakit. Pagi ini gadis itu sudah diizinkan pulang oleh dokter, selain karena lukanya yang tidak serius, Marieana juga merasa tidak betah berlama-lama di rumah sakit karena ia benci aroma obat-obatan. Saat ia pulang, keadaan di kediaman Maxim benar-benar sangat sunyi dan sepi. Marieana bersama Maxim yang kini berjalan di belakangnya. "Ke mana semua orang? Sepi sekali," ucap gadis itu sembari berjalan perlahan-lahan menaiki anak tangga. "Mereka sedang pergi," jawab Maxim merangkulnya. Pria itu melirik wajah Marieana. "Istirahat di mana? Kamarku, atau kamarmu?" "Kamarku saja, Paman," jawab gadis itu. Mereka berdua masuk ke dalam kamar Marieana. Aroma wangi bunga mawar yang menyeruak dari dalam kamar itu. Pandangan Marieana mengedar, tidak ada yang berubah dari dalam kamarnya selama ia tinggal beberapa hari. Tandanya, David tidak tidur di rumah selama beberapa hari ini. Marieana duduk di tepi ranjang, gadis itu menatap Maxim yang b

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 83. Sebuah Kepemilikan Atas Dirimu

    Melihat kedatangan Maxim, sontak David langsung melepas tangannya dari dagu Marieana. Seperti yang Marieana duga, kalau David tidak akan berani menghadapi Maxim secara langsung. Wajahnya pun kini tampak pucat pasi saat Maxim berjalan mendekatinya. "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengapit dagu istrimu?" Maxim menatapnya dengan tatapan tajam. David berdeham kecil. "Tidak, Paman. Maksudku—" Ucapan David terhenti begitu Maxim mendekati mereka. Pria dingin itu menatap tajam pada keponakannya. "Istrimu sedang sakit dan kau masih mempermalukannya seperti tadi. Sebenarnya, apa maumu pada istrimu, Dav?" Maxim menekan ucapannya pada David. David mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat mendengar pertanyaan Maxim yang mendesaknya. Sedangkan Marieana yang berada di tengah ketegangan Paman dan Keponakan itu, ia merasa senang di dalam hatinya. Setidaknya, Maxim menunjukkan betapa ia melindungi Marieana. "Sudahlah, Paman... aku tidak apa-apa. A-aku memang membuat suamiku kesal," sela M

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 82. Sama-sama Bermuka Dua

    "Sialan! Bagaimana bisa gadis bodoh itu justru melindungi Maxim! Istrimu itu benar-benar bodoh, Dav!" Teriakan keras itu terdengar dari arah ruangan keluarga. Brian sangat marah setelah mendengar kabar kalau Marieana masuk ruang sakit karena luka tusuk akibat melindungi Maxim dari seseorang yang ingin menyerang Maxim. Orang itu adalah orang suruhan Brian. Padahal, Brian dan Arzura sudah bersiap menerima kabar bahagia tentang kematian Maxim, tetapi nyatanya justru Marieana yang melindungi Maxim. "Marieana memang gadis bodoh! Kalau dia tidak melindungi Maxim, pasti Maxim sudah mati dan kita bisa menikmati harta keluarga ini!" seru Arzura. "Semua ini gara-gara Marieana!" Sebagai seorang suami Marieana, David hanya diam dengan wajah sebal. Ia ikut kesal seperti apa yang orang tuanya rasakan. Karena David juga sempat menantikan harta keluarga Valdemar ini, jatuh ke tanganmu dengan kematian Maxim. Tetapi, pria itu sampai sekarang tetap masih hidup berkat Marieana yang menyelamatkann

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 81. Marieana Tertusuk

    Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung menangani Marieana di dalam sebuah ruangan khusus. Sementara Maxim menunggu di luar ruang pemeriksaan bersama Logan. Maxim menatap mantel hangat berwarna merah muda milik Marieana yang kotor akan cairan merah segar. Raut wajah Maxim tampak sedih, marah, dan khawatir yang tidak kunjung usai. "Semoga kau baik-baik saja, Marie," ucap Maxim, ia berdiri menyandarkan kepalanya pada dinding. Logan berjalan mendekati Maxim setelah ia menerima panggilan telfon dari orang-orang Maxim. "Tuan, saat ini pelakunya sudah tertangkap dan sudah berada di kantor polisi. Saya akan ke sana untuk terus mengurus tindakan selanjutnya," ujar Logan. Wajahnya mengeras dalam hitungan detik. "Pastikan orang itu mengaku tentang apa tujuannya, dan siapa yang telah membayarnya untuk menghabisiku!" perintah Maxim. Logan mengangguk. "Baik, Tuan," jawabnya. "Saya akan segera menghubungi Tuan nanti." "Pergilah!" seru Maxim. Tanpa menjawabnya lagi, Logan pun be

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 80. Jangan Mati Bila Bukan Aku yang Membunuhmu

    Marieana mendatangi kantor milik Maxim. Dengan langkah terburu-buru ia berjalan menuju ke ruangan CEO. Namun, saat Marieana membuka pintu, Maxim tidak ada di dalam sana. Hanya ada Logan yang kini tampak terkejut dengan kemunculan Marieana. "Nona Marieana?" sapa Logan dengan ekspresi terkejut. Marieana berjalan mendekati Logan dengan ekspresi cemas. "Di mana Paman Maxim?" tanyanya. "Tuan Maxim sedang ada pertemuan dengan kolega dari luar kota, Nona," jawab Logan. "Antarkan aku ke sana sekarang juga!" seru Marieana. "Ayo, Logan!" Logan kebingungan, namun ia tidak bisa menolak perintah Marieana karena gadis itu adalah gadis kesayangan Tuannya. Mau tidak mau, Logan mengantarkan Marieana ke tempat di mana Maxim berada. Sepanjang perjalanan, Marieana tampak sangat cemas. Dia juga tidak mengatakan alasan apapun pada Logan. Gadis itu mengepalkan jemari kedua tangannya menjadi satu, dan berdoa sepanjang jalan. "Apa ada hal buruk yang terjadi, Nona?" tanya Logan melirik Mariean

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 79. Rencana Licik David dan Orang Tuanya

    Udara dingin melingkupi tubuh Marieana. Gadis itu Masih bergelung dengan selimut tebal yang membungkusnya. Suara lonceng angin di depan jendela kamar bergemerincing merdu, mengusik tidur tenang Marieana hingga membuat gadis itu terbangun. Marieana mengulurkan tangannya meraba-raba ruang kosong di sampingnya. "Maxim..." Gadis itu membuka kedua matanya dan ia tidak mendapati Maxim di sana. Rasanya seketika hampa. Marieana perlahan-lahan bangun dan duduk di atas ranjang. Ia menatap tubuhnya yang tidak lagi lagi polos, tengah malam tadi, Maxim membangunkannya dan membantunya kembali memakai baju agar tidak kedinginan. Marieana bergeming menatap pemandangan langit putih di luar, dari jendela paviliun. "Pria itu... musuh yang sangat mencintaiku," ucap Marieana lirih. Marieana menyentuh perutnya yang rata. Masih terbayang-bayang jelas bagaimana Maxim mengusap perutnya dan berkata hanya anaknya lah yang akan tumbuh di dalam rahimnya. Itu semua terdengar lucu, namun juga men

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status