Share

Part 2

"Itu selingkuhanmu, Nadhine? Ternyata omongan mama benar jika kamu punya selingkuh!" Aku masih diam, percuma menjelaskan apa-apa.

 

"Kenapa diam? Jawab! Delapan tahun kamu menghilang tanpa kabar, kenapa tidak sekalian kamu hilang. Kamu kira mudah melupakanmu, hilang dan pergi sesukamu!" ada air yang keluar dari bola matanya, kenapa dia marah dan menangis? Bukannya disini aku yang menjadi korban?

 

"Han, ayo kita kembali ke ruangan," ajakku pada Reyhan yang ikut diam melihat Andra melabrakku.

 

Reyhan hanya ikut, sementara Andra tidak terima aku cuekin dia langsung mencegat kami berdua.

 

"Kenapa pergi? Apa begini caramu membuat hati orang terluka?" apa Andra selama ini terluka? Entahlah, bingung dengan semua ini.

 

"Kamu siapa?" Andra menunjuk Reyhan.

 

"Kamu sebaiknya jangan mendekati dia, dia sangat gampang membuat orang sakit hati."  Semua orang mulai mendekat, karena Andra tidak bisa mengendalikan diri.

 

Reyhan terlihat emosi melihat Andra yang melabrak kami berdua, semua orang mendekati kami karena penasaran. Entah mengapa bibir ini terasa kelu, ini diluar dugaan bagiku yang belum siap untuk bertemu Andra setelah sekian lama. 

 

"Tidak perlu anda mengajari saya, Dok. Ajari dirimu dan keluargamu untuk menghargai Nadhine. Jika dia mau, 8 tahun ini dia menerimaku, tapi dia sulit untuk menerima laki-laki manapun karena trauma denganmu dokter Andra yang terhormat!" kali ini Andra diam, jujur sebenarnya sakit hati melihat dia lagi. Reflek tangan Reyhan kupegang supaya tidak tersulut emosi, bagiku Andra adalah masa laluku.

 

Tiba-tiba kepala bedah rumah sakit keluar, mendekati Andra. Bergegas kutarik Reyhan agar menjauh dari Andra, delapan tahun lalu sudah kukubur segala rasa yang ada dengan Andra beserta keluarganya.

 

"Selamat datang dokter Andra," sapa kepala bedah rumah sakit, apa? Jadi dia akan kerja disini. Aku dan Reyhan meninggalkan Andra yang belum bergeming untuk melihat kebersamaan kami.

 

"Kenapa hanya diam, Nadhine?" tanya Reyhan.

 

"Han, kita kembali ke ruangan, ya."

 

"Kenapa kamu tidak membela diri, Nad? Selama ini kamu sudah sabar menjalani segala hinaan keluarganya? Jika aku jadi kamu mungkin sudah kutampar dia!"

 

"Sudah, Han. Kamu tidak bisa berdamai dengan masa depan, jika masa lalu masih menghantuimu, aku sudah berdamai dengan masa laluku, Han!"

 

"Justru kamu belum berdamai dengan masa lalumu hingga belum membuka diri dengan laki-laki manapun, Nad!"

 

"Seiring berjalan waktu, Han. Semuanya akan kembali normal, saat ini belum ada yang tepat saja. Untuk membuktikan kepada dunia kita harus buktikan dengan prestasi yang kita miliki bukan terpuruk dengan keadaan yang ada, Han."

 

"Kamu memang luar biasa, Nadhine!" Reyhan dari dulu sangat peduli denganku kami sudah seperti saudara dalam suka dan duka.

 

"Hooh, biasa di luar gentayangan, lebih baik pak dokter siapkan mental karena sebentar lagi menikah dengan dokter Vivi." 

 

"Asyiiap, Nad! Yang itu tak perlu diragukan, pastikan kamu baik-baik saja, temukan orang yang pas biar tidak jadi buah pikiran abang jadi-jadianmu ini."

 

"Hahaha ... siap abang jadi-jadian!"

 

Kami berpisah ke ruangan masing-masing meski hatiku galau melihat Andra yang tiba-tiba hadir diantara kami.

 

***

 

Di dalam ruangan kusibukkan diriku sebisa mungkin, jika Andra kembali dipastikan babak baru masalahku kembali lagi. Rasanya ingin menghilang lagi, sungguh berat hanya melihat dia disini. Rasanya air mata ini tidak bisa dibendung mengingat penolakan keluarganya terhadapku.

 

"Nadhine, kenapa nangis?" Reyhan tiba-tiba hadir bersama Vivi tunangannya.

 

"Kak Vivi ...." aku memanggilnya kak vivi karena aku dan dia beda bulan di tahun kelahiran kami. Vivi lebih 2 bulan lahir denganku.

 

"Nad, kenapa nangis?"

 

"Gak, cuma lagi baper, calon pengantin kok tiba-tiba hadir?" 

 

"Iya, kebetulan ada acara di dekat puncak dan Reyhan sudah menceritakan semua kejadian yang menimpamu." Vivi memelukku, entah mengapa sesedih ini. Ini sungguh berat bagiku!

 

"Jika tidak kuat pindah rumah sakit saja, Nad, sama aku saja bagaimana?" tanya kak Vivi.

 

"Gak kak, insya Allah kuat." Kak Vivi memang orang yang sangat peduli denganku sama dengan Reyhan. Mereka memang pasangan yang paling serasi. Hanya mereka yang peduli denganku dari dulu sampai saat ini.

 

Saat ini harus kuat menghadapi kenyataan.

 

 

 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
setelah 8 thn ketemu lagi denagn dr andra,stelah dipisahkan oleh keluarga dr anfra
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status