Share

Bab 40

last update Huling Na-update: 2025-06-02 13:00:25

Wajah Josephine sepulang berlibur tampak berseri-seri. Semua rekan kerjanya bahkan terheran dengan perubahan yang terjadi. Mereka bertanya-tanya, apa yang dilakukan wanita itu selama dua hari cutinya. Banyak pertanyaan yang mereka pendam karena saat ini Josephine sedang berkutat di depan komputer. Mereka takut terkena semprotan amarah wanita itu jika mengganggu.

“Sepertinya Dokter Daisy pergi selama dua hari dengan kekasihnya,” ucap Angela, berbisik pada Naima yang duduk di sampingnya.

“Ya, sepertinya begitu. Tanda merah yang sedikit samar di lehernya sudah menjelaskan dengan siapa dia pergi.” Naima mencoba menahan tawa. Sepertinya, dokter itu terburu-buru sampai tidak menutupi bekas merah tersebut dengan benar. Namun, dengan itu mereka akhirnya mendapat jawaban atas rasa penasaran mereka selama dua hari.

Josephine yang sudah menyelesaikan beberapa laporan yang tertunda akhirnya berdiri seraya meregangkan otot-otot tubuhnya. Dia juga sudah membuat laporan terkait pasokan instrumen dan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Shadow of Revenge    Bab 44

    Josephine pada akhirnya bolos bekerja. Untuk pertama kalinya dia melakukan pelanggaran, tetapi berkat Callister pihak rumah sakit tidak mempermasalahkannya. Amadeo memberinya waktu tiga hari cuti dengan alasan untuk menenangkan diri. Sementara itu, pemberitaan makin memanas. Banyak pihak mencari keberadaan Josephine. Namun, wanita itu berhasil bersembunyi dari keramaian. Callister membawanya ke sebuah pulau pribadi. “Call, kau yakin Josephine hanya tertidur dan bukan pingsan?” Fawn menatap wanita muda yang terlelap dalam gendongan putranya. Setelah menjalani perawatan yang begitu lama, akhirnya dia sembuh dan kembali menjalankan kehidupan normalnya. “Bu, dia kelelahan setelah perjalanan jauh menggunakan pesawat.” Callister berjalan menuju kamar untuk meletakkan tubuh wanita itu. “Kau tidak melakukan apa pun padanya, ‘kan?” Fawn mengikuti putranya di belakang. Jika hanya kelelahan biasa, seharusnya wanita itu akan terganggu dengan suara bising di sekitarnya. Namun, Josephine te

  • Shadow of Revenge    Bab 43

    Josephine terlihat kebingungan dengan kerumunan orang di lantai dasar rumah sakit. Wanita cantik berdiri di tepi lantai dua. Hingga Emilia menyadari keberadaannya. “Itu dia dokter penipu yang menggunakan nama orang lain untuk mengelabui banyak orang!” serunya.Semua orang langsung menengadah. Terutama para pemburu berita yang langsung mengarahkan kamera.“Dokter ….” Naima terlihat khawatir. Anggota bedah trauma lainnya berlarian untuk memastikan kondisi dokter senior mereka. Direktur rumah sakit pun pergi ke lantai dua setelah mendapat kabar adanya keributan yang disebabkan Emilia.Di bawah, banyak perawat senior saling berbisik. “Pantas saja wajah mereka terlihat mirip. Rupanya mereka orang yang sama.”“Terlepas dari itu, aku tidak percaya jika dia menjebak Dokter Chelsea seperti yang dikatakan Nyonya Melden.”Josephine bergeming di tempatnya. Tatapannya menyorot dingin hingga mengusik para pemburu berita yang terus mengarahkan kamera padanya.“Dokter Daisy.” Amadeo menghampiri dokt

  • Shadow of Revenge    Bab 42

    Malam hari di tengah kota. Andrew keluar dari salah satu toko kue. Pria itu pergi untuk mencarikan kue yang diinginkan istrinya yang tengah mengandung. Pria itu menyusuri jalan seraya merapatkan mantel yang dikenakan. “Luna pasti akan senang karena kue yang dia inginkan tersedia di toko itu,” gumamnya.Akan tetapi, sesuatu menarik perhatian dokter pria. Seorang wanita diseret ke sebuah gang gelap gulita. Wanita itu jelas berusaha meminta pertolongan, tetapi tidak ada siapa pun yang mendengarnya kecuali Andrew. Dia pun mengejar mereka yang menyeret wanita itu. Hingga Andrew sampai di sebuah gudang. Tak jauh dari sana, seorang wanita menangis histeris. Kedua tangan dan kakinya dicekal dua pria, sementara pria lainnya bersiap melecehkannya.Andrew langsung mendekat hingga ketiga pria menoleh serentak. “Lepaskan wanita itu, atau aku akan memanggil polisi.” Mengeluarkan ponsel untuk menggertak ketiga berandalan di depan.Bukannya takut, ketiga pria itu jutsru tertawa meremehkan. Salah satu

  • Shadow of Revenge    Bab 41

    “Seseorang mengirimkan sebuah video ke grup percakapan rumah sakit. Dokter Dexter, bisa kau jelaskan mengenai video ini?” Amadeo membalikkan laptop agar menghadap dokter muda di depannya. Sebuah video berputar di sana. Sosok Dexter yang mencoba mendorong sebuah mobil ke jurang.Wajah Dexter pucat pasi. Tangannya gemetar dan berkeringat dingin. Entah siapa orang yang mengirim video itu ke grup percakapan rumah sakit. Untuk mengelak pun tidak mungkin, wajahnya terekam jelas di sana. Tak hanya dia, wajah putus asa Josephine, serta Chelsea yang memprovokasinya pun tertangkap kamera.“Aku tidak menyangka, kaulah orang yang melenyapkan kekasihmu sendiri.” Amadeo mengambil kembali laptop di hadapan Dexter.“Aku bisa menjelaskannya, Professor. Semua itu atas perintah Chelsea. Aku sama sekali tak berniat membunuh Josephine.” Dexter menyugar rambutnya, frustasi.“Tak berniat membunuh, tetapi kau dorong mobilnya ke jurang?” Amadeo mendengkus sinis. “Lantas, jika itu sebuah perintah, haruskah kau

  • Shadow of Revenge    Bab 40

    Wajah Josephine sepulang berlibur tampak berseri-seri. Semua rekan kerjanya bahkan terheran dengan perubahan yang terjadi. Mereka bertanya-tanya, apa yang dilakukan wanita itu selama dua hari cutinya. Banyak pertanyaan yang mereka pendam karena saat ini Josephine sedang berkutat di depan komputer. Mereka takut terkena semprotan amarah wanita itu jika mengganggu.“Sepertinya Dokter Daisy pergi selama dua hari dengan kekasihnya,” ucap Angela, berbisik pada Naima yang duduk di sampingnya.“Ya, sepertinya begitu. Tanda merah yang sedikit samar di lehernya sudah menjelaskan dengan siapa dia pergi.” Naima mencoba menahan tawa. Sepertinya, dokter itu terburu-buru sampai tidak menutupi bekas merah tersebut dengan benar. Namun, dengan itu mereka akhirnya mendapat jawaban atas rasa penasaran mereka selama dua hari.Josephine yang sudah menyelesaikan beberapa laporan yang tertunda akhirnya berdiri seraya meregangkan otot-otot tubuhnya. Dia juga sudah membuat laporan terkait pasokan instrumen dan

  • Shadow of Revenge    Bab 39

    Apa yang ditakutkan Alexander benar terjadi. Seseorang membesar-besarkan masalah yang dilakukan Chelsea. Kini, tak hanya forum diskusi yang memperbincangkan kelalaian mantan dokter itu, tetapi media sosial pun membicarakannya. Bahkan, beberapa stasiun berita pun membahas tentang masalah tersebut.“Siapa yang berulah? Apakah Callister? Atau Dexter?” tanya Alex pada asisten pribadinya. Namun, yang didapat pria itu justru gelengan kepala.“Tuan Benedict dan kakak Nyonya Emilia. Mereka melakukannya sebagai bentuk protes karena Anda tidak membantu di saat-saat terburuk keduanya.”“Bedebah sialan itu! Mereka benar-benar tidak kapok. Seharusnya mereka berterima kasih karena akulah mereka tidak dijebloskan ke penjara. Namun, mereka justru mengusik kami dengan pemberitaan Chelsea? Aku tidak bisa membiarkannya begitu saja.”“Saya siap melakukan perintah Anda, Tuan.”“Patahkan kedua tangan Benedict. Bukankah dia sangat membanggakan keahlian bedahnya yang tidak seberapa itu?” Alexander tersenyum

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status