Saat Ampy Ang sedang dalam perjalanan menuju Pegunungan Cincing dengan Kwe Ci, dia mengatakan bahwa dirinya telah berbohong kepada Pemimpin Keluarga Ci. Gadis itu melakukan hal tersebut, karena dia merasa ada gerak-gerik mencurigakan dari seorang yang berjaga di depan ruangan Pemimpin Keluarga Ci."Aku melihat pengawal itu mulai bertingkah aneh. Dia menempelkan telinganya ke dinding ketika tidak ada seorang pun di sekitarnya. Aku merasa dia sedang menguping pembicaraan kami. Kemudian, aku membuat rencana dengan Kakaku. Kakaku bertugas memberitahu rencana ini kepada Tuan Muda Ketiga Keluarga Ci secara diam-diam. Ini bertujuan agar Tuan Muda Ketiga menyampaikan kepada saudara-saudarinya dan juga Pemimpin Keluarga Ci, bahwa yang aku katakan tadi adalah sebuah kebohongan untuk mengelabui para penyusup itu," jelas Ampy Ang.Terik matahari, kini telah condong ke arah barat. Langit biru yang cerah seketika berubah menjadi jingga karena sang cahaya yang mulai meredup. Ampy Ang menarik napas p
Renggin Ang dikepung oleh para penyusup itu. Perisainya retak, lalu hancur."Cih! Beraninya keroyokan!" gerutu anak itu."Atur formasi! Bunuh mereka sekaligus!"Para penyusup itu memposisikan diri membuat suatu formasi. Yang dimaksud membunuh mereka sekaligus adalah membunuh Renggin Ang dan Pemimpin Keluarga Ci. Mereka membentuk formasi pedang kematian dengan memegang pedang-pedang mereka di atas kepala. Posisi pedang mengarah ke depan dengan sumbu 90° antara pedang dan badan.Aura pedang-pedang itu mengeluarkan tekanan yang sangat kuat, membuat tubuh Renggin Ang dan Kurca Ci menjadi kaku. Tak bisa bergerak."Cai Cing!"Saat Renggin Ang sedang dalam keadaan terdesak, hampir saja dia menggunakan Cai Cing untuk membantunya. Namun, sang leluhur tiba-tiba mencegahnya dan berkata."Jangan gunakan roh hewan spiritualmu! Aku khawatir, bisa saja mereka mengetahui identitasmu. Yang menguasai tubuh-tubuh para penyusup itu bukanlah manusia, akan tetapi mereka adalah roh-roh pedang yang telah men
Bukan hanya ruangan Pemimpin Keluarga Ci yang hancur, bahkan hampir semua bagunan di Kediaman Keluarga Ci hancur disebabkan pertarungan antara orang-orang kediaman melawan para penyusup."Tuan Pemimpin Akademi, bolehkah aku menaiki kedua bahu Anda?" tanya Ampy Ang meminta izin.Apa yang ingin gadis ini lakukan? Batin Kwe Ci. Tanpa bertanya kembali dia mengizinkan Ampy Ang untuk naik ke bahunya."Hujan seribu bintang!"Syuuut syuuut syuuut!Boom! Boom! Boom!Jurus ini cukup efektif untuk memperlambat gerakan para penyusup itu dan membuat mereka kewalahan."Formasi penyatuan roh!" ucap pemimpin para penyusup itu.Pedang-pedang mereka, melayang dan bersatu menjadi sebuah pedang besar seberat 1 ton. Pasukan para penyusup itu mengorbankan diri dan roh-roh pedang dalam diri mereka, bersatu di dalam tubuh ketua yang memimpin mereka.Kwe Ci pun akhirnya mengeluarkan roh hewan spiritualnya. "Cobra King!" Munculah seekor ular cobra yang sangat besar. Kepalanya lebar seperti daun dan sisik-sisik
"Sial! Aku tidak bisa bergerak," gumam si penyusup berusaha untuk berontak. Sementara itu, di alam bawah sadar si penyusup, Renggin Ang melihat seseorang dibelenggu rantai pada dua buah tiang besi. Di bawah telapak kakinya, terdapat lingkaran formasi pengikat jiwa. Lingkaran formasi tersebut, sama persis seperti gambar tato pada tengkuk si penyusup."Ini kah tato itu?" ujar Renggin Ang bergumam sembari mengamati Lingkaran formasi itu."Kakak, ingatlah! Jangan bersikap bodoh! Kekuatan mental adalah kekuatan terbesarmu. Jika kau gagal, aku akan mengutukmu!" ucap Ampy Ang terdengar samar-samar. "Ternyata, ini rencana kalian?!" ujar seseorang dari belakang Renggin Ang.Renggin Ang menoleh dan mendapati sosok yang sangat mengerikan. Sosok itu memiliki bentuk tubuh tak beraturan membuat Renggin Ang sedikit kaget."Ka-kau ini makhluk apa? Jelek sekali!" Renggin Ang memberanikan diri menghampiri sosok itu dan melihatnya dari dekat.Tiba-tiba makhluk itu mencekik leher Renggin Ang. "Heh! Seo
"Wahahaha!"Orang-orang dari Keluarga Sang dan Ju tertawa terbahak-bahak. Mereka menganggap omongan anak kecil itu hanya sebuah omong kosong.Tanpa basa-basi, Renggin Ang langsung mengeluarkan dua buah buntalan dari cincin spiritualnya. Kemudian, anak itu melemparkan kedua buntalan itu kepada mereka."30.000 keping emas untuk Keluarga Sang dan 20.000 keping emas untuk Keluarga Ju. Selesai. Pergi dan jangan membuat masalah lagi di wilayah kami!" ucap Renggin Ang.Mereka pun mengecek isi buntalan tersebut. Mata-mata mereka membelalak."Da-dari mana kau mendapat uang sebayak ini?" tanya salah satu dari mereka yang memegang buntalan."Dari mana pun kakakku mendapatkannya, bukankah yang terpenting hutang sudah terbayar?" ujar Ampy Ang. "Cepat pergi! Atau Keluarga Ci juga akan ikut campur!" Suara lantang Kelin Ci membuat orang-orang dari Keluarga Sang dan Ju bergidik. Mereka seketika pergi dan tidak berani membuat masalah lagi dengan Keluarga Ang.Semua anggota Keluarga Ang berterima kasi
Renggin Ang, Ampy Ang, dan keempat bersaudara dari Keluarga Ci, mencari Meng Aung mengelilingi wilayah kekuasaan Keluarga Ling. Sampai siang hari, mereka belum juga menemukannya."Jika kalian ingin pulang, maka pulanglah! Kami akan lanjut mencarinya di Hutan Mblesek," ujar Renggin Ang kepada empat bersaudara."Aku akan ikut bersamamu!" ucap Pe Ci melangkah maju ke depan Renggin Ang. "Aku meminta tolong kepada Kakak Pertama dan Kakak Kedua untuk mengantar Rin Ci pulang. Setelah ini, aku akan kembali ke akademi untuk menemui paman."Kelin Ci, Kun Ci, dan Rin Ci pulang ke Kediaman Ci mengabarkan masalah Renggin Ang kepada ayah mereka. Mereka pun mengerahkan beberapa pengawal untuk membantu Renggin Ang mencari Meng Aung. Mereka berpencar hingga ke pelosok hutan.Sampai tiga hari lamanya mereka menelusuri hutan, akan tetapi belum juga menemukan Meng Aung. Mereka bahkan telah menelusurinya hingga ke Perbatasan Daerah Tsalasa. Tidak ada tanda-tanda hidup dan matinya Meng Aung, membuat Ampy A
"Kabarnya, enam bulan lagi Daerah Khomsa akan mengadakan kompetisi herbalis di Menara Giting," ujar salah seorang pengunjung yang duduk di meja sebelah Renggin Ang. Dia sedang mengobrol dengan teman di hadapannya."Heh! Kompetisi untuk para kakek-kakek sombong? Tidak ada wanita cantik, tidak ada pemuda hebat. Ah, tidak seru!""Kau salah. Justru kompetisi ini hanya diadakan untuk para pemuda pemudi minimal berumur 15 tahun. Dan persaingan kompetisi ini ditunjukkan untuk seluruh penduduk di Benua Me."Renggin Ang, Ampy Ang, dan Pe Ci mendengarkan mereka dengan seksama."Di mana letak Menara Giting?" tanya Renggin Ang.Pe Ci meninggikan kedua bahu memberi tanda ketidaktahuannya."Menara itu berada di pusat wilayah kekuasaan Keluarga Rang Daerah Khomsa," jawab Ampy Ang."Kebetulan sekali! Kita bisa sekalian mencari orang itu," ujar Pe Ci.Kemudian pengunjung yang duduk di meja samping berkata lagi, "Kau tahu apa yang paling dinanti-nanti kita para kaum pemuda?"Orang yang berada di hadap
Terbentuk sepuluh buah butiran pil berwarna ungu dengan ukiran garis melengkung melayang di atas tungku. Lalu Renggin Ang menggambil sebuah botol dari cincin spiritualnya dan memasukkan pil tersebut ke dalam botol itu. Pil ini bernama pil regenerasi. Khasiatnya yaitu, apabila seseorang terpotong atau hancur sebagian tubuhnya, jika meminum pil tersebut sebelum darah mengering, organ tubuh akan terbentuk kembali dalam waktu tiga kedipan mata. Pil ini sudah memasuki keahlian herbalis tingkat ketiga."Haha. Lihatlah! Aku benar-benar untung banyak. Satu pil, setidaknya terjual 300 keping emas," ucap Renggin Ang pemer di hadapan si penjual herbal. Seketika, mata si penjual herbal membelalak. Bibirnya bergetar, "Apakah aku sedang bermimpi? Padahal dia hanya seorang anak kecil."Sebaliknya, Singka Wang justru menatap Renggin Ang dengan tatapan kagum. "Hebat!" Dalam lubuk hatinya yang terdalam, sebenarnya dia sangat ingin belajar menjadi seorang herbalis. Namun, tidak ada seorang pun yang ma