Share

Granula-Granula yang Beterbangan

“Kak aku bisa temenin kakak tidur, ga?”

David kaget saat hendak masuk ke dalam selimut tiba-tiba Agitha sudah ada di pintu kamarnya.

“Bukannya dari tadi kamu sudah pulang?”

“Udah, tapi dateng lagi. Tadi nganterin tante dulu sekalian makan malam. Tadi laparr banget”

“Dasar”

“Hehe...”

“Ya udah boleh. Tapi jangan macam-macam, ya?”

“Iiihh harusnya aku kali yang ngomong gitu” Agitha mengambil selimut dari lemari David dan tidur di sebelah David. David terkekeh di seberang bantal guling.

“Bantal gulingnya ga usahlah ya...” David mengangkat bantal guling bersiap membuang ke bawah.

“Kakaaak...” teriak Agitha merebut bantal guling . David tertawa lagi lebih kencang. Agitha meletakkan lagi bantal guling dan menepuk-nepuk menandakan area itu adalah area terlarang. David usil menyentuh dan dibayar dnegan tamparan keras mendarat ditangan membuatnya mengaduh.

Beberapa saat setelah mereka nyaman di posisi tidur mereka

May H

Akhirnya dia terduduk lemah karena apapun yang dia lakukan, pasir-pasir berterbangan itu tidak tertangkap malah semakin menyebar kesana kemari. Dia ingin berlari menangkap uraian-uraian itu dari angin tapi tubuhnya tidak bisa bergerak sama sekali. Hingga akhirnya semuanya hilang begitu saja masuk ke dalam dinding-dinding awan itu, meninggalkan tangis, dan nafas yang masih memburu kencang. Nama David dia teriakkan berulang-ulang dengan pilu, dengan suara tangis menyayat melengking.  Awan-awan putih itu lama-kelamaan perlahan-lahan juga ikut menghilang. Benar-benar meninggalkannya bersama tangisan dan kelelahan atas tangisan itu.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status