Share

Menangis

Nafasnya memburu. Naik turun tanpa jeda tanpa irama. Kerah kemeja dia longgarkan. Keluar dari apartemen Drewi, Dani tidak sabar ingin sampai ke kafe milik Sano. Di sana ada seseorang yang sangat ingin sekali dia minta konfirmasi.

Git. Adam sudah di sana?

Send

Kirimnya pada Agitha sebelum memasuki lift.

Sudah kak. Semuanya sudah ada disini.

Tinggal Dancer sama dekorasi yang belum siap.

Drewi tahan sebentar ya di sana.

Read

Di dalam mobil, Pesan balasan masuk. Begitu mesin meyala, Dani tanpa membalas pesan, menginjakkan kaki sekuat tenaga di pedal Gas, menimbulkan suara cericit memekakkan telinga di basement apartemen. Darahnya sudah naik keubun-ubun.

“Sialan!!! Sialan!!” bentaknya pada setir. Dipukulnya sekuat tenaga untuk meredam emosi.

30 menit berlalu setelah meelwewati kemacetan dibeberapa jalan besar kota, akhirnya kafe milik Issano telrihat di uj

May H

"Masih ada banyak hal dan masih ada banyak cerita tentang semua ini yang akan aku ceritakan padamu. Dan akan aku ceritakan apapun yang ingin kau tahu. Akan aku ceritakan semua hal-hal yang menurutmu masih perlu untuk kau tahu. Jadikan aku tempatmu bertanya, jadikan aku tempatmu menangis, jadikan aku tempatmu marah, jadikan aku tempatmu kecewa. Aku sudah lama ada di sampingmu....." (Ini...ini...memang harusnya bab terakhir. Tapi...tapi..sesungguhnya guyss..masih ada bab terakhir yang lebih real. Tolong jangan sebut aku penulis yang bertele-tele. Karna memang sebenarnya iya. Wkwkwkwkwwkk *penulis? hapaaa hiyaaa aku adalah seorang penuliss??? update kok lama-lama banget. Hilih!) *Novel ini ga akan hibernasi seperti novel saya yang satunya lagi. Novel yang sebelah itu masih lama tamatnya soalnya. Kalau yang ini harusnya udah tamat. Memang aku yang ga tau maluuu malah di lama-lamain tamatnya....: '(

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status