Share

Memborong Roti

Di toko roti semua sedang sibuk bekerja melayani pembeli. Hari ini sangat banyak sekali pengunjung. Sesekali Zaheera membantu melayani mereka.

“Terimakasih atas kunjungannya, silahkan datang kembali,” ucap Izzati sembari mengembalikan kembalian uang pembeli.

3 karyawan lainnya bertugas membersihkan dan mengantar pesanan. Dua karyawan yang berjenis kelamin laki-laki terkadang mengantar pesanan pembeli yang minta delivery.

“Zeera, besok kan toko off tuh, jalan yuk,” ajak Izzati.

“Aku juga memang berencana seperti itu sih. Mau beli Hp baru,” jawab Zaheera.

“Kalau begitu aku temani ya. Sekalian kita makan ice krim dan beli pakaian. Ada pakaian yang dari bulan lalu ingin aku beli," pinta Izzati merapikan uang penjualanan.

“Boleh,” Jawab Zaheera merapikan sisa dagangan.

“Eh… kalian mau jalan –jalan ya. Ikut dong. Biar ramai,” Yanto, yang sedang membersihkan meja mendengar.

“Mmmm…. Gimana ya. Lain kali aja deh,” Izzati menolak Yanto yang ikut bersama mereka.

“Yyahhhh….. kenapa sih. Kan biar lebih akrab dan dekat dengan kalian,” terlihat pria itu sedikit kecewa.

“Kita kan sudah dekat. Tiap hari, tiap menit ketemu terus. Apa kamu gak bosan?” ledek Izzati.

“Gak sih. Justru aku senang bertemu dengan kalian,” Yanto yang sebenarnya ada rasa dengan Izzati menggaruk kepalanya.

“Next time aja Yanto. Ini lagi ada urusan cewek yang harus kami urus dulu,” Zaheera pun sepakat dan setuju dengan Izzati.

“Baiklah kalau begitu. Off minggu depan kita jalan bareng ya,” Pria itu dengan langsung membuat janji untuk minggu depan.

“Gak janji ya. Hahahaha…..” tawa Izzati.

************

Seorang pemuda yang memakai jas hitam dan dasi biru datang ke toko tempat Zaheera bekerja. Pria itu langsung melihat arah Zaheera yang sedang menyusun kue yang selesai dia masak.

“Selamat siang dan selamat datang di Café Cake and Coffee kami,” sapa Mona yang menyambut kedatangan pria yang tampan itu.

“Wah… tampan sekali pria ini.” Gumam Mona dan Izzati yang melihat.

Bukan cuma mereka berdua saja yang melihat. Semua pengunjung wanita pun berdecak kagum melihat pesona pria tampan dan wibawa itu.

“Permisi. Saya ingin memesan beberapa kue di sini. Bisa tunjukkan rekomendasi mana yang menonjol rasa nya?” tanya Tristan, pria yang mencuri perhatian kaum hawa.

“Aaaahh…. Di sini semua nya menonjol kok tuan. Ada berbagai rasa dan bentuk. Ada rasa susu, berbagai rasa buah, dan lainnya. Anda mau mencari yang rasa apa?” tanya Izzati.

Tristan melihat Zaheera yang sibuk dengan pekerjaannya.

“Apakah kue itu masih panas?” tanyanya pada Zaheera yang menata kue yang di tunjuk Tristan.

“Oh, iya tuan. Ini baru saja saya keluarkan dari ovennya,” Jawab Zaheera melihat pria itu berdiri di sampingnya.

“Kalau begitu saya mau pesan yang ini… yang ini…. Yang itu… yang itu….dan….yang ini,” tunjuk Tristan pada beberapa kue dan roti. Zaheera sedikit terkejut dengan pilihan pria itu.

“Mau berapa banyak tuan?” tanya Zaheera.

“Semua persediaan nya saja,” jawab Tristan tanpa berpikir.

“Dia tidak lagi sedang ngerjain kan?” gumam Zaheera.

“Apa ini anda yang siapin ya?” tanya Tristan melihat Zaheera sambil tersenyum ramah.

“Iya. Saya sendiri yang masak dan siapin. Di jamin enak dan higienis kok tuan,” jawab Zaheera. Tristan menganggukkan kepalanya.

“Kalau begitu tolong di bungkus ya, biar saya bayar,” Pinta Tristan mengeluarkan ponselnya. Pesanan itu membuat semua karyawan merasa sangat senang. Bagaimana tidak? Ada pembeli yang memborong dagangannya, yang tentu saja bonus pun akan mengalir. Supaya cepat, ketiga karyawan selain Izzati, saling bantu membantu untuk membungkus pesanan.

“Tuan, pesanan nya banyak sekali. Ini untuk anda saja?” tanya Zaheera.

“Tidak. Sebagian ada pesanan dari teman-teman sekantor.” jawab Tristan.

“Ooohh…. Nanti kalau mau lagi, silahkan datang kesini ya. Biar jadi langganan,” ucap Zaheera tersenyum ramah.

“Tentu saja,” Tristan yang sedari tadi mengambil video Zaheera secara diam-diam tanpa ada yang tahu satu pun. Dari gerak-gerik Zaheera, mulai dari ujung kaki sampai ujung kepalanya.

Di rasa pesanannya sudah selesai dan tinggal melakukan proses pembayaran, videonya pun sudah selesai. Video itu di kirim langsung ke nomor Shean yang sudah menunggu.

“Kalau boleh saya tahu, nama kokinya siapa ya?” tanya Tristan mengeluarkan dompetnya.

“Zaheera tuan. Nama nya Zaheera. Koki nya Cuma dia aja kok,” jawab Izzati.

“Oke,” Tristan membayar pesanan kuenya.

“Terimakasih ya. Kalau nanti mau pesan lagi, saya akan ke sini,” Tristan membawa bungkusan dan meninggalkan toko tersebut.

“Wah… tampan sekali pria itu. Badan nya sangat cocok dengan jasnya,” ucap Mona pada Izzati.

“Iya. Apa menurut mu dia masih single ya?” tanya Izzati.

“Tidak mungkin dia masih single. Pasti pacar nya banyak. Jangan berharap terlalu tinggi,” sahut Zaheera yang mendengar pertanyaan Izzati.

“Benar juga sih. Yang kayak Rayan aja bisa selingkuh. Apalagi pria seperti yang tadi,” ucap Mona.

“Hhhee…… jangan membandingkan deh,” Izzati tidak terima kekasihnya itu di jelek-jelekkan.

“Memang kenyataannya kok,” sahut Zaheera dari dapur.

“Pppfftthh….” Mona menahan tawa.

 ******

Shean yang berada di dalam ruangannya sedang menerima video rekaman yang di kirim Tristan, salah satu asistennya. Tanpa berkedip, dia melihat setiap sudut wajah dan bagian tubuh Zaheera. Sesekali dia ‘pause’ untuk bisa melihat lebih jelas. Di perbesar, hingga bagian  bibir, di sentuh seakan-akan itu nyata ada di dalam genggamannya.

 Tok... Tok... Tok...

“Masuk,” suruh Shean. Tristan yang mengetuk pintu pun masuk dengan membawa bungkusan kue-kue yang di beli di tempat Zaheera.

“Tuan, ini pesanan anda. Apa anda akan memakan nya semua?” tanya Tristan. Shean melihat banyak sekali yang dibeli.

“Yang membuat kue-kue ini adalah wanita itu, Zaheera,” ucap Tristan.

“Zaheera?” Shean yang belum tahu siapa nama wanita yang membuatnya tertarik itu.

“Iya tuan. Nama wanita yang anda taksir itu adalah Zaheera. Dan dia juga yang memasak menyiapkan ini. Karena dia sebagai koki disana,” ucap Tristan meletakkan belanjaannya diatas meja.

“Coba bawa kesini. Aku ingin merasakan buatan wanita itu,” tanya Shean yang awalnya ragu. Tristan membawa semua bungkusan yang banyak.

“Jangan semuanya, kau pikir aku akan maka,” tolak Shean.

“Tuan, kalau tidak saya bawa, mana saya tahu anda mau yang mana? Karena ini ada banyak pilihan,” ucap Tristan.

“Pilihkan aku yang gurih rasa nya tidak terlalu manis,” pinta Shean. Tristan melihat isi pesanan nya satu persatu.

“Bagaimana menurut mu? Dia cantikkan?” tanya Shean.

“Iya tuan. Dia sangat cantik dan ramah. Oh ya tuan, besok toko nya libur, dan semua karyawannya juga akan libur,” ucap Tristan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status