/ Romansa / Si Pemberontak CulunKu / BAB 5. Curiga Yang Menyakitkan

공유

BAB 5. Curiga Yang Menyakitkan

last update 최신 업데이트: 2022-02-12 14:44:41

Evelyn hanya bisa pasrah menerima semua masukan Sarah untuk pernikahan. Mulai dari warna baju pengantin hingga Gedung yang akan disewakan. Evelyn terlalu asyik mendengarkan saran Sarah sehingga dia sendiri tidak menyadari kehadiran Gio Taner yang langsung duduk dihadapannya.

“Mama lagi diskusi apa sich? sampai Saya mengucapkan salam saja ngak didengar.”

 Kedua manik matanya yang hitam  kini menatap Evelyn dengan tajam. Evelyn heran mendengar perkataannya, pasalnya selama acara makan malam yang lalu dia sama sekali tidak pernah mendengar suara Gio berbicara sama sekali. Hanya matanya saja yang menatap penuh selidik kearah Evelyn dan bibirnya  yang memikat  tersenyum dengan sinis.

Memikat? Apa – apaan sich, jangan ngaco ya. Kok Aku ikut – ikutan edan juga, Evelyn memarahi dirinya sendiri yang rasanya mulai ikut -ikutan edan.

Evelyn menatap Gio tepat dikedua manik matanya. Tiba- tiba jantungnya berdenyut tidak karuan. Apa sebegitu ngerinya dia sampai jantungku pun ikut komplain?  Belum masuk keluarga ini saja Saya sudah pusing apalagi kalau sudah menikah, bagaimana ini? Pikirnya kembali dengan frustasi.

Benar -benar keluarga aneh  yang satu sombong dan arogan, yang lain dingin dan curiga, sementara Tante Sarah lembut dan sangat hangat, bagaimana dengan Om Hasan? atau Papa Hasan? Evelyn semakin pusing melihat keluarga Taner, seluruh penghuninya memilki tabiat yang berbeda.

Harusnya Mama Sarah memilih seorang psikiater untuk masuk ke keluarganya sebagai menantu bukan anak Sastra seperti dirinya.

“Ini mau diskusi tentang acara pernikahan Key dan Eve.”

Sarah menatap putra sulungnya sambil tersenyum.

“Diskusi? apa ngak salah Ma? mana Key? Seharusnya Dia juga berada disini bukan?” tanyanya lagi.

Evelyn semakin melongo menatap kearahnya Gio dan Sarah. Rupanya Aku salah perkiraan, kukira gagu. Pasalnya selama acara makan malam sedikitpun dia tidak mendengarkan Gio berbicara. Hari ini kesambet apa si Gunung Es? Dalam waktu lima menit saja dia sudah bicara lebih dari 10 kata, dan semuanya pertanyaan pula. Apa Aku ngak salah dengar?

“Mulutnya ditutup dong, masak mangap – mangap, apa ngak malu? Mama sediain cemilan, biar  calon mantu Mama mulutnya ngak seperti itu.”

Eve yang mendengar perkataannya segera menutup mulutnya, tanpa dia sadari dia telah membuka lebar mulutnya karena heran lihat si Gunung Es koq bisa bicara.

Sialan si Gunung es, bicaranya sama sadisnya dengan si Sombong, Eve membuang mukanya menahan malu.

Keluarga sombong, mulutnya koq semuanya tajam seperti pisau. Eve semakin jengkel melihat kakak beradik Taner, turunan dari mana? lihat cara bicara Mama Sarah sepertinya ngak seperti itu dech, apa Suami Mama sarah seperti itu ya cara bicaranya? Evelyn semakin penasaran.

“Hush, jangan godain Eve, kan Evenya jadi malu tukh. Kasihan kan Eve,” Kata Sarah sambil membela Evelyn.

Bukannya merasa bersalah malah si Gunung Es menjadi – jadi,

“Loh malu apaan, perasaan Calon Mantu Mama bukan pemalu dech, yang iyanya tukang debat tukh,” katanya sambil memandang Eve kembali.

Evelyn kini menatap Gio dengan marah, apa – apaan Makhluk es dihadapannya ini, bicara kok makin ngak benar. Awas Kamu ya Aku akan balas, pikir Eve.

“Loh Koq Kakak yang lebih tahu Aku  punya malu apa ngak? Maaf ya Ma. Sebaiknya Eve pulang saja dech. Eve masih banyak tugas.”

Evelyn takut amarahnya akan memuncak jika terus – terusan berada di kediaman keluarga Taner. Eve tidak mau nanti sikap dia berubah jadi tidak sopan.

“Lho Eve Mama kan belum selesai sayang, ini nih gara – gara Gio, Eve jadi kesal kan.”

Gio Taner hanya mengangkat bahunya tidak perduli.

“Maaf Ma, bukannya Eve tidak mau Ma tapi Eve masih banyak pekerjaan dan tugas kampus Eve sangat banyak. Ini juga Eve mau balik kekampus,” bohong Eve.

Maaf Mama Sarah, Eve terpaksa bohong karena kalau tidak mama akan terus nahan Eve disini, soalnya anak – anak Mama semuanya ngeselin.

“Ya sudah dech, Mama ngalah saja kalau Eve banyak pekerjaan ya.”

“Surti, segera panggil Key untuk mengantarkan Evelyn pulang.”

Maid keluarga Taner yang bernama Surti bergegas ke kamar Key untuk memanggil Key mengantarkan Evelyn pulang. Beberapa saat kemudian Surti kembali,

“Lho Mana Key nya?” Sarah bingung mengapa Surti datang menjumpainya kembali.

“Itu lho Nya, Tuan Muda Key tidur. Katanya jangan dibangunin, Non Evelyn disuruh pulang sendiri,” katanya serba salah.

“Lho orang tidur Kok bisa ngomong.”

Sarah tidak bisa menerima penolakan Key untuk mengantarkan Evelyn pulang kembali.

Gio yang mendengar penuturan Surti tersenyum mengejek kearah Evelyn.

“Tidak apa – apa Ma, Eve bisa pulang sendiri koq. Eve bisa pesan taksi online,” kata Eve sambil menatap Gio yang kini menatapnya dengan perasaan kasihan.

Jangan tatap Aku seperti itu, Aku tidak perlu dikasihani. Dasar keluarga aneh, koq Mama bisa menjodohkan Aku dengan keluarga seperti ini ya? Mama apa Mama tidak tahu aku selalu jadi korban kesinisan keluarga ini?  Eve merasa tidak nyaman berada di keluarga ini.

“Jangan dong Eve, kalau Eve hilang diculik gimana coba? Mama mau cari Mantu Mama kemana dong, iya kan Eve?” bujuk Mama Sarah.

“Hahahha, Hahahahah, hilang Ma? apa ngak salah? tidak ada yang minat Ma percaya dech dengan Gio, malah mungkin supir taksi onlinenya yang ngacir duluan,” tawa Gio menggema di ruang tamu yang besar.

Evelyn yang mendengarnya  benar – benar benci  melihat tawa Gio. Penghinaan ini ditujukan baginya. Apa penampilan seperti ini tidak pantas untuk disayangi?  benar – benar keluarga judes, turunan dari mana  semua  anak Mama Sarah ini ? gendoruwo kali, pikir Eve dengan jengkel.

“Kok Gio ngomongnya begitu, kasihan Eve dong,”

Sudah dua kali Mama Sarah mengucapkan Kata “ kasihan Eve” tapi si gendoruwo tidak mau pengertian. Tawanya semakin membahana.

“Cukup, jangan tertawa seperti itu lagi. Maaf Ma Eve harus pergi, Eve sudah tidak tahan lagi.”

Evelyn segera mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah tanpa bisa dicegah lagi. Perasaannya sangat malu mendengar olok -olokan Gio terhadap dirinya. Rasa sakit hatinya menyeruak di dadanya menerima penghinaan kakak beradik itu.

Evelyn tidak minta dijodohkan malah dia juga korban sebenarnya. Apa salahku? apa karena penampilanku? Tidak ada yang salah bukan? bahkan pakaian yang kukenakan jauh lebih sopan dari anak -anak jaman sekarang. Kemeja dan celana jeans yang tertutup. Jadi apa yang salah? Apakah harus dengan berpakaian seksi baru dikatakan kekinian? rok pendek yang menampakkan paha? baju tanpa lengan dengan belahan dada rendah? Itu baru di katakan sesuai jaman?

Memang manusia aneh, melihat orang koq dari tampilan luarnya saja.

“Tunggu!” perintah suara Gio tiba – tiba, Evelyn segera berhenti melangkah dan menoleh kearah Gio.

“Ada apa lagi? belum puas mengolok- olokku didalam sana?”

“Memang benarkan yang Aku katakan? apa ada cewek seperti Kamu ini?” tanyanya dengan dingin.

“Apa maksudmu?” tantang Evelyn dengan marah. Panggilan Kakak tidak diucapkankan lagi, karena manusia di depannya ini tidak pantas dipanggil Kakak.

“Saya sengaja menyakiti Kamu didalam supaya Kita dapat berbicara berdua diluar,” katanya dengan sadis.

Mulut Evelyn segera menganga lebar, tanpa dia sadari tampilan wajahnya benar – benar menggemaskan saat itu.

“Kebiasaan jelek, mulut mangap saja tidak bisa dikontrol  seperti anak kecil.”

Gio segera menutup mulut Evelyn dengan tangannya. Evelyn segera menepis tangan Gio.

“Apa sentuh – sentuh, jangan pernah menyentuhku. Walaupun itu cuma wajahku,” katanya lagi dengan suara bergetar.

Setiap ada pria yang menyentuhnya walaupun tidak sengaja Evelyn selalu merasakan ketidaknyamanan dan kecemasan yang berlebihan, dahinya mulai berkeringat. Padahal Evelyn baru saja keluar dari ruang ber ac.

Gio yang menatapnya dengan penuh keheranan.

“Untuk apa Aku menyentuhmu? ngak penting tahu,” katanya dengan wajah yang datar.

Evelyn mundur beberapa langkah ke belakang. Dia ingin menjaga jarak dengan Gio Taner. Gio yang memperhatikannya semakin jengkel menatap kearah Evelyn.

“Apaan sich? Kamu kira Aku akan memperkosa Kamu? Sebegitunya. Saya tidak tertarik dengan Kamu secara fisik. Jadi jangan kegeeran,” tukasnya tanpa nada sama sekali.

“Apa memperkosa?”

Wajah Evelyn tampak memucat seketika, dia memeluk tas yang dia pegang dari tadi, jantungnya semakin kencang berdenyut memberikan rasa nyeri didadanya. Matanya tampak panik dan kakinya terasa kaku.

Gio yang memandang kearahnya semakin heran, dan mulai kasihan kepada Evelyn. Gio mendekat kearah evelyn untuk menenangkannya. Tetapi Evelyn seperti ketakutan dan Gio mengalah untuk tidak mendekat.

“Ka -lau tidak ada la-gi yang ingin Kamu katakan sebaiknya Aku pulang sa-ja,” katanya terbata – bata.

Evelyn tidak sanggup lagi berada di rumah ini lebih lama lagi. Dadanya terasa sesak, dan sulit bernafas.

“Aku belum siap bicara, karena ada hal yang ingin Kutanyakan kepadamu,” kata Gio kembali sambil memperhatikan wajah Evelyn yang kini basah oleh peluh keringat.

“Apa tidak bisa ditunda?” tanya lagi.

Evelyn semakin frustasi karena Gio tidak mengijinkannya pergi.

“Kamu kurang sehat, sebaiknya Aku mengantarkan Kamu pulang,”

“Ngak usah Saya bisa pulang sendiri,” lanjut Evelyn kembali.

“Saya memaksa dan Kamu tunggu disini,” katanya dengan dingin.

Evelyn tidak berani menolaknya, sebaiknya kuterima saja tawarannya. Aku tidak kuat untuk berdebat lagi. Evelyn kembali mengelus dadanya yang terasa perih.

Evelyn melihat Gio memberhentikan mobilnya tepat dihadapan Evelyn. Mobil itu tidak kalah mewahnya dengan mobil yang dipakai Key tadi siang.

“Masuk!” perintahnya kepada Evelyn.

Evelyn segera memasuki mobil itu dan duduk di samping Gio, Gio yang menatap Evelyn hanya diam duduk membisu. Matanya tidak menatap Gio sama sekali, kehadirannya benar – benar dia abaikan.

“Hmmm,” Gio sengaja berdehem memutuskan keterdiaman Evelyn.

Evelyn  tidak memperdulikannya sama sekali. Matanya tetap menatap lurus kedepan. Gio kembali berdehem tetapi tidak diperdulikannya sama sekali.

“Hey apa Kamu tidak mendengarkanKu sama sekali?” tanyanya kembali.

“Tolong Kak jangan seperti ini lagi, Aku tidak punya tenaga untuk melawan Kakak lagi. Kalau Kakak menolak perjodohanku dengan adik Kakak, langsung sampaikan saja keberatan Kakak pada Mama sarah.”

Dari wajahnya Evelyn terlihat sangat lelah.

“Mama? Kamu sudah memanggil Mamaku dengan Mama? Wah gercep sekali ya gerakan Kamu.  Untuk apa Kamu mendekati keluargaku? apa karena harta?” tanyanya lagi tanpa perasaan sama sekali.

patricia.alodie

🌷🌷🌷🌷🌷 Terima Kasih sudah membaca cerita ini, mohon dukungannya dengan meninggalkan tanda love , koment dan berlangganan ya

| 1
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 79. Penyesalan yang membahagiakan

    Beberapa bulan kemudian, Lidia yang sudah mengetahui bahwa Gio sebenarnya adalah cucunya sendiri, merasa mau sekaligus menyesal karena dia telah menyakiti bahkan membuat permusuhan di antara kedua cucunya. Dia melihat Gio sedang duduk di gazebo yang ada di taman samping kediaman keluarga Taner. Gio bersama dengan Evelyn. “Ya, Tuhan apa yang telah kulakukan. Mengapa aku begitu bodoh dan keras kepala. Aku tidak meyadari ternyata Gio adalah cucuku sendiri. Bahkan aku membuat permusuhan di antara kedua cucuku. Aku bahkan membuat kedua cucuku bukan hanya bermusuhan tetapi saling membenci satu sama lain. Lebih parahnya lagi aku malah membuat Key bersekongkol denganku untuk menyakiti Gio. Hatiku sekarang sangat menyesal membuat keputusan seprti itu. Otakku yang keras kepala membuat keluarga ini tidak harmonis dan entah apa yang ada di otakku hingga aku membencinya,” pikir Lidia. Dia memperhatikan Gio dari kejauhan dan sama sekali tidak tahu bagaimana keadaannya mengapa menjadi seperti i

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 78. Akankah Gio Memafkan Lidia Taner?

    Gio memandang Lidia yang tidak bergeming sama sekali, matanya tiba-tiba membelalak membaca hasil tes DNA yang ada di tangannya. Gio melihat semua itu tanpa ekspresi sama sekali. “Aku ingin sekali melihat bagaimana detik-detik Oma mengetahui aku ini sebenarnya adalah cucunya sendiri. Oma harus tahu yang sebenarnya, tetapi setelah Oma tahu dan meminta maaf, akankah aku memaafkannya begitu saja? Aku tahu aku tidak pantas melakukannya namun rasa sakit yang ditorehkan Oma sejak aku kanak-kanak sangat besar sekali. Oma bahkan tidak menyadari bahwa dia bahkan sudah menghancurkan rasa kepercayaan diriku terhadap dirinya sendiri. Karena kebenciannya kepadaku menjadikan aku beranggapan bahwa Oma bukanlah Omaku, aku hanya memiliki orang tua saja. Papa dan Mama, minus kehadiran Oma. Aku bahkan tidak tahu apakah Oma memang membenciku karena aku dianggapnya bukan keturunan Taner atau dia menganggap Mama telah menghianati Papa. Aku sendiri tidak tahu jawabannya, karena Oma sangat pandai menutupi rah

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 77. Taner Asli

    Gio kemudian melihat ke arah mereka. “Gio, mengapa kamu keluar dari ruang perawatanmu?” tanya Sarah dengan cemas. “Sebaiknya kita semua masuk ke ruangan perawatanku! Tidak ada yang pelu lagi disembunyikan dari diriku! Aku berhak tahu karena ini menyangkut hidupku,” katanya kembali. Setelah Gio sadar dia memaksa Dokter mengijinkannya untuk berdiri dan menjumpai keluarganya, tidak dia sangka dia mendengar semua perbincangan yang membuat dia hidup di dalam kebencian Lidia. Awalnya Dokter keberatan karena Gio dibawa ke rumah sakit karena tidak sadarkan diri, tetapi siapa yang bisa melawan kehendak Gio Taner? Akhirnya Dokter mengalah setelah Gio menenangkannya dan mengatakan dia tidak apa-apa. “Gio untuk apa kamu berdiri?” tanya Sarah dengan cemas. “Mama, kalau Mama ingin melihatku tidak lelah sebaiknya Mama dan yang lainnya mengikutiku ke ruang perawatannku, sekarang juga,” katanya dengan dingin. Hatinya dingin mendengar pengakuan Lidia yang meragukan dia sebagai putra keluarga Taner

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 76 . Terungkap

    Sarah yang masih marah kepada Lidia, kini menatapnya dengan tatapan permusuhan. “Kalau Mama mau menyakitiku, maka aku akan menerimanya. Tetapi kalau Mama menyakiti kedua anakku maka aku tidak akan menerimanya. Aku bahkan tidak akan bisa memaafkan Mama kalau Mama mengadu domba kedua anakku, jangan menyebarkan kabar yang tidak benar Mama, aku sangat kecewa kepada Mama,” kata Sarah dengan jengkel. Sarah kemudian menatap Lidia dengan tatapan kesal, karena Lidia telah menghancurkan keharmonisan rumah tangganya. “Untuk apa kamu marah? Seharusnya kamu bersyukur aku mau menerimamu jadi menantuku. Kalau saja dulu aku menolakmu maka tidak akan mungkin terjadi hal seperti ini. Aku bahkan tidak tahu kamu itu bisa sangat menjengkelkan seperti itu,” katanya kembali. “Mama! Cukup, aku mohon jangan lagi berdebat Ma! Sekarang yang harus kita pikirkan adalah bagaimana kesembuhan Gio, bukan malah sesama kita terjadi perang!” kata Hasan sambil menegur Lidia. Lidia melotot memandang Hasan. “Kalian b

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 75. Kemarahan Sarah

    Sarah yang masuk ke kamar Gio terkejut mendengar perkataan Key putranya. Setelah Sarah menelepon Gio, perasaannya tidak nyaman. Sarah akhirnya kembali pulang, karena sebenarnya jarak dari butik ke rumahnya tidak terlalu jauh. Sarah sama sekali tidak memahami perkataan key yang menyinggung perasaannya. Hatinya sangat terluka. Sarah melihat Gio yang terkulai lemas karena pingsan. Sarah kemudian menelepon ambulans. Sarah kemudian menelepon suaminya. Kini dia menatap Key dengan pandangan yang sangat terluka. “Apa maksud semua ini? Mengapa kamu mengatakan hal demikian Key? “ tanyanya dengan marah. Key kemudian menatap Sarah dengan wajah tidak dapat dibaca sama sekali, wajah datarnya sama sekali tampak tidak bersalah. “Jawab MAMA!” bentak Sarah dengan gusar. Asisten rumah tangga keluarga Taner masuk dengan membawa petugas ambulans, karena Sarah sudah meminta kepada mereka jika mobil ambulans datang maka mereka harus membawanya ke kamar Gio dari lantai dua. Mereka membawa tandu, dan bebe

  • Si Pemberontak CulunKu   BAB 74. Kamu adalah Taner Palsu

    Evelyn menatap Lara. Dia masih bimbang dengan keputusannya sendiri. Sementara itu Gio yang sedang berada di kamarnya di kediaman Taner bimbang, apakah dia akan menelepon Evelyn atau tidak. Sudah beberapa hari ini kesehatannya menurun karena dia tidak memiliki nafsu untuk makan. Untuk melupakan rasa rindunya kepada Evelyn bahkan Gio harus bekerja melebihi jam kerja normalnya dan melupakan makan siang bahkan makan malamnya. Setelah berhari-hari dia melakukannya akhirnya Gio tumbang. Dokter menyarankan kepada Sarah agar Gio beristirahat di rumah kalau tidak Gio harus dirawat di rumah sakit. Akhirnya Gio harus mengalah dengan keinginan Sarah agar dia segera beristirahat dirumah. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, sesaat dia merasa bahagia karena dia mengira Evelynlah yang meneleponnya. Gio kecewa ternyata bukan, dia melirik notifikasi yang ada di ponsel tersebut. Ternyata Sarah ibunya yang meneleponnya. “Halo Gio apa kamu sudah makan siang? Obat dari Dokter apa kamu sudah makan?” tanya Sarah

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status