All Chapters of Si Pemberontak CulunKu: Chapter 1 - Chapter 10
79 Chapters
BAB 1 . Aku Wanita Biasa
Evelyn yang baru saja pulang   dari  tempat  kost Lara teman dekatnya merasa heran  melihat ada tamu yang datang,  padahal sekarang  bukan waktu yang tepat untuk bertamu ke rumah orang.     “Selamat malam Ma, Tante," Evelyn mengangguk dengan sopan menyapa tamu yang sedang duduk di ruang tamu.   “Malam sayang, Kamu Eve ya? wah sudah besar ya anak Kamu  Tati," sambut tamu tersebut dengan tersenyum ramah.   “Eve, kemari nak. Mama akan memperkenalkan Kamu dengan Tante Sarah, teman dekat Mama sewaktu SMA dulu. Selama ini Tante Sarah tinggal di Amerika, sekarang mulai tinggal di Indonesia lagi," Kata Mama sambil memperkenalkan tamu yang berada di hadapannya.   Sarah memperhatikan penampilan dan wajah Eve. Dia tersenyum  dengan penuh rasa syukur karena Eve sangat berbeda jauh dengan selera kedua putranya menyangkut wanita. Setidaknya Eve akan membant
Read more
BAB 2 . Masa Lalu Eve
“Apa? Kamu akan dinikahkan? yang benar Eve? Sama Siapa? perasaan Kamu jarang berteman dengan teman pria dech. Jadi Kamu mau nikah sama siapa?“  tanya lara. “Ra, nanya kok kayak senapan. Satu – satu dong, gimana jawabnya?“ tanya Eve kepada  Lara. “Kamu mau nikah sama siapa Eve?“ tanya Lara lagi dengan nada tidak percaya. “Anak kucing,"Jawab Eve asal  - asalan saja. “Aku serius loh Eve, siapa Calon Suami Kamu? perasaan teman pria Kamu kan terhitung dengan jari?“ tanyanya lagi. Lara paling mengenal Eve sejak pertama kali masuk ke kampus ini, karena  Eve paling malas berteman dengan pria, karena Eve pernah mengalami trauma. Pertama kali masuk Kampus ini, Eve pernah di lecehkan karena Eve memiliki ukuran size dada yang besar, sejak itu Eve selalu memakai kemeja  longgar lengan pan
Read more
BAB 3 .Janji Key
 “Halooo ini siapa?“ tanya Eve melalui telpon selulernya. Lara mengerutkan dahinya karena suara Eve tampak sedang kesal, biasanya kalau dia menerima telpon dari pria asing suara Eve tampak tidak bersahabat seperti sekarang ini. Hanya Baskoro lah satu -satunya nomor kontak yang berjenis kelamin laki – laki di telpon selulernya. Lara pernah memintanya Eve untuk menghilangkan traumanya tetapi Eve selalu menolaknya, karena dia tidak ingin menjumpai satu Psikiater manapun. “Ini key Pici," terdengar suara di sana . “Pici?  Kamu salah sambung," Eve segera mematikannya. “Siapa Eve?“  tanya Lara. “Entah  Ra, salah sambung karena dia manggil aku Pici," terang Eve kembali. Lara dan Eve sedang duduk di kantin jurusan Sastra  untuk makan siang sambil menunggu mata kuliah siang jam 13.00 nanti
Read more
BAB 4. Terlanjur Sayang
  Evelyn Sanusi masih menatap Key dengan rasa curiga, perjanjian apa yang ingin dibuat laki – laki pemarah ini? Evelyn akhirnya pasrah mengangkat bahunya setidaknya dia akan menunggu perjanjian itu selesai dibuat Key. Key membunyikan klaksonnya meminta Satpam penjaga rumah agar segera membuka pintu gerbang dengan nada yang tidak sabaran. Tiiiitt, tiiiittt, tiiiiiit. Pak Satpam segera membuka gerbang dengan tergesa – gesa, dia melirik kearah jendela mobil Key yang tembus pandang dengan perasaan takut. Wajah Key benar – benar tidak sedap dipandang disana tergurat wajah arogan yang kesannya mengintimidasi. Jangankan Pak Satpam, Saya saja ngeri melihat raut wajahnya. Benar – benar manusia sombong, pikir Evelyn kesal. “Turun!” perintahnya dengan kasar. Evelyn yang mendengar perintah Key semakin kesal da
Read more
BAB 5. Curiga Yang Menyakitkan
    Evelyn hanya bisa pasrah menerima semua masukan Sarah untuk pernikahan. Mulai dari warna baju pengantin hingga Gedung yang akan disewakan. Evelyn terlalu asyik mendengarkan saran Sarah sehingga dia sendiri tidak menyadari kehadiran Gio Taner yang langsung duduk dihadapannya.   “Mama lagi diskusi apa sich? sampai Saya mengucapkan salam saja ngak didengar.”    Kedua manik matanya yang hitam  kini menatap Evelyn dengan tajam. Evelyn heran mendengar perkataannya, pasalnya selama acara makan malam yang lalu dia sama sekali tidak pernah mendengar suara Gio berbicara sama sekali. Hanya matanya saja yang menatap penuh selidik kearah Evelyn dan bibirnya  yang memikat  tersenyum dengan sinis.   Memikat? Apa – apaan sich, jangan ngaco ya. Kok Aku ikut – ikutan edan juga, Evelyn memarahi dirinya sendiri yang rasanya mulai ikut -ikutan edan.   Evelyn menatap Gio t
Read more
BAB 6. Spotlight Yang Tiada Habisnya
    Baskoro mengejar Evelyn yang sedang berjalan menuju Perpustakaan Universitas. Evelyn yang tidak mendengar panggilan Baskoro terus saja berjalan. Baskoro yang mengejarnya kini tidak lagi berjalan di jalan setapak khusus pejalan kaki karena banyaknya Mahasiswa yang berjalan didepannya sehingga memperlambat dia mengejar Evelyn. Baskoro malah berjalan di rumput hijau disisi kiri jalan setapak yang ditanami tanaman rumput, padahal disana telah jelas tertera plakat “ Dilarang Menginjak Tanaman Rumput.”  Semua Mahasiswa menatap sinis kearah Baskoro. Sudah dilarang kok masih dilakukan?   “Eve,” panggil Baskoro.   Baskoro menyentuh bahu Evelyn. Evelyn hendak menepis tangan itu, tetapi dia sadar itu adalah Baskoro. Evelyn tersenyum kearah Baskoro.   “Lho ke Perpus juga Bas?” tanyanya lagi.   “Iya, jalan bareng yuk. Lara mana? tumben kok ngak ikut? Tapi sebelum itu kita duduk
Read more
BAB 7. Mengapa Dia Datang?
    Evelyn kini menatap kedua pria  dihadapannya yang terus saja saling menatap tajam dan bersiap adu jotos jika diperlukan, dibandingkan dengan kedua tubuh pria itu tubuh Evelyn lebih kecil sehingga kalau benar saja terjadi adu jotos sudah pasti Evelyn tidak sanggup melerainya.   “Berhenti jangan sampai ada pertumpahan darah disini!” bentak Evelyn dengan marah.   Tetapi kedua makhluk itu tidak memperdulikannya. Mereka  saling menatap dengan rasa permusuhan. Satu dengan tatapan kemarahan dan satu lagi menatap dengan dingin. Yang jelas mereka berdua tidak memperdulikan Evelyn.   “Apa maksud Kamu menyentuh Eve seperti itu?” tanya Baskoro dengan jengkel.   Kini kedua tangannya terkepal marah dan siap – siap melayangkan tinjunya jika diperlukan.   “kamu siapanya Evelyn, Kamu tidak berhak menegur saya. Dasar bocah tidak tahu sopan santun!” bentaknya
Read more
BAB 8. Perjanjian Lagi ?
    Evelyn  terperanjat memandang Gio, lamunannya terputus secara tiba – tiba. Dia tertangkap basah sedang memperhatikan Gio. Mulutnya yang mangap  karena secara tidak sadar langsung tertutup kembali. Rona merah menjalar di pipinya yang mulus. Evelyn langsung membuang arah pandangannya keluar perasaan malu kini mulai dia rasakan.   Wah, aku tertangkap basah memperhatikannya, bisa – bisa dia besar kepala.   Gio yang memperhatikan wajah Evelyn mulai menyadari tampilan Evelyn sepertinya menutupi sesuatu, tetapi Gio masih belum paham dan belum bisa menebak apa sebenarnya yang ditutupi Evelyn. Wajahnya seperti sedang memikirkan sesuatu karena matanya menyipit menatap tajam kearah Evelyn.   Evelyn yang membuang pandangan matanya sadar kini dia telah menarik minat Gio karena Gio tidak lagi menatap tabletnya, tetapi Gio kini sedang menatapnya dengan pandangan menyelidik. Pandangan seperti itu
Read more
BAB 9. Serigala Ternyata Bisa Menjadi Domba ( Part 1)
  Evelyn segera meninggalkan cafe itu sebelum air matanya keluar karena tekanan yang dia terima. Evelyn  menghentikan taksi yang lewat di depan cafe untuk segera berlalu dari tempat ini, untunglah cafe ini berada di jalan yang cukup ramai jadi tidak perlu menunggu lama, karena kalau memakai taksi online dia harus menunggu dan dia tidak tahan lagi jika berjumpa kembali dengan  Gio Taner.   Didalam taksi Evelyn terisak sedih karena himpitan didadanya tidak sanggup lagi dia tahan, Evelyn terus saja terisak sampai supir taksi itu keheranan.   “Nona, mau diantar kemana?”   Supir itu kini menatap Evelyn dengan rasa penasaran.   “Antar Saya ke taman di pusat kota saja pak,” katanya lagi.   Evelyn mengusap air matanya dengan kasar, karena bagaimanapun dia tidak mungkin pulang ke rumah dengan kondisi seperti ini bukan?   “Putus cinta ya Non, nga
Read more
BAB 10. Serigala Ternyata Bisa Menjadi Domba ( part 2 )
  Evelin menatap Gio kembali dengan rasa penasaran, setidaknya dia ingin mendengar penjelasan Gio, mengapa sikapnya bisa berubah.   “Kamu masih penasaran?”   Gio sengaja ingin melihat sebatas mana rasa ingin tahu Evelyn, tetapi  Evelyn pura – pura tidak mengetahuinya.   “Untuk apa Aku harus marah Kepada kamu lagi?” senyum Gio kembali.   “Kamu sudah di genggamanku bukan? ingat surat perjanjian Kita?” tanya lagi. Suara Gio terdengar sangat licik.   Evelyn melengos tidak senang, setidaknya Gio telah membuat dia terusik kembali.   “Mengapa Kamu tidak senang?”   Evelyn hanya membuang mukanya dan diam membisu, karena kalau dia menanggapinya sudah pasti bakalan muncul masalah baru dan yang pasti perdebatan baru. Evelyn mendengar perkataan Gio merasa sepertinya dia telah masuk dalam perangkap Gio, Evelyn sadar itu.
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status