Share

Mas Bos 5

Author: Amih Lilis
last update Last Updated: 2021-08-12 17:59:48

“Ya, Mama. Mama kok tega banget sih, sama Aika,” rengek Aika manja.

“Tega apa sih, Ka? Orang mama nggak ngapai-ngapain kok, dikatain tega. Emang mama sayuran buat bikin subur peranakan?”

“Itu toge. Mama!”

“Eh? Udah ganti, ya?”

Ck, Mama mah, ngebanyol aja. Orang Aika serius juga.” Aika mencebik dengan kesal, semakin cemberut di tempatnya.

“Ya lagi kamu ada-ada aja. Orang udah nikah kok permintaannya ngadi-ngadi aja.” Mama Desi membalas ikutan kesal.

Iya beneran kesal. Soalnya anak perawannya yang bentar lagi kemungkinan nggak akan perawan lagi ini merengek mau ikut pulang ke rumah. Aika nggak mau ditinggal sama sekali dari tadi. Padahal ‘kan, Aika sudah nikah dan sudah seharusnya ikut suaminya sekarang. Aika ini memang aneh. Sudah dibujuk kek mana pun, tetap saja gak mau ikut suaminya. Apalagi waktu mertuanya bilang kalau mereka udah dipesenin kamar suit-suitan. Si Aika langsung gusarnya minta ampun seperti mau ditagih utang aja. Padahal kapan lagi coba, dia bisa ngerasain kamar kek gitu? Dibayarin pula, ‘kan?

Duh, Mama Desi juga mupeng sebenarnya, ngerasain kamar begituan. Serius, deh. Kalau ada yang bayarin mah, Mama Desi juga mau. Sayangnya, gak ada yang mau bayarin Mama Desi, gimana dong? Soalnya, buat apa pula bayarin Mama Desi kamar begituan? Buat pamer di medsos?

Lah, sayang duitnya kalau gitu. Daripada buat pamer-pamer, mending buat beli beras sama bulu mata palsu yang bisa nempel. Itu loh, yang bisa menempel tanpa dilem. Ck, apa sih namanya? Mama Desi lupa. Ntar deh, Mama Desi nyari di olshop langganan. Siapa tahu dapat diskon. Ye, ‘kan?

Nah, balik lagi ke urusan Si Aika, yang mulai rewel kek bayi mau numbuh gigi. Sebenarnya, Mama Desi wajarin sih, kalo Si Aika ini nggak mau ditinggal. Dia masih takut untuk hidup bareng sama orang lain. Bagaimanapun, Mama Desi sadar, ini memang terlalu cepat buat Aika. 

Anak gesrek kayak dia mah, kayaknya kepikiran pacaran aja masih ogah. Nah, ini malah udah harus nikah. Kilat lagi kek diantar gojek. Jadi wajar sih kalo Aika masih takut-takut.

Sebenarnya, yang bikin Mama Desi gemes sama nih anak adalah alasannya nggak mau tinggal bareng suaminya itu, loh. Iya, alasannya itu loh. Astaga! Bikin Mama Desi pengen nyubit ginjalnya.

Aika nggak mau tinggal bareng Kairo karena nggak mau pisah sama Si Cimot! Kalian tahu nggak cimot itu siapa? Itu tuh ikan lele piaraannya.

Iya! Beneran!

Si Aika ini memang anehnya bukan kaleng-kaleng lagi. Di saat anak-anak cewek lain sukanya yang unyu-unyu dan imut-imut kayak kucing, atau kelinci misalnya. Nah, Si Aika malah demen miara lele, coba? ‘Kan, gak ada lucu-lucunya, ya? 

Apalagi kalo kalian lihat bentukannya lele-nya Si Aika? Duh, dijamin kalian pasti terpanggil buat getok tuh pala Si Cimot. Terus  abis itu dicemplungin deh ke penggorengan. 

Soalnya memang mukanya Si Cimot ngeselin abis. Mama Desi sering khilaf mau jadiin santapan di meja makan. Sayangnya, suka diancam nggak dikasih jatah bulanan sama Aika. ‘Kan, Mama Desi nggak berani jadinya.

Ya, sudah lah, mari kita lupakan soal Si Cimot-cimot itu, kembali ke Aika yang masih merengek kek anak TK.

“Ck, udah dong, Ka. Udah malam ini. Mama udah ngantuk. Asli deh! Nih lihat, mata mama udah kek mata Mr. Bean. Sayu gitu, deh. Jadi, biarin mama pulang ya, anak mama yang paling cantik?” Mama Desi merayu membuat bibir Aika makin manyun. Mirip pantat ayam.

“Iya, ih. Abang juga udah ngantuk nih, Ka. Mana besok pagi ada janji jogging sama Si Risma. ‘Kan, abang tengsin kalo telat, Ka.” Aaron membantu ibunya membujuk adik keras kepala. Bukannya membuat Adiknya mengerti, malah semakin membuat Aika merengek tak karuan.

“Ih, Abang mah jahat. Aika ‘kan juga mau ikut jogging sama Kak Risma. Soalnya, Aika juga pengen PDKT sama sepupunya yang ganteng itu loh, Bang.” Pemberitahuan Aika sukses membuat jiwa bar-bar Mama Desi terpanggil. Mama Desi langsung mendaratkan cubitan mautnya pada pinggang Aika. Aika memekik keras setelahnya.

“Hust! Jangan ngawur Kamu Aika. Ingat! Sekarang Kamu udah nikah. Jadi, nggak boleh tebar pesona lagi.” Mama Desi menegur seraya melirik Kairo yang setia menunggui Aika.

“Lagian Si Galih juga mana mau sama Kamu, Ka? Si Galih ‘kan sukanya yang kalem dan lembut. Nah Kamu kan, bar-barnya luar biasa. Galih nggak bakal nengok, lah.” Aaron lugas berkata membuat Aika makin kesal. Aika refleks menedang kaki abang durhakanya itu.

Kali ini kena, dong! Soalnya Aika udah nggak pakai kain jarik lagi. Aika sudah ganti gaun pengantin modern, yang roknya lebar. Jadi, urusan tendang-tendangan udah nggak jadi masalah.

Yah, namanya juga lagi acara resepsi. Nggak mungkin pakai jarik-jarikan lagi, lah. Soalnya sekarang temanya udah lebih ke modern party

“Aika, jaga sikap!” tegur Mama Desi tegas.

“Lagi abang rese’, Mah,” adu Aika.

“Loh, abang ‘kan ngomong fakta, Aika. Faktanya memang Kamu tuh, aduh! Sakit, njirrr!” pekik Aaron. Sambil loncat-loncat sebelah kaki. Aika baru saja menendang  sebelah tulang keringnya. Mana nendangnya pakai ujung sepatu heelsnya lagi. Jadinya kan, rasanya ngilu-ngilu sedap.

“Aika ... Kamu--”

“Apa?!” sewot Aika lebih galak. Aaron menggeram kesal menggertakan rahangnya. 

Sejahat-jahatnya Aaron, dia memang paling nggak bisa ngasarin perempuan. Apalagi perempuan itu adiknya sendiri. Ya, walaupun memang Si Aika ini selalu sukses bikin jiwa brengseknya terpanggil karena kelakuannya yang abnormal itu.

Udah-udah!” Pada Akhirnya, baginda raja terpanggil untuk melerai pertikaian anak-anaknya, yang selalu bikin vertigo-nya kumat.

“Aika, Kamu jangan kayak gini, dong. Kamu ‘kan sekarang sudah jadi istri Kairo. Kewajiban kamu sekarang itu ikut Kairo. Ke mana pun dia bawa Kamu.

“Tapi, Pah--”

“Gak ada tapi-tapian Aika. Itu memang sudah jadi kewajiban Kamu sebagai istri sekarang,” sela Papa Heru tegas. Aika diam seketika. 

Senakal-nakalnya Aika. Aika paling takut kalo papanya sudah tegas kek gini.

“Lagian, Kairo itu baik, Aika. Jadi, papa yakin dia pasti nggak bakal nyakitin Kamu.” Papa Heru mengusap bahu anak gadisnya dengan sayang.

“Ya, itu juga Aika tahu, Pah. Tapi, gimana dong? Aika tetep takut sama Kairo, Pah”

Hah?

“Takut? Maksud Kamu?” Papa Heru bingung.

“Kenapa jadi takut?” kepo Mama Desi.

“Takut apa kamu Aika sebenernya?” Aaron juga ikut kepo.

Bukannya segera menjawab kekepoan keluarganya. Aika malah menghelas panjang sekali berkali-kali.

“Aika?” panggil Aaron tidak sabaran. “Jangan bikin kesel bisa, nggak?” tambahnya lagi.

“Iya, ih. Mama udah kepo akut ini!” timpal mamanya. Aika sekali lagi melihat satu persatu wajah keluarganya dengan lekat. Sebelum menjawab.

“Aika takut ....”

“Takut?”

“Takut terbujuk rayuan Pak Kairo malam ini, hingga minta nambah berkali-kali sampai subuh.”

Aika pun sukses mendapat jitakan berjamaah dari keluarganya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yeni Rosdiani
author kebanyakan baca novel lupus, jdinya gini nih... lucu.......
goodnovel comment avatar
YOPI SARI Pagelaran
wkwkwkw seruuu sumpah... bikin ketawa terus bacanya, punya keluarga begini gak ada habisnya buat diomongin
goodnovel comment avatar
Siti Maemunah2
jd boring baca nya ......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 2

    Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.

  • Siap, Mas Bos!   Extra part 1

    *Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas

  • Siap, Mas Bos!   Epilog

    Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 134

    Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 133

    Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 

  • Siap, Mas Bos!   Mas Bos 132

    Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status