*Happy Reading*
"Cek rahim? Pengobatan selanjutnya? Maksud Abang apa?"
Akibat kecerobohan Aaron yang tidak bisa menjaga mulutnya. Tidak heran, jika setelahnya Aika langsung meminta penjelasan dengan tegas pada Abangnya itu.
Aaron yang sadar sudah melakukab kesalahan pun terlihat kikuk di tempatnya, bingung harus menjawab apa pada tanya tanya Aika yang syarat akan tuntutan itu.
Aika saat ini mungkin sudah ingat kembali tentang apa yang sempat dia lupakan. Tapi kenyataan soal rahimnya paska insident itu tentu saja tidak masuk dalam ingatannya. Karena ya ... Aika memang tidak tahu apa-apa soal itu.
Saat Dokter menjelaskan kondisi Rahimnya, Aika dalam keadaan koma, lalu akhirnya depresi setelah sadar dan mengalami trauma akibat kejadian nahas itu.
Jadi, wajar saja jika dia begitu penasaran akan ucapan abangnya itu.
"Bang?!" desak Aika, saat masih belum mendapatkan jawaban dari Aaron.
"Uhm ... itu, em ... maksud Abang.
*Happy Reading* "Mas Bos, kita cerai aja, yuk!" Kiranya, setelah mendengar permintaan Aika yang tiba-tiba, Kairo akan terkejut, marah, ngomel, atau menghardiknya seperti dalam sinetron yang Biasa Mama Desi tonton tiap pagi dan malam. Siapa sangka? Ternyata Kairo hanya menanggapi pinta Aika dengan helaan napas panjang dam berat, sebelum kemudian menyentil kening wanita itu dengan gemas. "Jangan bicara sembarangan," tegurnya. Lalu merangkul Aika dan membawanya untuk duduk di sofa ruang tamu. Diikuti keluarga Aika, yang turut duduk di sana. "Tapi Aika serius, Mas Bos!" protes Aika kemudian. Merasa tersinggung dengan jawaban Kairo barusan. Padahal dia tidak sedang bercanda. Dia serius, dan memikirkan masa depan Kairo. Kenapa pria ini malah menganggapnya bicara sembarangan? Aneh banget! "Mas Bos tahu kan, kondisi Aika? Aika ini sakit Mas Bos! Ya itu rahimnya, juga jiwanya. Aika bahkan bisa dibilang gila. Lalu, buat apa lagi Ma
*Happy Reading* Ken dan Bunda Karin terpingkal cukup keras saat mendengar keluhan Kairo, yang meminta rekomendasi Dokter Kandungan lain, hanya karena tak ingin Aika berpaling pada Kennet, kembarannya. Sungguh! Mereka berdua tidak menyangka, jika ternyata Kairo sudah sebucin ini terhadap istri gesreknya. Ugh ... dulu aja sok ngenes dan menganggap Aika musibah. Sekarang? Lihat saja, pria itu bahkan repot-repot mengumpulkan Bunda dan adiknya pagi-pagi sekali, hanya untuk mendiskusikan hal yang ... astaga! Yang benar saja! "Lo kira gue gila, Bang? Sampai harus ngembat bini Abang sendiri. Kek gak ada cewek lain aja!" tukas Ken sengit, tak terima dengan dugaan Abang beda tiga menitnya. Namun seperti Biasa, Kairo hanya menanggapi Ken dengan wajah datarnya. "Lagian, Kakak ipar bukan tipe gue, Bang. Gak mungkin gue ajak main api." Kennet kembali menambahkan. Demi apa? Abangnya ini sejak nikah jadi konyol. Sering sekali mengkhawatirkan h
*Happy Reading* "Menurut lo, gimana, Bi? Gue bisa sembuh gak ya?" keluh Aika, setelah selesai menceritakan masalahnya pada Bianca. Tidak, tolong jangan salah paham dulu. Sebenarnya, Aika awalnya tidak mau meceritakan apapun pada si gesrek Bianca. Bukan karena kini dia sudah ingat bagaimana sifat kawannya itu. Tapi lebih ke ... ini kan urusan dapur rumah tangganya, yee kan? Jadi gak mungkinlah di umbar-umbar. Malu? Tentu saja. Begini-begini, Aika juga masih punya kemaluan. Eh, rasa malu maksudnya. Meski seringnya malu-maluin, sih. Makanya, awalnya Aika mau menyimpan semuanya sendiri saja. Akan tetapi, entah karena hormon datang bulan yang sebentar lagi akan nongol. Atau karena terlalu stress memikirkan hal itu. Alhasil, kerjaan Aika pun hari ini kacau sekali. Itulah yang akhirnya membuat Bianca curiga, dan memaksa Aika untuk curhat dadakan. Tidak tanggung-tanggung, gadis itu bahkan menyeret Aika dari divisinya ke Roof top, dengan alasan yang ti
*Happy Reading* Aika [Mas Bos. Kangen ....] Senyum manis sontak terulas di bibir Kairo. Saat melihat satu chat yang baru saja muncul di ponsel pintarnya, dari istri gesrek yang sudah kembali ingatannya. Kairo [Ya, udah. Ke Ruangan saya sekarang] Pria itu membalas singkat, disela kegiatan mendengarkan persentase dari Alvaro. Tring! Tak sampai 15 menit, balasan dari Aika sudah muncul. Aika [Mana boleh! Mas Bos lupa kita masih backstreet di kantor ini!] Putaran mata jengah pun hadir dari Kairo, yang gemas sekali dengan alasan sang istri yang tidak masuk akal. Dia lupa kalau sebelum pergi ke Gemawang, Novia membuat huru hara, hingga status Aika terbongkar. Kairo [Kamu ingat Novia?] Aika [Eh, apa maksudnya tuh? Kenapa jadi bahas mantan? Mas Bos mau balikan ya sama wanita itu?] Aika pun langsung ngegas, karena tersinggung dengan bahasan yang dibawa Kairo. Kairo [Bukan gitu, Aika]
*Happy Reading*Setelah mendengar keputusan Aika, Kairo pun tak membuang waktu lagi. Pria itu langsung menghubungi Bunda Karin dan Ken. Kemudian mengatur segala sesuatu yang Aika butuhkan.Bahkan, Kairo dengan senang hati mengambil cuti panjang hanya untuk menemani istri tercinta. Sebagai bentuk dukungan sebagai suami.Tidak masalah, perihal pekerjaan masih ada Alvaro yang bisa diandalkan. Meski untuk itu, Kairo tentu saja harus memberikan bonus lebih, dan mendapat wajah berlipat dari pria yang akan menjadi Kakak ipar dari Ammar, sahabatnya.Udah pada tahu, kan, hal itu? Yang belum tahu, bisa baca Novel 'Kanjeng Ratu Minta Mantu'. Atau ikutan PO buku cetaknya di sosmed Author.Okeh, mari kita lupakan Alvaro, Ammar dan calonnya. Kita kembali pada Aika dan pengobatannya. Dimulai dari cek kesehatan rahim, berakhir dengan debat kusir yang tak kunjung selesai dari gadis itu dan kembaran Kairo, Kenneth.Yes! Ternyata ketakutan Kairo tidak terbukti
*Happy Reading*"Mas Bos sama Ken tuh beneran kembar, gak, sih?" Aika masih menggerutu kesal di dalam mobil yang melaju meninggalkan Rumah sakit, karena keisengan Ken yang memang sangat menyebalkan hari ini.Mendesah pelan sejenak, Kairo pun menjawab dengan singkat. "Kamu liat wajah kami sama, kan?"Aika pun makin cemberut mendengar jawaban suaminya, sebab ... rasanya tidak rela saja, suaminya yang ganteng dan kalemnya Naudzubillah. Harus punya kembaran modelan si Kenneth yang nyebelin itu.Ih, pokoknya Aika gak rela!"Iya, sih. Wajah kalian memang mirip. Tapi kenapa sifat dan wataknya jauh bet, ya? Seperti dari sini ke alam surga."Apapula itu pepatah? Di mana-mana orang menggambarkan perbedaan tuh pake siang-malam, langit-bumi, atau apa gitu yang masuk akal.Aika doang memang yang selalu punya istilah unik. Yah ... maklumin saja. Orangnya juga ajaib begi
*Happy Reading*Suasana pun seketika riuh oleh orang-orang yang terkejut dengan kejadian itu, yang kemudian mulai mendekat dan memadati tempat Aika terjatuh.Tak ayal, hal itu membuat langkah Kairo makin terhambat, hingga pria itu harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk menyingkirkan orang-orang yang menghalanginha untuk segera menuju posisi Aika.Tuhan! Tolong selamatkan Aika dan siapapun wanita yang menariknya tadi.Setelah cukup lama berdesak-desakan, dan menerobos deretan orang-orang kepo, yang bukannya nolongin tapi malah bikin video. Kairo pun akhirnya sampai dan langsung di suguhkan pemandangan Aika yang terduduk dengan linglung melirik tubuh yang terbaring di sampingnya."Aika?" panggil Kairo meminta fokus gadis itu."Mas Bos! Mas Bos! Darah!"Syukurlah, Aika masih bisa merespon dengan baik. Tapi apa katanya tadi? Darah? Astaga!"Darah? Dimana? Kasih tahu saya di mana yang sakit?" Seketika Kairo p
*Happy Reading*"Haaahhh ... Akhirnya ketemu kasur juga!" seru Aika lantang, seraya menghempasakan diri ke atas tempat tidur."Hai, guling? Apa kabar hari ini? Aika kangen banget loh sama kamu," ucapnya lagi lebay, sambil meraih dan memeluk guling yang tak jauh darinya dengan posesif."Ugh ... nyamannya. Aika jadi makin ngantuk." Gadis itu menambahkan, masih dengan gaya lebaynya membuat Kairo memutar mata jengah diam-diam."Jangan tidur dulu, Aika. Bebersih dulu sana. Mandi sekalian. Seharian di luar juga," tegur Kairo akhirnya. Menganggu kenyamanan Aika yang hampir terpejam.Gadis itu pun memajukan bibirnya dengan kesal, seraya makin memeluk bantal guling erat. Seakan tak rela dipisahkan dari benda bulat empuk itu."Mandinya besok aja deh, Aika ngantuk banget nih, Mas Bos. Lelah banget hayati," sahut Aika kemudian."Jangan jorok! Mandi sana. Saya gak mau sampai ada drama gatal-gatal nanti malam akibat ulah kamu, ya." Kairo berucap de