Home / Romansa / Siasat Cinta Big Bos / Dua Perempuan Kian Solid

Share

Dua Perempuan Kian Solid

last update Huling Na-update: 2025-06-29 18:00:18

Handphone Jayadi berbunyi," Iya Ma. Ada apa Ma?"

"Kamu lagi di kantor ya?"

"Iya, Ma. Kenapa Ma?"

"Temani Mama nanti siang ya. Pas jam istirahat. Mama ada beberapa keperluan."

"Loh, kok tiba-tiba Mama pingin ditemani. Kan biasanya bisa diantar Pak Kosim atau Pak Mardi. Atau biasanya kan sama gang Mama?"

"Kali ini Mama hanya ingin ditemani anak Mama tersayang. Entah kenapa perasaan Mama ingin demikian." Bu Sudarmaji mulai menggiring suasana sentimentil dan melo.

"Loh, kok Mama." Jayadi sedikit heran dengan gaya Mamanya seperti berhiba hati.

"Nggak mau kamu ya?"

"Waduh Mama. Oke, Mama sayang. Nanti aku jemput Mama atau kita ketemu di luar?"

"Kamu jemput Mama di rumah Eline. Eline juga ada keperluan nanti, itu sebabnya dia tak bisa temani Mama."

"Oke, Ma. Nanti aku jemput Mama di rumah Mbak Eline."

"Oke, Daa, anakku sayang."

"Daa, Ma." Jayadi benar-benar terusik dan heran dengan sikap Mamanya yang tak seperti biasa. Tiba-tiba seperti baperan gitu.

Sementara di rumah Eline, Bu Sudarmaji da
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Siasat Cinta Big Bos    Memulai Hidup Baru

    Bu Masna dan kedua putrinya sampai di terminal kota kecil jelang senja. Saat turun di terminal bus di kota kecil, mereka melanjutkan perjalanan naik angkutan pedesaan. Ada perasaan rindu suasana desa saat Natasya melihat pemandangan desa-desa pinggir pantai yang dilewati. Rindu pada pantai tempat dia berlarian dengan Nela belasan tahun lalu. Saat itu Natasya menginjak usia remaja sedang Nela baru tamat SD. Natasya tersenyum pada Nela. Rambut Nela tertiup angin karena jendela kaca mobil angkutan desa yang ada di belakang Nela terbuka.“Aku rindu suasana pantai di desa kita,” kata Natasya pada Nela.“Aku juga rindu, kak,” tanggap Nela dengan senyuman dan anggukan. Bu Masna yang mendengar percakapan putrinya ikut tersenyum. Bu Masna pun merindukan desa kelahirannya. Hanya Bu Masna sedikit merasa sedih bila mengingat kepulangannya kini tak lagi bersama suaminya. Kini mereka kembali ke desa itu hanya bertiga.Dalam angkutan desa ada beberapa penumpang lainnya. Nampaknya mereka warga desa-

  • Siasat Cinta Big Bos    Rencana Pulang ke Desa

    "Minum teh ini, biar lebih tenang,” kata Bu Masna sambil memberikan segelas teh ke tangan Natasya.“Nah kalau sudah mulai tenang, ayo cerita pada Ibu dan Nela apa yang terjadi.”Natasya mengangguk dan mengatur nafasnya.“Aku barusan diculik orang, Bu.”“Haah! Diculik?” Wajah Bu Masna berubah pucat. Nela ikut ketakutan.“Iya, Bu. Sebaiknya kita meninggalkan kota ini, Bu. Kota ini sudah tidak aman lagi buat kita. Terutama buat aku.” Natasya memandang ibunya dengan wajah sedih.“Mengapa mereka menculik kamu?” Bu Masna bertanya karena tak mengerti alasan putrinya diculik. Bu Masna terpikir apa yang diharapkan para penculik itu dari putrinya yang cuma gadis biasa. Kelebihan Natasya cuma cantik, itupun banyak perempuan bahkan lebih cantik dari putrinya, pikir Bu Masna.“Yang jelas mereka minta aku meninggalkan kota ini. Aku juga tak tahu alasan mereka menyuruhku pergi dari kota ini.”“Mengapa ya mereka menyuruh kamu meninggalkan kota ini?”“Entah lah Bu. Aku juga tak mengerti. Mereka juga t

  • Siasat Cinta Big Bos    Natasya Diculik Lagi

    Natasya bersiap pulang dari kantor pukul enam belas tiga puluh. Seperti biasa Natasya sebelum pulang melapor dan minta izin pada Pak Kasrin. Lelaki yang memasuki usia tua itu tersenyum memandang Natasya. Ia memang sudah menganggap Natasya seperti anaknya sendiri.Pak Kasrin punya putri seusia Natasya yang saat ini bekerja sebagai pegawai negeri di salah satu daerah. Putri Pak Kasrin itu bernama Rania yang merupakan anak sulungnya. Rania baru menikah tujuh bulan yang lalu. Sejak lulus jadi pegawai negeri dua tahun yang lalu Rania tidak tinggal bersama Pak Kasrin. Selain Rania, Pak Kasrin mempunyai dua orang anak laki-laki.“Hati-hati di jalan,” kata Pak Kasrin selalu diucapkannya pada para pegawai cleaning service yang melapor untuk pulang.“Iya, Pak,” kata Natasya sambil mencium tangan Pak Kasrin. Natasya muncul di lobi kantor dan menyapa Sapuro. Sapuro menyapa balik Natasya.“Saya pamit pulang dulu, Pak Sapuro,” kata Natasya.“Baik, Nat. Hati-hati di jalan.”Natasya melangkah menur

  • Siasat Cinta Big Bos    Cerita Dua Saudara (Bag. 2)

    Jayadi menunjuk satu persatu foto Natasya, Nela, Bu Masna dan almarhum pak Dudid.“Kok bisa nggak ada kemiripan sama sekali ya?” Jefri ikut heran memikirkan soal Natasya dan keluarganya. “Sepertinya Natasya cewekmu itu blesteran. Jangan-jangan dia anak yang diangkat Bu Masna itu?” Jefri kembali mengulangi memandangi foto-foto Natasya dan keluarganya.“Nggak tau juga. Banyaknya orang pasti mengatakan Natasya itu bukan putri kandung Bu Masna dan Pak Dudid almarhum.”“Terus kamu sudah pernah menjelaskan tentang gadismu ini pada mama?”“Sudah, bahkan satu kali pernah aku bawa ke rumah. Akhirnya dia takut bertemu mama.”“Ck, ck, kasihan kamu Bro. Susah jatuh cinta, sekali jatuh cinta tidak dapat restu orang tua.” Jefri memeluk Jayadi dan menepuk-nepuk pundaknya. “Tenang Bro, aku akan ikut bantu kamu.”“Benar ya, jangan kayak papa.” Jayadi terharu dengan saudaranya. Memang dari dulu mereka sudah terbiasa saling mengerti.“Terkadang aku ingin pergi menyendiri dulu untuk sementara. Ada rasa j

  • Siasat Cinta Big Bos    Cerita Dua Saudara (Bag. 1)

    Malam hari Jayadi masuk ke kamar Jefri. Dua orang bersaudara yang telah tumbuh bersama itu bercerita tentang masa lalu mereka. Sesekali terdengar tawa mereka, apalagi saat Jefri menceritakan tentang teman-teman kuliahnya.“Eh, gimana cewek-cewek di sana?” tanya Jayadi pada Jefri."Ya, kalau cewek disana yang jelas rata-rata tinggi. "Tergantung negaranya juga sih," kata Jefri asal jawab saja.“Ah, bukan itu maksudku. Kamu pasti punya pacar ya orang luar sana.”“Nggak, aku nggak tertarik. Aku sukanya produk dalam negeri,” kata Jefri diiringi tawa keras.“Ah, yang benar. Nggak percaya.” Jayadi sengaja mempermainkan Jefri.“Nggak percaya ya sudah,” tanggap Jefri.‘Eh, bro. Aku boleh curhat nggak?”“Curhat apa? Soal mama kan?” kata Jefri menebak isi kepala Jayadi. “Kamu sabar saja dulu. Mama kan gitu orangnya. Jangan dilawan, pura-pura setuju saja atau diam saja dengan sikap santai. Iya kan?”“Iya sih. Tapi aku pusing beneran nih sekarang. Mama tiap sebentar ngomongin pernikahan. Nah yang

  • Siasat Cinta Big Bos    Sikap Aneh Big Bos Jayadi

    “Sekarang mobil baru kamu ini kita tinggal dulu di sini. Nanti sore mobil ini sudah sampai di rumahmu," kata Jayadi pada Lena."Baik, Pak,” jawab Lena sembari tersenyum. Masih terlihat perasaan gembira Lena di wajahnya karena dihadiahi mobil yang selalu diimpikannya. Lena membayangkan kalau mobil ini sampai di rumahnya, suami dan anak-anaknya akan terkejut. Setiap kali Lena pergi jalan dengan keluarganya, Lena selalu menyampaikan mimpinya membeli mobil seperti itu.“Sekarang kita bertiga pergi jalan-jalan dulu. Ayo Pak Gun!”Gunadi membawa mobil keluar dari halaman dialer.“Kemana arah kita, Pak?” tanya Gunadi.‘Seperti tadi lagi. Pak Gun ikuti saja arah yang saya tunjuk.”“Baik, Pak.”Sekitar setengah jam mereka di jalan. Setelah melewati dua kali lampu merah dan dua belokan, Jayadi menyuruh Gunadi masuk pada sebuah super mall. Gunadi hanya mengikuti saja.“Bapak tidak turun di sini?” tanya Gunadi yang keheranan dengan Jayadi yang tidak turun saat gunadi membawa mobil ke depan lobi m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status