Share

Sihir Cinta Sang Rembulan
Sihir Cinta Sang Rembulan
Penulis: Rifat Nabilah

Menyerang!

"TOLONGGG! Siapa pun tolong aku!"

Teriakan Nick terdengar keras, akan tetapi dia tidak bisa berhenti saat ini juga, ternyata seseorang telah mengejarnya dengan menggunakan tongkat sihir.

"Mau ke mana kamu? Ke marilah, aku akan memberikan kamu sedikit mantra untuk membalas kematian ibuku, karena kamu kabur dariku. Maka hukumannya akan lebih banyak lagi!"

Seseorang itu terus terbang mengejar Nick yang akan menjadi pelampiasan baginya, dia tidak akan pernah melepaskan pemuda itu.

"Gila! Siapa kamu sebenarnya? Aku tidak pernah mengenal Ibumu, bagaimana aku bisa membunuhnya? Lepaskan aku!"

"Diam! Kamu memang bukan pembunuh Ibuku, tapi kamu anak dari keturunan penyihir yang menikah dengan manusia dan telah membunuh Ibuku. Kalian seperti binatang!"

"Jangan seperti ini! Aku mohon jangan bunuh aku, kita bisa bicarakan ini baik-baik, bukankah penyihir jahat memang pantas dibunuh? Itu sangat meresahkan!"

"Apa kamu bilang? Kamu sudah lancang bicara seperti itu di depan mata aku! Rasakan ini!"

Ketika seseorang itu terus mengarahkan tongkat sihirnya ke arah Nick, dia selalu gagal, karena Nick berhasil menghindarinya, bahkan bersembunyi di balik pohon besar yang penyihir itu susah untuk menyerangnya.

"Kurang ajar! Aku tidak akan memberikan kamu kebebasan! Siapa kamu hah! Di tangan aku sendiri, satu-satunya keturunan manusia penyihir itu yang akan mati. Jangan bersembunyi pengecut!"

Ada rasa gemetar saat seseorang itu mulai bersuara kembali, dia hanya berdoa agar ada yang bisa menolongnya dari penyerangan ini.

Seseorang itu telah membuka jubah hitamnya, terlihat jika rambutnya tergerai panjang, matanya terlihat sangat merah dan dia terus menyerang pohon itu.

"Kamu pikir bisa bersembunyi dari Quesha! Tidak akan! Kita baru saja bermain-main di sini! Kita lihat, apa yang akan aku lakukan saat nanti kamu muncul."

Quesha menghilang, langit sudah mulai mendung, dia harus kembali ke langit untuk pulang ke kerajaan rembulan.

"Ini sudah hampir hujan, aku harus kembali, lihat saja. Aku akan melihat kamu dari air ajaib yang aku miliki."

Quesha menghilang setelah ini, dia tidak mau berlama-lama ada di dunia manusia, itu sudah melanggar aturan dunia penyihir dan kerajaannya.

Quesha pergi ke dalam kamarnya, ternyata Nick sudah keluar dari pohon itu, dia terlihat ketakutan dan sangat berhati-hati.

"Lihat kelakuannya! Ternyata dia tidak layak hidup! Beruntung kalau dia bisa bebas dari aku, tapi nanti malam, tidak lagi pemuda."

Quesha telah menghilangkan gambarnya dari air yang bisa melihat tempat Nick saat ini, dan ternyata dia tidak juga peduli dengan jamuan pertama yang diadakan oleh sang ayah. Di kerajaan rembulan sedang ada jamuan makan malam untuk pernikahan kedua dari pangeran matahari.

"Sudah hampir! Aku harus bersiap untuk pergi!"

Quesha sangat panik ketika kerajaannya ramai dipenuhi para penyihir, itu penyebab dirinya harus menyelinap ke dunia manusia saat malam hari.

"Selamat malam pemuda? Apa kamu sudah melupakan kejadian tadi?"

Tidak mungkin!

Dia datang!

"Kamu? Mau apa kamu datang lagi? Aku tidak membunuh Ibumu! Jangan ganggu aku!"

Nick memundurkan dirinya ke arah yang bisa membuatnya bisa melarikan diri.

"Tenanglah pemuda, aku hanya ingin memberikan kamu sedikit luka, walaupun aku rasa itu akan membunuhmu."

"Tidak! Kamu tidak punya hak untuk menjadikan aku tumbal! Pergi kamu penyihir jahat!"

Nick berlari sekuat mungkin keluar rumah, dia menuju pantai selatan yang sangat luas itu, terdengar ombak begitu kencang hingga suaranya tidak terdengar oleh orang lain.

"Tolong! Tolong!"

Nick tetap berusaha berlari walaupun sampai terjatuh, dia tidak mengerti, kenapa harus dirinya menjadi tumbal penyihir, karena sudah banyak yang beredar kabar, kalau penyihir itu datang, dia akan menjadikan manusia sebagai tumbal kesaktian untuk membuatnya terlihat awet muda.

"Gemas sekali, kamu memang belum pernah aku bunuh, tapi sudah berlarian seperti kelinci yang melompat-lompat, ada apa dengan kamu?"

Sedangkan Nick tetap berlari menghindari serangan Quesha, dengan cepat dia membawa ranting sedang untuk memukul penyihir itu.

"Rasakan ini penyihir jahat!"

"Astaga, kamu pikir aku manusia? Kita lihat, hanya dengan satu mantra, maka ranting kecil yang ada di tanganmu itu akan lenyap."

Dan benar saja, ranting itu telah hilang ketika mantra sudah diucapkan, mungkin ini membuat Nick semakin ketakutan histeris.

'Tuhan, ada apa dengan hidupku, kenapa harus berurusan dengan penyihir jahat? Apa aku akan mati di tangannya? Atau aku ini akan dijadikan tumbal yang akan bekerja untuknya? Tolong lindungilah hamba.'

Di setiap doanya memberikan sesuatu datang untuk menyinarinya, ternyata cahaya rembulan yang menolong Nick saat Quesha telah bisa menyerangnya.

"Cahaya Ayah! Kenapa bisa Ayah melindunginya? Apa beliau sudah mengetahui niat aku untuk membunuhnya?"

Quesha sangat takut, gilirannya yang harus pergi karena tidak mungkin melawan cahaya itu, karena dia bisa lenyap menjadi debu.

"Hey, aku akan datang lagi. Jangan pikir aku akan menyerah ketika kamu telah melenyapkan Ibuku! Aku akan datang kembali!"

Dia terbang ke kerajaan rembulan, Quesha kesal karena gagal lagi membunuh pemuda itu, namun cahaya itu telah hilang dua menit setelah Quesha pergi.

"Alhamdulillah, akhirnya penyihir itu pergi, tapi tadi itu cahaya apa?"

Nick terheran, namun dia bersyukur karena diselamatkan oleh sang pencipta untuk tetap hidup dengan perantara sebuah cahaya rembulan.

Nick berlari menuju rumahnya, dia tidak mau berada di luar rumah dan bertemu penyihir itu lagi, rasanya menakutkan.

Hidupnya sudah susah pasca ditinggal sendiri oleh kedua orang tuanya, dia bertahan menjadi seorang nelayan di pesisir pantai selatan di jawa tengah kota kebumen.

"Penyihir yang tidak tau asal usulnya itu dari mana datangnya? Apa dulu orang tuaku yang telah membunuh Ibunya? Tapi, mereka pasti punya alasan yang jelas, kenapa bisa penyihir itu dibunuh, aku akan tetap waspada jika nanti dia kembali, aku akan buat dia pergi lagi."

Nick masih berani saat Quesha melihatnya dari air ajaibnya, terlihat jika pemuda itu telah meremehkan dirinya.

"Kurang ajar! Kalau itu bukan karena bantuan dari Ayah, mungkin malam ini dia akan tewas di tangan aku, siapa dia? Aku akan datang lagi setelah semuanya aman, mungkin itu hanya peringatan dari sang rembulan sebelum dia melaporkannya kepada Ayah, aku harus bermain cantik."

Dia tidak mengerti semuanya ini memberikan pemuda itu besar kepala, namun bukan Quesha jika menyerah dengan tujuannya. Terlihat foto mendiang Ibunya yang masih terus disimpannya.

"Ibunda, aku sudah hampir membunuhnya, tapi Ayah telah menyelamatkannya, aku harus bagaimana? Berikan aku cahayamu untuk membantuku, aku tidak mau kematianmu hanya sia-sia dan pemuda itu bebas hidup tenang di luar sana, dia tidak boleh menikmati umur panjang setelah aku resmi menjadi pengganti Ibunda. Lihat saja! Dia akan mati!"

Quesha memikirkan rencana yang lebih halus, akan tetapi belum menemukannya, sampai pikirannya tertuju pada foto Ibunda dan Sang Ayah yang berpelukan.

"Yah, itu caranya."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Luthfi Dicky
ok mantap daj
goodnovel comment avatar
HANA PUSPARINI
semangat bil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status