Share

Bab 16 Fitnah 2

Mbak Tina sudah menjerit dengan air mata yang meleleh di pipinya. Bu Lurah segera menarik Mbak Tina ke kamar mandi untuk menyiram tangannya yang melepuh dengan air. Entah kenapa hatiku merasa tidak enak melihat tumpahan minyak di sampingku. Jika Mbak Tina tidak berada disana mungkin seluruh tubuhku yang sudah terkena tumpahan minyak itu.

Suasana sempat kacau saat Mas Budi sudah datang ke rumah Bu Lurah untuk menjemput istrinya. Mas Budi dan Ibu mertua lalu membawa Mbak Tina ke puskesmas agar cepat mendapat penanganan. Sedangkan Mbak Sindy dan Mbak Yuni masih berada di rumah ini. Wajah kedua kakak iparku itu terlihat sangat syok. Mereka menatapku dan tumpahan minyak itu secara bergantian.

“Maaf semuanya. Mari kita lanjutkan lagi.” Ucap Bu Lurah yang sudah kembali ke dapur.

Acara rewang hari itu kembali berjalan dengan lancar. Aku memberi tahu Bu Lurah jika Ibuku tidak bisa rewang maupun membuat pesanan lontong pecel karena sudah banyak tetangga yang memesan untuk keperluan lain pada
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status