Share

Bab 192

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2025-07-27 12:00:07

“Iya, aku Kenan. Kamu pikir hantu?” jawab sosok itu yang tak lain Kenan.

Pria paruh baya, asisten rumah tangga Husein itu hanya terdiam. Wajahnya pucat dengan mata membola dan mulut setengah terbuka. Sepertinya ini pertama kali dia melihat Kenan usai dinyatakan meninggal tempo hari.

Tanpa menunggu jawaban art-nya, Kenan langsung mendorong pintu lebih lebar dan masuk ke dalam rumah. Ia berjalan ke ruang tamu dan duduk di salah satu kursi.

Sementara sang Art mengikutinya dengan gugup dan ketakutan. Bahkan langkah kakinya sengaja tidak membuat suara sebisa mungkin. Ia tidak mau pria di depannya ini akan murka padanya.

“Apa yang dilakukan Ghalib di sini?” tanya Kenan tiba-tiba.

Pria paruh baya itu kembali tercengang, mendongak dengan mata melotot. Wajahnya kembali pucat dan bibirnya tampak bergetar. Sepertinya Kenan telah mengawasi interaksinya dengan Ghalib sejak tadi.

Usai mengikuti Ghalib hingga apartemennya, Kenan ber

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
ikuti alur kak author ajh deh .. jdi sebel liat kelakuan nenek pelakor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 194

    “Eh … .”Tuan Fandi terkejut, menoleh ke Ghalib tanpa sempat bersuara. Pria tampan berdagu belah itu tersenyum sambil membalas tatapan ayahnya.“Aku sudah minta Pak Jonas membuat janji usai makan siang. Jadi kita bisa ke sana setelah ini. Ayah bisa, kan?”Jakun Tuan Fandi naik turun menelan saliva, tapi suaranya tercekat tak bisa keluar. Kemudian perlahan pria paruh baya itu mengangguk.Seketika Ghalib tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala. Ini kali pertama ia sangat gembira mendapat jawaban dari ayahnya.“Iya, nanti Ayah temani. Kebetulan Ayah tidak sibuk hari ini, Ghalib.”Pada akhirnya Tuan Fandi bisa bersuara kembali. Ghalib mengangguk.“Kalau begitu, kita makan siang dulu, Yah. Setelah itu baru ke tempat Om Kris.”Tawaran Ghalib langsung diiyakan saja oleh Tuan Fandi. Ini adalah tawaran pertama yang dilakukan Ghalib untuknya. Tuan Fandi senang pada akhirnya Ghali

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 193

    “PESTA? Pertunangan?” ulang Ghalib. Jakun pria tampan itu naik turun dengan teratur usai mendengar ucapan Nyonya Emilia. Nyonya Emilia hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala menjawab pertanyaan cucu kesayangannya. “Iya, tempo hari saat makan malam harusnya kamu langsung bertunangan dengan Deasy. Hanya saja karena sesuatu hal jadi batal.” “Itu sebabnya, Nenek akan mengulang makan malam seperti tempo hari. Kamu tidak perlu khawatir, kita lakukan secara sederhana saja. Nanti kalau Nenek sudah pulih benar, akan Nenek buatkan pesta untuk kalian.” Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir Ghalib. Ia hanya diam dengan mata yang fokus memandang sang Nenek. Tuan Fandi yang duduk di dekatnya, mengerti apa yang sedang dirasakan Ghalib saat ini. Putranya pasti ingin menolak dengan keras, tapi pastinya Ghalib sedang berpikir tentang kesehatan neneknya. Ia tidak mau terjadi sesuatu hal pada neneknya. “Eng … Nek, kalau memang seperti itu. Mengapa tidak nanti saja pestanya.” Setelah terdiam

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 192

    “Iya, aku Kenan. Kamu pikir hantu?” jawab sosok itu yang tak lain Kenan.Pria paruh baya, asisten rumah tangga Husein itu hanya terdiam. Wajahnya pucat dengan mata membola dan mulut setengah terbuka. Sepertinya ini pertama kali dia melihat Kenan usai dinyatakan meninggal tempo hari.Tanpa menunggu jawaban art-nya, Kenan langsung mendorong pintu lebih lebar dan masuk ke dalam rumah. Ia berjalan ke ruang tamu dan duduk di salah satu kursi.Sementara sang Art mengikutinya dengan gugup dan ketakutan. Bahkan langkah kakinya sengaja tidak membuat suara sebisa mungkin. Ia tidak mau pria di depannya ini akan murka padanya.“Apa yang dilakukan Ghalib di sini?” tanya Kenan tiba-tiba.Pria paruh baya itu kembali tercengang, mendongak dengan mata melotot. Wajahnya kembali pucat dan bibirnya tampak bergetar. Sepertinya Kenan telah mengawasi interaksinya dengan Ghalib sejak tadi.Usai mengikuti Ghalib hingga apartemennya, Kenan ber

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 191

    “Saya tidak tahu dia manusia atau bukan, tapi yang pasti pelaku di balik menghilangnya Nyonya Eliana dan Tuan Eliot berhubungan dengan Tuan Kenan.”Ghalib berdecak usai mendengar jawaban asisten rumah tangga itu. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.“Aku tidak percaya hantu. Aku yakin dia pasti Kenan.”Pria paruh baya itu tampak tercengang mendengar ucapan Ghalib. Ia melihat ke arah Ghalib dan memperhatikan pria tampan berdagu belah itu dengan saksama. Bahunya naik turun dengan dada kembang kempis usai mengolah udara, seolah baru saja marathon.“Mana ada hantu yang bisa berjalan. Apa kamu tidak melihat jika kakinya menapak di tanah dalam rekaman itu?”Ghalib menambahkan penjelasannya. Pria itu tertegun dan langsung melihat rekaman CCTV dalam ponselnya. Kemudian perlahan kepalanya mengangguk dan kembali melirik Ghalib.Sementara Ghalib hanya diam tak bereaksi. Kemudian ia sudah kembal

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 190

    “Tuan, apa Anda baik-baik saja?” tanya seorang pria.Ghalib perlahan membuka mata, mengerjapkan beberapa saat sambil memperhatikan sekitar. Sesekali ia mengusap kepalanya yang masih sakit akibat pukulan tadi.Ghalib melihat sudah berada di dalam ruang tamu sebuah rumah dan sedang terbaring di atas sofa. Pelan-pelan ia mencoba mengingat apa yang baru saja terjadi, kemudian mata pekatnya menatap tajam pria yang berdiri di depannya.“Apa kamu yang memukulku tadi?”Pria itu menunduk, menyembunyikan wajahnya kemudian mengangguk.“Saya minta maaf, Tuan. Saya tidak tahu jika Anda yang datang.”Ghalib mendengkus. Ia sudah duduk di sofa sambil melihat ke arah pria di depannya. Ghalib mengenali pria di depannya ini. Ia adalah salah satu asisten rumah tangga di keluarga Husein.Rupanya meski sudah pindah rumah, pria ini masih saja setia mengikuti majikannya.“Saya pikir tadi yang datang orang jaha

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 189

    “Ghalib!!”Panggilan Tuan Fandi sama sekali tidak membuat pria tampan itu menjawab. Karena gemas, Tuan Fandi langsung merampas ponsel Ghalib.Kini matanya terbelalak seraya membaca pesan dalam ponsel itu.“Kenan masih hidup!!” Tuan Fandi menoleh ke Ghalib dengan tatapan bertanya.“Apa maksudnya ini, Ghalib? Bukannya Kenan mantan suami Lea itu sudah mati.”Ghalib tidak berkata sepatah pun, tapi sudah meminta kembali ponselnya. Kepalanya mengangguk dengan wajah penuh ketegangan terlihat jelas di sana.“Iya, harusnya dia sudah mati. Aku dan Lea menghadiri pemakamannya tempo hari.”Tuan Fandi terdiam, berdecak sambil berulang menggelengkan kepala.“Namun, Lea pernah berkata jika dia yakin kalau Kenan masih hidup dan sedang menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam padanya.”Mata Tuan Fandi melebar. “Jangan-jangan Kenan di balik menghilangnya Lea, Ghalib.&

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status