“Lea? Kamu beneran Lea? Kamu dimana sekarang? Biar aku jemput.”
Ghalib tampak bersemangat. Matanya berbinar dengan sebuah senyum tersungging di wajahnya. Sesaat tadi dia merasa patah semangat dan tak bergairah, tapi setelah mendengar suara Lea semuanya berubah.
“Iya, Ghalib. Aku beneran Lea. Aku belum bisa mengatakan posisiku, tapi aku baik-baik saja.”
Ghalib terdiam, wajahnya kembali muram saat mendengar jawaban Lea.
“Apa kamu marah padaku? Kamu benci padaku, Lea?”
Terdengar helaan napas panjang di seberang sana, kemudian tidak lama suara Lea nan merdu kembali berkumandang.
“Tidak. Aku tidak marah juga tidak benci. Aku hanya sedang menyusun rencana untuk membalas Mas Kenan.”
Alis Ghalib terangkat satu dengan mata yang menyipit penuh rasa penasaran.
“Kamu sudah tahu jika Kenan masih hidup.”
Di seberang sana Lea menganggukkan kepala, sayangnya Ghalib tidak bisa m
Saat yang bersamaan ponsel Kenan berdering nyaring. Ia tidak melihat reaksi Ghea apalagi mendengar suaranya. Ia langsung fokus dengan ponselnya dan melenggang keluar meninggalkan ruang rawat inap tersebut.“Dia benar masih hidup,” batin Ghea.Wajahnya pias, kakinya gemeteran dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya seolah Ghea baru saja melihat hantu.“Sus, sini!!”Panggilan sang Dokter seketika menginterupsi kekalutan Ghea. Ghea mengangguk dan berjalan mendekat. Ini saatnya dia bekerja dan seharusnya fokus ke pekerjaannya.Untung saja Kenan tidak melihatnya tadi. Kalau tidak, pria itu pasti akan bertanya tentang Lea padanya. Tanpa ada seorang pun yang tahu, Ghea menghela napas lega sembari mengurut dadanya.Selang beberapa saat kemudian, Ghea sudah selesai bertugas. Ia berjalan menuju ruang istirahat, menghempaskan pantatnya dan tergesa mengambil ponsel di dalam tas.Napas Ghea tersenggal dengan
“APA!!!??”Nyonya Emilia sontak terkejut usai mendengar permintaan Deasy. Tidak ia duga, wanita yang ia gadang-gadang dan selalu ia puji malah berkata seperti ini.Padahal nantinya usai Deasy menikah dengan Ghalib semua perusahaan milik keluarga Prasetya akan menjadi milik mereka sepenuhnya. Segitu khawatirnya Deasy dengan pembatalan sepihak dari Ghalib sehingga meminta seperti ini.“Nek … saya tidak meminta banyak. Bukankah itu tidak sebanding dengan harga diri saya dan keluarga yang dipermalukan jika sampai Ghalib membatalkan semuanya.”“Jadi saya rasa itu sebanding.”Nyonya Emilia mengangguk sambil mengatur napasnya.“Iya, kamu benar. Saya sama sekali tidak keberatan dengan syaratmu ini, Deasy.”Deasy sontak menghela napas sambil mengurut dadanya. Ia tahu berapa banyak kekayaan keluarga Prasetya, rasanya tidak masalah jika dia memintanya sedikit. Toh, kalau semua ucapan Nyonya
“Deasy. Ada apa? Tidak biasanya kamu menelepon Nenek di malam hari.”Suara Nyonya Emilia terdengar dari seberang sana. Wanita itu sudah kembali ke kotanya. Ia tidak bisa stay di kota ini terus. Banyak hal yang harus ia kerjakan di kota asalnya.Itu juga sebabnya Nyonya Emilia meminta tolong Deasy melihat keadaan Ghalib begitu tahu Ghalib terlibat masalah dengan BPOM.Deasy yang sudah berada di kamarnya hanya tersenyum mendengar suara Nyonya Emilia. Setelah kejadian tadi sore di kantor Ghalib, Deasy memberanikan diri untuk menelepon Nyonya Emilia malam ini.“Maaf, Nek. Kalau saya mengganggu.”Nyonya Emilia tersenyum sambil menggeleng. “Tidak apa-apa. Kebetulan Nenek sedang senggang. Oh ya, bagaimana dengan Ghalib? Apa dia baik-baik saja?”Deasy menelan ludah sambil menggeram pelan. Ia jadi kesal tiap ingat kejadian tadi sore.“Iya, Ghalib baik-baik saja. Semua aman terkendali kok, Nek.”
“Lea? Kamu beneran Lea? Kamu dimana sekarang? Biar aku jemput.”Ghalib tampak bersemangat. Matanya berbinar dengan sebuah senyum tersungging di wajahnya. Sesaat tadi dia merasa patah semangat dan tak bergairah, tapi setelah mendengar suara Lea semuanya berubah.“Iya, Ghalib. Aku beneran Lea. Aku belum bisa mengatakan posisiku, tapi aku baik-baik saja.”Ghalib terdiam, wajahnya kembali muram saat mendengar jawaban Lea.“Apa kamu marah padaku? Kamu benci padaku, Lea?”Terdengar helaan napas panjang di seberang sana, kemudian tidak lama suara Lea nan merdu kembali berkumandang.“Tidak. Aku tidak marah juga tidak benci. Aku hanya sedang menyusun rencana untuk membalas Mas Kenan.”Alis Ghalib terangkat satu dengan mata yang menyipit penuh rasa penasaran.“Kamu sudah tahu jika Kenan masih hidup.”Di seberang sana Lea menganggukkan kepala, sayangnya Ghalib tidak bisa m
Deasy tampak gugup, tapi dia sudah mengangkat tangannya menjauh. Ghalib gegas menggeser kursinya dan langsung berdiri. Ia sudah berjalan menjauh dari Deasy.Deasy hanya diam menatapnya penuh kerinduan.“Aku … sudah mendengar apa yang terjadi dengan pabrikmu, Ghalib.”Suara Deasy kembali terdengar dan penuh dengan keprihatinan. Ghalib hanya menatapnya sekilas sambil mendengkus kasar.“Aku gak butuh dikasihani. Aku bisa menyelesaikan sendiri.”Deasy menghela napas sambil menganggukkan kepala. Ia berjalan menghampiri Ghalib yang sedang duduk di sofa. Deasy ikut duduk di sana meski tidak bersebelahan.“Aku punya kenalan orang BPOM. Siapa tahu mereka bisa membantumu, Ghalib.”Ghalib berdecak sambil menggelengkan kepala. “Aku juga punya. Hanya saja, aku sengaja belum menghubunginya. Aku ingin tahu akan dibawa sampai kemana kasus ini.”Dahi Deasy mengernyit dengan tatapan penuh ta
“DISEGEL? Apa maksudnya?”Ghalib tercengang kaget saat mendengar penjelasan pria di depannya.“Untuk sementara pabrik Anda dilarang beroperasi hingga hasil labnya keluar.”Mata Ghalib melebar dengan wajah yang terlihat tegang. Tidak hanya dia yang menunjukkan ekspresi seperti itu. Pak Jonas yang berdiri tegak di sampingnya juga sangat terkejut.“Kami terpaksa melakukannya untuk mencegah korban lebih banyak. Selain itu, kami juga akan menarik produk Anda yang beredar di pasar.”Belum habis rasa terkejut Ghalib kini ditambah dengan kalimat seperti itu. Sebenarnya bagi Ghalib, bisnis ini adalah salah satu dari bagian bisnisnya. Hanya saja pabrik minuman kesehatan ini yang paling berpotensi membantu perkembangan perusahaannya.Selain itu banyak karyawan yang bergantung pada keberlangsungan pabrik. Apa jadinya jika pabriknya disegel dan diberhentikan sementara waktu.“Jika hasil dari lab kami sudah