Share

Bab 217

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-09 11:00:48

“Apa maksudnya ini, Ma?” tanya Tuan Fandi.

Pagi itu Tuan Fandi langsung datang menghampiri Nyonya Emilia yang sedang menikmati makan paginya di ruang makan.

Nyonya Emilia terdiam sambil melihat sebuah berkas yang baru saja diletakkan Tuan Fandi di atas meja. Mata tua Nyonya Emilia langsung mengenali isi berkas itu.

“Kamu sudah membaca isinya?”

Tuan Fandi mendengkus sambil menghempaskan pantatnya ke kursi. Ia duduk berhadapan sambil menatap Nyonya Emilia dengan mata menyalang. Melihat tingkahnya kali ini mengingatkan pada sikap Ghalib jika merajuk.

“Apa maksud Mama hendak memberi 40% dari perusahaan kita ke Deasy? Bahkan belum menikah dengan Ghalib saja, dia sudah berani meminta. Apa ini wanita pilihan Mama untuk putraku?”

Nyonya Emilia tidak berkomentar dan terus fokus menikmati santap paginya.

“Dulu Mama menganggap Lea tidak baik untuk Ghalib. Lalu bagaimana dengan Deasy? Aku rasa dia lebih t

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 272

    “Mungkin lebih baik Bapak datang langsung saja.”Arifin mendengkus kesal saat mendengar jawaban anak buahnya. Padahal dia sudah janji akan datang ke tempat Ghea. Namun, informasi ini lebih penting dari segalanya.“Baik, aku ke kantor pusat sekarang.”Arifin sudah bersiap mengubah arah mobilnya, tapi tiba-tiba terdengar suara interupsi dari seberang sana.“Pak, saya tidak sedang ada di kantor pusat. Sangat riskan jika membicarakan hal ini di sana.”Arifin terdiam, mata kecilnya di balik kacamata minus tampak berkilatan mengandung rasa penasaran.“Ya sudah, share saja lokasimu sekarang.”Panggilan terputus, selanjutnya Arifin mendapat pesan sebuah share lokasi ke ponselnya. Ia terdiam beberapa saat membaca lokasi yang dikirim.Kalau tidak salah, letaknya berada sedikit jauh dari kantornya juga pusat kota. Arifin jadi bertanya, mengapa anak buahnya memintanya bertemu di sana. Bahkan

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 271

    Ghalib mendengkus sambil menatap Deasy dengan tajam.“Sudah kuduga, kamu memang licik. Jadi berapa nomor rekeningmu, biar aku transfer jumlah yang kau sebutkan.”Deasy langsung terkekeh mendengar jawaban Ghalib. Selama ini Deasy selalu takut dan penurut kepada Ghalib. Ia takut Ghalib tidak akan menyukainya jika dia menunjukkan sifat aslinya.Namun, sejak ia membuat kesepakatan dengan Nyonya Emilia, Deasy tidak sungkan menunjukkan ke Ghalib siapa sejatinya dia.“Aku tidak perlu uang. Cukup cium aku saja, maka aku anggap pertolonganku hari ini lunas.”Seketika Ghalib geram, tangannya mengepal dengan wajah yang menegang menatap Deasy.“Ternyata kamu murahan. Aku yakin tidak hanya aku saja yang kau beri penawaran seperti itu.”Bibir Deasy langsung terkatup usai mendengar ucapan Ghalib. Ia tidak menduga Ghalib akan berkata seperti ini. Jangan-jangan Ghalib tahu tentang dia dan Kenan.Bahu Deasy na

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 270

    Ghalib tidak bisa menjawab. Ia hanya diam kemudian sudah mengakhiri panggilannya. Lea yang melihatnya jadi penasaran.“Kenapa? Ada apa?”Jakun Ghalib naik turun dengan mata pekatnya yang menatap Lea.“Babe, Nenek ada di sini. Ia sedang mencariku.”Lea terdiam, alisnya terangkat dengan wajah miring menatap Ghalib.“Maksudmu di kantor ini? Sekarang?”Ghalib mengangguk. “Iya, aku sendiri tidak tahu kenapa Nenek tiba-tiba datang.”“Jangan-jangan Nenek sudah bersengkokol dengan Deasy untuk bertemu di sini hari ini.”Lea tidak menjawab. Rencana pesta pertunangan Ghalib dan Deasy memang tinggal menunggu hari saja. Mungkin itu sebabnya Nyonya Emilia datang ke sini hari ini.“Kalau begitu, temui nenekmu!! Jangan buat dia curiga.”Ghalib tidak bereaksi malah menatap Lea dengan tajam.“Aku akan pulang. Malam ini aku tidak keberatan jika kamu

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 269

    “LEA!! TUNGGU!!!” Ghalib langsung berlari keluar mengejar Lea. Ia tidak menduga Lea akan datang ke kantornya dan melihatnya saat bersama Deasy. Ghalib sungguh menyesali kecerobohannya. Padahal sikapnya ke Deasy tadi tidak bermaksud apa-apa, tapi tentu saja berbeda dengan yang dilihat Lea. Sementara itu Deasy masih bergeming di posisinya melihat Ghalib yang kelabakan mengejar Lea. Sebuah senyum kemenangan terukir dengan jelas di wajah manis Deasy. “Padahal tadinya aku hanya sekedar mampir untuk melihat keadaanmu, Ghalib, tapi, aku malah disuguhkan pemandangan menyenangkan seperti ini.” Deasy berdecak sambil menggelengkan kepala berjalan keluar dari ruangan Ghalib. Sedangkan Ghalib sudah berhasil mengejar Lea. Ia menarik tangan Lea dan mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan di lantai tersebut. Lea hanya diam membisu, menunduk tanpa mau melihat Ghalib. “Kamu marah padaku, Babe?” Tidak ada jawaban dari Lea dan tentu saja itu membuat Ghalib semakin khawatir. Ghalib menghela n

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 268

    “Kamu lupa dengan tujuan utamaku, Ghalib?” tanya Kenan.Ghalib tidak menjawab hanya diam dengan mata pekatnya menatap Kenan. Kenan semakin mencondongkan tubuhnya ke Ghalib, kini jemarinya tampak mengetuk meja beberapa kali.“Aku hanya menginginkan milikku kembali Ghalib.”Tidak ada reaksi dari Ghalib, tapi Kenan melihat mata pria tampan berdagu belah itu berkedut sekilas seolah sedang menahan amarah.“Aku mulai dari mengambil kembali perusahaanku, kemudian bersambung ke yang lain, termasuk mengambil kembali kekasihku, Lea.”BRAK!!!Ghalib langsung menggebrak meja di depannya membuat cangkir kopi Kenan bergetar dan menumpahkan cairan kopi ke meja.“JAGA MULUTMU, KENAN!!!”“Kamu pikir Lea barang yang bisa seenaknya saja kamu buang lalu kamu ambil.”Kenan hanya tersenyum masam mendengar ucapan Ghalib.“Kamu yang mulai lebih dulu, Kenan. Kamu yang menya

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 267

    Ghalib tidak menjawab, tapi wajahnya terlihat tegang dengan tangan yang terkepal di samping tubuhnya.Ia sudah menduga Kenan akan menyerangnya usai kejadian kemarin, tapi Ghalib tidak menyangka kalau akan secepat ini.“Baik, panggil ahli dari kalian dan aku akan memanggil ahli dariku untuk memeriksa keaslian surat itu!!”Akhirnya setelah terdiam beberapa saat, Ghalib bersuara. Bobi tersenyum, menganggukkan kepala menyetujui permintaan Ghalib.Tak berapa lama dua ahli didatangkan untuk memeriksa keaslian surat. Ghalib sudah tahu kalau dia akan kalah, tapi dia tidak akan mengalah begitu mudah.“Tuan, surat kepemilikan ini asli dan sepertinya mereka tidak bohong. Perusahaan ini telah beralih kepemilikan menjadi milik Tuan Kenan.”Ahli dari pihak Ghalib menjelaskan hasil penyelidikannya. Ahli dari pihak Kenan juga berkata hal yang sama. Bobi tersenyum lebar begitu mengetahui hasilnya.“Bagaimana, Tuan? Anda p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status