Share

Bab 12

"Lapor aja, silakan! Saya nggak takut!" Aku menabrak bahu Mbok Tuti, lalu mendorong kursi roda mamaku ke dalam.

Rencananya malam ini Mama akan diantar pulang ke Semarang oleh Adnan. Aku putuskan tidak melibatkan Mama lagi dalam misi ini, terlalu beresiko, biarkan aku saja yang menjadi taruhannya. Meskipun nyawa yang akan kupertaruhkan nantinya, demi Mbak Giska.

***

Aku duduk di ruang keluarga, ada Mama Rosmala tengah berkemas-kemas. Ponsel pun berdering, panggilan masuk dari Mas Firman. Aku segera mengangkat telepon darinya.

"Halo, Mas," ucapku.

"Nurma, kamu gimana sih, kenapa nggak bilang-bilang kalau terjadi kecelakaan?" Mas Firman membentak meskipun melalui sambungan telepon.

"Maaf, Mas. Ponsel kami mati," jawabku. sekenanya.

"Loh, kalau kecelakaan kan ada polisi, kenapa nggak ada yang kabarin aku?" tanyanya lagi lebih detail.

"Mas, sudahlah, lebih baik sekarang kita pikirkan bagaimana mencari keberadaan Mbak Giska," jawabku membuat suasana di seberang sama hening.

Kenapa t
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status