Share

Bab 131

"Kamu selalu bawa penyadap?" tanyaku pada Adnan.

Namun, ia menutup bibirnya dengan menggunakan jari telunjuk.

"Kita pindah dari sini supaya bisa mendengarkan apa yang Helen bicarakan," ajak Adnan.

Akhirnya kami pindah tempat yang agak jauh dan tidak terlihat oleh Helen. Beruntungnya restoran yang kami kunjungi banyak sekali tempat strategis, kami memilih berada di lantai dua, yang kebetulan tangganya pun berada di luar.

"Di sini aja," ucap Adnan.

Kemudian kami duduk seperti membuat lingkaran. Namun aku tetap berada di sebelah Mbak Giska.

Adnan mulai membuka ponsel yang selalu siap ia bawa.

"Di sini sudah saya tautkan sebelum benda tadi ditempel." Adnan mengusap layar ponselnya. "Kita dengarkan, kemungkinan sudah terpotong pembicaraannya, karena kita sempat mencari tempat," tambah Adnan.

"Udah cepetan buka, ngomong mulu," sindirku.

Adnan tersenyum sambil menghela napas dan menyorotiku.

Kemudian, ia mulai menyalakan percakapan yang disadap melalui benda tadi.

"Kalau bisa saya beli semua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status