Share

65

Aku sampai mengembuskan napas kasar dengan perdebatan mereka. Ibu dan Bapak selalu beda pendapat masalah Soni. Dan aku, tidak bisa menengahi keduanya.

Aku memilih melipat pakaian yang baru saja diangkat sambil menikmati pertunjukan di depan mata. Untungnya Shanum sedang berada di kamar bermain dengan boneka yang waktu itu diberikan Soni. Jika ada di sini, tercemarlah pikiran anakku itu.

"Pak, dengarkan Ibu, yah. Si Soni itu, masih labil. Dia belum dewasa, belum mapan seperti Sandi. Coba, Bapak lihat sendiri, jangankan tempat tinggal, pekerjaan saja dia tidak punya," tutur Ibu lagi semakin menyudutkan Soni.

"Percuma mapan, percuma dewasa, tapi ternyata suka mendua. Ya, macam si Sandi itu. Emangnya, Ibu mau Ranum kembali sama Sandi?"

"Ya, jangan sama Sandi, juga, Pak. Emangnya di muka bumi ini laki-laki cuma ada dia? Tuh, si Devano juga sudah mapan dan tampan. Kenapa, kamu tidak sama dia saja, Num?"

"Vano sudah punya istri, Bu. Tadi siang, dia datang ke sini bersama istrinya."

Ibu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Partinah Partinah
wkwkwkwkwk...tadinya aku terharu, eh buntutnya jadi ngakak gegara kelakuan soningasih recehan ke ranum ......
goodnovel comment avatar
Nadea Azkya
ngakak aq soniiii... kurang itu uang recehan nya buat beli krupuk... .........
goodnovel comment avatar
Isabella
ah Soni so sweettt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status