Share

Bab 18

"Kok, kamu ngomongnya gitu, Num?"

"Terus aku harus gimana? Dia memang anak kamu, kan? Anak kalian. Kenapa aku harus repot-repot ngurusin dia sedangkan kamu di sini santai-santai seperti pasangan kekasih yang tidak memiliki tanggung jawab. Hey, kalian punya anak, lho ...," kataku seraya memindai wajah keduanya satu persatu.

Mas Sandi salah tingkah. Dia melihat pada Cahaya, kemudian kembali melihatku yang berdiri berkacak pinggang.

"A–aku tahu, dia anakku, Num. Bukannya katamu, anak aku anak kamu juga? Kenapa sekarang kamu jadi mempermasalahkan Cahaya yang selalu ingin denganmu?"

"Aku tidak mempermasalahkan dia ingin denganku, Mas. Yang aku masalahkan itu adabmu! Di mana otakmu, sehingga tidak ada rasa bersalah sedikit pun. Tidak ada tanggung jawabnya sedikit pun sebagai seorang suami dan ayah. Di sana, di rumah orang tuaku, aku repot mengurusi, membujuk dia. Di sini, kamu enak-enakan memadu kasih tanpa memikirkan perasaanku! Aku masih istrimu, Mas. Masih istrimu!!" jeritku dengan menu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Difa Farhanah
nah gtu num...smgt...hrs bljr tega...enak aj bikin anak mulu ntr ada anak lg ga mau ngurus jg...biar tau rasa tuh sandi coba klo mawar pujaannya klo sambil ngurus anak emg msh bs ngelayanin sandi yg slalu protes sm ranum, hrsny klo mau dilayanin cari solusi kasi ranum pembantu, bukannya kawin lg
goodnovel comment avatar
Tutik Yunia
Kamu harus tega num sama aya, keenakan bapak ibunya bisanya hanya bikin anak tapi nggak bisa merawat.
goodnovel comment avatar
Rizki Mirza
ya Allah teganya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status