Share

Bab 17

Langit pagi ini begitu sangat cerah. Aku sudah siap untuk pergi ke rumah Mas Sandi dengan membawa Cahaya.

Drama terjadi pagi ini saat sedang membujuk Cahaya. Dia tidak mau aku bawa dan ingin ikut dengan ibu yang hendak pergi ke pasar bersama Shanum.

"Fir, bisa kita bertemu sekarang? Aku butuh bantuanmu, nih," ujarku menghubungi temanku.

"Bisa, Num. Mau ketemu di mana? Kebetulan pagi ini aku sedang joging di taman kota. Kalau aku tunggu kamu di sini, gimana?"

"Emmh ... oke, deh. Tunggu, ya? Aku mungkin akan sedikit terlambat, tapi tidak akan terlalu lama, kok."

"Siap, aku tungguin."

Aku mematikan ponsel, menyimpannya ke dalam tas dan siap untuk menjalankan kendaraan roda empat yang sudah aku panaskan.

Di sampingku, Cahaya duduk seraya melipat kedua tangan di perut. Ceritanya dia sedang ngambek karena aku tidak memperbolehkannya ikut dengan Shanum.

"Kakak, Kakak marah sama Bunda?" tanyaku yang langsung disambut tidak baik olehnya.

Cahaya memalingkan wajah melihat pada kaca pintu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
sri budi
padahal udah niat ngerekam....tapi ya gimana wong dia udah nikah...ya wajar melakukannya....ya udah tin&alin aja anaknya...
goodnovel comment avatar
Difa Farhanah
iih knp ga direkam nuum...kpn lg mergokin...kn buat memperkuat bukti ktnya...biar makin bnyk tu bukti2
goodnovel comment avatar
Ati Husni
bagus ranum....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status