Share

Bab 91

Kuembuskan napas kasar seraya masuk ke dapur. Beberapa saat aku duduk merenung memikirkan perkataanku tadi. Ada rasa tidak enak karena telah membuat Soni kecewa.

Aku pun tidak tahu dengan perasaan ini. Tadi, aku menggebu mengatakan tentang dia yang terlibat dalam uang sogokan itu. Tapi, sekarang justru aku merasa menyesal mengucapkan kata yang mungkin menyakiti hatinya.

"Bunda, iketin rambut aku," pinta putriku yang sudah memakai seragam sekolahnya.

"Mau iket berapa?" tanyaku menyuruh dia duduk di kursi kosong di sampingku.

"Satu aja, biar cepet."

Aku pun mulai menyisir rambut Shanum dan mengikatnya. Saat tengah memasangkan pita, Soni datang dan menghampiri kompor. Dia bertanya pada putriku ingin membawa bekal apa hari ini ke sekolah. Dia hanya bicara pada putriku, dan mengabaikan diriku.

"Mau susu kotak sama biskuit aja, Om," ujar Shanum singkat.

"Apa lagi?" tanya Soni kembali.

"Emh ... buah anggur, kalau ada!" Putriku menutup mulut, karena tahu sebenarnya tidak ada buah itu di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
Soni gemes bnget ya jdnya..duh klo mnggilny di rubah gak mbk lagi kyke lucu ya..manggilnya Soni ma si istri mbk aja biar gimn gitu..mbk istri......
goodnovel comment avatar
nurdianis
so sweet....
goodnovel comment avatar
Difa Farhanah
tuuh kn soni slalu baek sampe segitunya bela & baek bgt sm shanum yg bukan anaknya...apa lg yg mau dibuktiin sih ranum
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status