Share

Bertaruh Sepi

Ting.... 

Notifikasi HP Letta berbunyi. Dilihatnya Rizwan mengirim pesan ingin berkunjung ke rumah,  cepat-cepat Letta merapikan rumah yang berserakan mainan Erlang. 

"Baby boy bantuin mamah kemasin mainan"  Ucap Letta pada Erlang

"Elang macih mau main mah" balas polos Erlang pada Letta

Letta menghela nafas dan mengusap kepala Erlang

"Nanti baby boy main lagi ya...sekarang bantuin mamah kemas mainannya, om baik mau maen kesini" terang Letta dengan lembut kepada Erlang

Walau keadaannya saat ini sedang tidak baik dan memikirkan ketakutan akan rey yang sewaktu-waktu bisa datang dan mengganggunya dengan Erlang

"Holeee.... Om baik mau datang! " Teriak bahagia Erlang mendengar Rizwan akan datang

"iya sayang... Makanya bantuin mamah yuk beresin mainannya" Balas Letta

"siap mamah"Erlang segera menurut kepada Letta

Tak lama setelah mereka menyelesaikan pekerjaan rumah yang melelahkan Rizwan mengetuk pintu

"assalamualaikum"  

"Waalaikumsalam" Jawab Letta dan Erlang kompak

"Hai baby boy... Nih om bawain makanan kesukaan kamu" Sambil menyodorkan coklat dan berbagai makanan ringan

"Holeeee....  Makasih om baik" Ucap Erlang dengan wajah imutnya

"Kok repot-repot sih wan...lain kali kalo kesini gak usah bawa-bawa kek gitu lah" 

"Lah gak papa lah... Kan itu buat Erlang bukan buat kamu" Jawab rizwan sembari tersenyum "Jangan-jangan mamah nya juga pengen coklat nih" Goda Rizwan kepada Letta

"yee... Nggak lah,  dikira aku anak kecil apa" Rajuk letta 

"Ehh kok mukanya gitu"

Cepat-cepat Letta memegang wajah nya "Muka ku kenapa wan? "

"Haha... Panik dia,  kamu tau nggak muka kamu tu tambah gemesin kalo lagi ngambek"

"Apaan sih Wan "

"Mah, ayok main" Teriakan Erlang membuyarkan percakapan merek

"Iya mamah datang nak"

Mereka bermain layaknya keluarga kecil yang bahagia, bahkan Letta sampai luoa dengan masalah Rey yang sewaktu-waktu bisa datang dan merusak kembali kehidupannya.

Pyu pyu pyuuu... 

"Dorrr...kena kamu Baby boy"  Rizwan memainkan peran sedang menembak 

"Aduhhhh" Erlang pura-pura teriak kesakitan

Letta yang sembari tadi melihat mereka bermain hanya tertawa.  Ada haru yang tak bisa diungkap oleh mata namun nampak jelas di goresan aksara.

Di sisi lain kebahagiaan Alleta saat ini ada Rey yang tengah berusaha keras untuk rujuk kembali dengan Alleta

"Aku harus dapetin Letta kembali,  apapun yang terjadi" Gumamnya sambil menyeruput kopi hitam favoritnya. 

Semenjak Rey berpisah dengan Letta, hidupnya mulai tak terkendali,  setiap hari taunya hanya foya-foya sampai pada titik dia hampir bangkrut dan tersadarkan oleh kenyataan bahwa hanya Alleta yang mampu menerimanya dengan setulus kemarin walau dia tahu kalau semua semu hanya karena keterpaksaan belaka. 

"Pak,  sekarang jadwal meeting dengan klien" ucap sekretaris  yang sedsri tsdi berada di depannya

"Iya.. Iya... Udah kamu keluar dulu" kesal rey 

"Baik pak" SekrSekretarm melangkah keluar

Jika bukan karena orang tuanya yang berpengaruh mungkin perusahaan yang di kelola Rey saat ini sudah bangkrut,  

"Nin" Teriak Rey memanggil kembali sekretarisnya "persiapkan semua kita berangkat sekarang" perintah Rey

"Baik pak, saya persiapkan dokumen proyek kita"

Sret.... 

Mobil berhenti di depan salah satu hotel ternama di kota tersebut, Nina membuka pintu mobil untuj Rey dan dia melangkah masuk menemui klien.

"Selamat siang Bu Rini" Sapa Nina dengan lembut

"Selamat siang" seraya berjabat tangan 

"Kamu Rini kan? "ucap Rey

"Reymond,  kok kamu yang datang... Bukannya seharusnya Pak Dirga "

"Papa udah nglimpahin proyek ini ke saya" 

"loh gak bisa gitu dong" dengan nada kesal Rini masih berusaha tetap menahan diri

"Bisalah,  apa sih yang gak bisa buat seorang Reymond" 

Rini sangat kesal namun apa boleh buat saat ini ia hanya bisa menerima karena memang perusahaannya sedang membutuhkan suntikan dana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status