"Demi Allah, saya bersumpah akan menjadi pelayan bagi keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia. Bertindak lurus dan jujur serta adil seturut nilai-nilai Pancasila yang dijunjung tinggi ...," ujar Radit didampingi oleh Anita yang berdiri anggun dengan senyum kalem ala nyonya pejabat.Lensa kamera wartawan dan para peliput berita mengabadikan gambar Radit bersama Anita karena di antara anggota legislatif yang diambil sumpahnya pagi itu mereka yang tampil paling menarik dan serasi.Acara resmi kenegaraan itu berlangsung pagi hingga sore dan ditutup dengan jamuan makan spesial di gedung dewan. "Jeng Anita sudah lama menikah dengan Pak Radit?" tanya istri kolega politik Radit ketika mereka menikmati sajian makan sore itu secara standing party.Anita menanggapi dengan ramah, "Baru jalan 2 tahun ini, Jeng. Kalau Jeng Winda apa sudah lama menikah dengan Pak Bayu Anggara?" "Ohh, kami sudah menikah 8 tahun, Jeng. Sampai sudah punya anak 3 orang," jawab Winda tertawa pelan. Namun, kalau Anita
"Mbak ... ini kenapa tangannya nakal banget sih?!" desah Agus di dalam bathtub bersama Anita sore jelang malam itu.Sebetulnya dia sudah mandi di ruang ganti atlet Stadion Utama GBK tadi, tapi Anita ngeyel ditemani mandi olehnya. Bukan Anita namanya kalau tak bisa memaksanya untuk menuruti keinginan wanita itu.Acara mandinya berubah jadi tegang karena si junior dielus-elus mendadak berdiri tegak seperti upacara penurunan bendera pusaka di sore hari. Sementara sang majikan tertawa senang karena berhasil menggoda Agus.Pemuda itu menelengkan wajahnya menatap Anita. "Ini mau diapain kalau sudah berdiri begini, Mbak?" tanya Agus berharap sesuatu yang tak pasti."Nggak diapa-apain, Mas. Cuma kangen megang aja tadi. Udah ya, airnya jadi dingin nih kelamaan berendam," jawab Anita seraya bangkit dan kabur keluar dari bathtub.Dengan segera Anita membilas sisa busa sabun itu di bawah shower air hangat. Tiba-tiba tubuhnya didekap erat dari belakang."Sukanya kabur-kaburan deh!" geram Agus di s
Cuaca cerah di kota Manila, Filipina menjadi semangat tersendiri bagi punggawa timnas AFC Indonesia pagi itu. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan mengiringi pembukaan pertandingan pagi itu. Agus Sampurna merasakan sebuah kebanggaan membuncah di dadanya. Hari ini Indonesia harus menang!Lapangan hijau yang rapi di Stadion Rizal Memorial memang cocok digunakan untuk babak kualifikasi awal AFC karena berstandar internasional. Penonton di tribun bangku stadion didominasi oleh rakyat Filipina. Namun, kesebelas pemain timnas Indonesia tetap bersemangat dan tidak turun mental bertanding ke negeri asing. Wasit yang bertugas memimpin jalannya pertandingan berasal dari Italia, Mr. Alessandro Mancini. Kedua kapten dari tim kesebelasan yang bertanding berhadapan di tengah lingkaran lapangan hijau untuk memperebutkan bola tendangan pertama. Sebuah kebanggaan bagi Agus Sampurna dipercaya menjadi kapten kesebelasan timnas Indonesia di ajang AFC ini."BUKKK!" Tendangan awal itu berhasil
Sidang pertama anggota dewan perwakilan rakyat di Senayan dihadiri oleh 100% wakil rakyat yang terpilih melalui Pileg periode tahun ini. Radit kini sudah tak lagi menjabat sebagai kepala dinas pariwisata dan ekonomi kreatif provinsi DKI. Cita-citanya menjadi anggota legislatif tercapai sudah.Sebenarnya agak mengganggunya juga karena dia sudah tak bisa menggoda anak-anak mahasiswi magang yang segar-segar seperti Sheila, gebetan terakhirnya sebelum dia pensiun dini dari jabatannya. Namun, memang dasar matanya terlatih melihat yang bening-bening. Sesosok wanita muda yang berpenampilan menawan tertangkap pandangannya. Bodinya seperti gitar Spanyol dengan raut wajah seperti ada keturunan Arab. Perpaduan yang menarik untuk diperhatikan.Hari ini adalah pembagian anggota komisi kerja dewan. Semua pejabat terpilih itu dibagi-bagi ke dalam kelompok kerja. Semua mendengarkan namanya disebut oleh wakil ketua dewan perwakilan rakyat di mimbar akan masuk ke komisi yang mana.Radit pun mendapat j
Langit masih gelap di luar kaca jendela Fallpoint apartment, Agus berjalan perlahan-lahan agar tidak membangunkan Anita yang masih terlelap sendirian di atas ranjang luas itu.Pesawatnya mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno-Hatta pukul 03.00 WIB tadi dan dia naik taksi bandara ke Fallpoint apartment. Pemuda itu sangat merindukan kekasihnya yang terpisah hampir 3 hari lamanya.Pipi Anita terasa hangat tersentuh bibir yang lembut. Perlahan matanya membuka melihat siapa yang menciumnya atau itu hanya sekadar bunga tidurnya saja."Ehh ... Mas Sayang! Sudah pulang ternyata ...," ucap Anita senang menatap wajah Agus yang tersenyum hanya berjarak sejengkal dari wajahnya.Dia menalikan tangannya di tengkuk Agus seraya berkata, "Jadi ... menang apa kalah tanding bolanya, Mas?""Alhamdulillah menang, Mbak," jawab Agus."Syukur kalau begitu, Mas. Aduh, jadi sering ditinggal pergi dong Nita jadinya ya ...," sahut Anita manja.Agus mengangkat tubuh Anita ke atas tubuhnya dengan mudah seolah
Usai mengantar Anita berangkat kerja ke butiknya, Agus mencari outlet ekspedisi untuk mengirim paket oleh-oleh dari Filipina untuk orangtuanya di kampung Bojonegoro. Dia memilih JNT yang bisa mengirim paket dua hari sampai tujuan. "Ini isinya apa, Mas?" tanya petugas resepsionis ekspedisi itu untuk mengisi data di komputernya."Makanan ringan saja, Mas," jawab Agus yang sudah mengemas barang kirimannya dalam kotak dus minuman Ale-ale itu dengan lak ban rapat-rapat.Kemudian petugas resepsionis ekspedisi itu membacakan alamat tujuan paket itu, "Penerima Ibu Rodiyah dengan alamat Dusun Tapan. Gang Buntu Nomor 11. RT.03. RW.01. Kelurahan Kauman. Kecamatan Baureno. Bojonegoro. Jawa Timur. Kode pos 62192. Apa sudah betul, Mas Agus?""Betul, Mas. Sampun leres," jawab Agus dengan yakin. (Betul, Mas. Sudah tepat.)"Totalnya tujuh puluh lima ribu rupiah ya, Mas," ujar petugas ekspedisi itu sembari mengeprint resi pengiriman barang untuk Agus.Agus mengambil dompetnya yang kini lumayan tebal i
"Mbak, kalau saya ajak jalan-jalan malam apa mau?" tanya Agus ketika ia menjemput Anita di butiknya sore itu.Sedikit terkejut karena ini pertama kalinya Agus mengajaknya kencan, tetapi Anita pun tertarik serta penasaran juga kemana pemuda kampung itu akan mengajaknya pergi."Mau jalan-jalan kemana Mas?" Anita segera membereskan barang bawaannya ke sling bag Guess miliknya.Sambil tersipu malu Agus menjawab, " Kalau saya ajak ke Kota Tua apa mau, Mbak?"Anita tertawa pelan. "Oke deh, Mas. Seumur-umur malah aku belum pernah berkunjung ke Kota Tua. Ayo berangkat sekarang aja biar nggak kemalaman ya!" Mereka berdua pun naik sepeda motor Agus agar tidak menghabiskan waktu di dalam kemacetan kota Jakarta karena jaraknya lumayan jauh dari Jakarta Pusat ke Jakarta Barat. Dari belakang boncengan sepeda motor, Anita memeluk erat Agus sembari menikmati terpaan angin ke wajahnya yang ia sandarkan di bahu pemuda itu. Rasanya seperti sedang pacaran saja."Dingin nggak, Mbak?" tanya Agus sambil m
Para pemain timnas AFC baru saja selesai latihan tanding sore, tim inti dan tim cadangan semuanya bermandikan peluh dengan napas kembang kempis nyaris putus saja. Matahari senja masih bersinar terang di atas langit kota Jakarta.Alfredo Guera, pelatih asal Argentina itu memberikan briefing mengenai jadwal tanding anak didiknya kali berikutnya. "Selamat sore, semuanya. Saya akan sampaikan jadwal tanding AFC babak selanjutnya. Besok pagi kita akan berangkat ke Singapore untuk babak seleksi akhir sebelum perdelapan final. Sepertinya di perdelapan final Indonesia akan bertemu India. Kalian sebaiknya menyiapkan diri untuk bertanding sebaik mungkin. Selamat pulang ke rumah. Sampai jumpa besok pagi di bandara.""Siap, Pak Pelatih!" sahut semua pemain timnas Indonesia itu sambil duduk di atas rumput lapangan hijau.Sebelum teman-temannya bubar Rudi Yahya, rekan mereka berkata, "Ehh ... teman-teman, aku mau nawarin adopsi kucing anakan Persia nih. Beberapa bulan lalu lahiran delapan ekor, ngga