"Mbak, kalau saya ajak jalan-jalan malam apa mau?" tanya Agus ketika ia menjemput Anita di butiknya sore itu.Sedikit terkejut karena ini pertama kalinya Agus mengajaknya kencan, tetapi Anita pun tertarik serta penasaran juga kemana pemuda kampung itu akan mengajaknya pergi."Mau jalan-jalan kemana Mas?" Anita segera membereskan barang bawaannya ke sling bag Guess miliknya.Sambil tersipu malu Agus menjawab, " Kalau saya ajak ke Kota Tua apa mau, Mbak?"Anita tertawa pelan. "Oke deh, Mas. Seumur-umur malah aku belum pernah berkunjung ke Kota Tua. Ayo berangkat sekarang aja biar nggak kemalaman ya!" Mereka berdua pun naik sepeda motor Agus agar tidak menghabiskan waktu di dalam kemacetan kota Jakarta karena jaraknya lumayan jauh dari Jakarta Pusat ke Jakarta Barat. Dari belakang boncengan sepeda motor, Anita memeluk erat Agus sembari menikmati terpaan angin ke wajahnya yang ia sandarkan di bahu pemuda itu. Rasanya seperti sedang pacaran saja."Dingin nggak, Mbak?" tanya Agus sambil m
Para pemain timnas AFC baru saja selesai latihan tanding sore, tim inti dan tim cadangan semuanya bermandikan peluh dengan napas kembang kempis nyaris putus saja. Matahari senja masih bersinar terang di atas langit kota Jakarta.Alfredo Guera, pelatih asal Argentina itu memberikan briefing mengenai jadwal tanding anak didiknya kali berikutnya. "Selamat sore, semuanya. Saya akan sampaikan jadwal tanding AFC babak selanjutnya. Besok pagi kita akan berangkat ke Singapore untuk babak seleksi akhir sebelum perdelapan final. Sepertinya di perdelapan final Indonesia akan bertemu India. Kalian sebaiknya menyiapkan diri untuk bertanding sebaik mungkin. Selamat pulang ke rumah. Sampai jumpa besok pagi di bandara.""Siap, Pak Pelatih!" sahut semua pemain timnas Indonesia itu sambil duduk di atas rumput lapangan hijau.Sebelum teman-temannya bubar Rudi Yahya, rekan mereka berkata, "Ehh ... teman-teman, aku mau nawarin adopsi kucing anakan Persia nih. Beberapa bulan lalu lahiran delapan ekor, ngga
Sebelum fajar tiba dan mereka harus berpisah, Agus bercinta dengan kekasihnya yang seksi itu. Gempuran full power ala Agus Sampurna membuat kiper lawannya K.O. dan tergolek lemas di bawah tubuh kekarnya yang bermandikan peluh."Masss ... tambah gila aja tenaganya sekarang! Nggak pake obat kuat 'kan?" cecar Anita yang seolah kehabisan energi melayani gairah kekasihnya yang pemain sepak bola itu.Sementara Agus seolah tak merasa capek sama sekali, dia memagut mesra bibir Anita yang ranum. "Nggak pake obat kuat, Mbak. Latihannya memang tambah keras belakangan ini, ngefek ke sini deh. Saya cuma sedihnya ntar kalau pergi lama nggak ada lawannya kalau lagi pengin ...," ujar Agus sembari mendorong pinggulnya melesakkan bukti kegagahannya itu ke tubuh lembut Anita. "Ya Tuhan ... oohh ...," lenguh Anita menutup matanya meresapi sensasi penuh dan puas di tubuhnya, ia hanya bisa pasrah tersiksa dalam kenikmatan akibat keperkasaan Agus di tubuhnya. Mungkin sudah kesekian kalinya dia sampai ke k
Pesawat Garuda Indonesia airlines mendarat mulus di landasan Bandara Changi Singapura. Baru kali ini Agus menginjakkan kaki di sana, rasanya luar biasa kagum karena bandara internasional itu layak disebut sebagai bandara terbaik di dunia.Sebuah air terjun indoor menghiasi bandara itu dari atas Jewel Changi Airport. Ada banyak fasilitas yang disediakan di dalam bandara termasuk taman-taman bunga, juga taman kupu-kupu yang menjadi habitat ribuan jenis kupu-kupu yang bersayap indah.Agus rasanya ingin mengajak Anita ke sini bersamanya suatu hari nanti. Beberapa rekannya juga seolah ndlongop (terbengong-bengong) melihat betapa indahnya bandara itu dari berbagai bagian yang mereka lewati.Bus khusus menjemput atlet timnas AFC Indonesia beserta tim pelatih serta managemen untuk beristirahat di wisma atlet nasional Singapura. Pertandingannya akan berlangsung besok siang di National Stadium Singapore. Sore nanti mereka akan diantar ke sana untuk uji coba lapangan hijau itu.Sesampainya di wi
"Mas Radit kenapa nggak ngajakin aku buat ikut perjalanan dinas ke New York ini sih?!" protes Gita mencebik kesal. Bintang FTV terkenal itu teringat masa-masa ketika dia dan Radit dulu selingkuh di balik punggung Anita. Gita juga kuatir, ada wanita lain yang akan diajak selingkuh oleh suaminya dalam perjalanan dinas keluar negeri itu. 'Apa modus selingkuhnya masih sama?' pikir Gita galau sendiri.Dengan santai Radit menjawab, "Ya nggak bisa lah, Git. Kalau dulu 'kan bosnya di kantor dinas aku jadi yang ngatur siapa aja yang boleh ikut perjalanan dinas itu aku. Ini perjalanan dinas dari komisi VI, yang ngatur ketua komisi VI nya!"Jawaban Radit membuat Gita mati kutu, memang benar begitu adanya. Lagipula tiket pesawat Jakarta-New York itu puluhan juta sekali terbang. Tidak mungkin dia meminta Radit membayarinya tiket pesawat pulang pergi seharga 2 sepeda motor Vario baru."Ya sudahlah, Mas. Jaga diri baik-baik di sana ya. Jangan selingkuh, Mas ... ingat Gita!" pesan istri kedua Radit
"TOK TOK TOK." "Masuk," jawab Anita dari dalam ruang kantor di butiknya.Desi pun membuka pintu lalu berjalan ke depan meja kerja Anita. "Mbak, ada yang menitipkan surat ini tadi di depan," ujarnya seraya menyerahkan sepucuk surat kepada Anita.Tidak biasanya dia mendapat surat di butiknya, biasanya surat tagihan kartu kredit dan surat lainnya dikirim ke alamat rumahnya. Anita pun membaca kop surat resmi itu dan langsung mengerutkan alisnya. Dia membuka amplop dan mengeluarkan lembaran isi surat tersebut.Sebuah desahan lelah atau mungkin lebih tepatnya lega terdengar darinya. Desi yang masih berdiri di depan mejanya dan memperhatikan atasannya itu bertanya, "Ada apa, Mbak?""Nggak apa-apa kok, Des. Jangan cerita ke karyawati lainnya ya tentang surat ini," larang Anita sebelum Desi keluar dari ruang kantornya.Surat itu adalah surat pemberitahuan mengenai gugatan perceraian dari suaminya. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Radit menceraikannya juga. Mungkin pria itu sudah tak mem
Pagi itu Anita menghadiri sidang pertama perceraian dirinya dengan Radit. Dia melakukannya diam-diam tanpa memberitahu papa mamanya karena takut mamanya tidak akan setuju bila ia bercerai. Namun, sekali lagi dia membulatkan tekadnya bahwa ini adalah hidupnya. Dia yang menentukan kebahagiaannya sendiri bukan orang lain.Di selasar ruang sidang pengadilan agama Jakarta Pusat Anita berpapasan dengan Radit. Dia tidak tampak senang ataupun sedih dan bersikap anggun seperti biasanya didampingi oleh pengacara khusus kasus perceraian. "Hai, Nit!" sapa Radit tersenyum menyebalkan seperti biasa.Anita membalas, "Hai juga, Mas. Mari masuk ke dalam." Dia pun berjalan terlebih dahulu lalu duduk di kursi depan pihak tergugat cerai, sedangkan Radit duduk di kursi yang lain yang sejajar dengannya.Sebenarnya Radit merasa kagum dengan pembawaan Anita yang selalu tenang dalam segala situasi. Tadinya dia berpikir Anita akan histeris dan memohon agar tidak menceraikannya, tentunya lebih seru dan dramati
Matahari bersinar terik di atas langit dimana 22 pemain kedua timnas sedang bertanding dengan sengit. Mungkin bagi timnas AFC Indonesia yang terbiasa mendapat lawan yang bermain cantik dan bersih di pertandingan-pertandingan AFC sebelumnya sedikit terasa syok.Pertandingan perdelapan final dengan timnas India berlangsung dengan sengit dan keras. Kartu kuning wasit sering sekali keluar untuk kedua timnas kesebelasan yang sedang bertanding memperebutkan tiket ke babak perempat final AFC di Thailand yang sudah memastikan langkahnya ke babak perempat final AFC Cup."J*nc*k, mainnya kasar banget deh, Mas!" keluh Tri Suaka kepada Agus, sang kapten timnas AFC Indonesia.Agus malah terkekeh sembari memandangi rekan satu timnya, Asep Sutisna yang sedang bersiap mengeksekusi tendangan karena mendapat hadiah tendangan penalti dari wasit akibat dijatuhkan dengan keras di kotak penalti oleh pemain pertahanan timnas India."Tsskkk ... mainnya kacau memang. Kita jangan kepancing emosi aja, repot jug