“Iya Mbak, karena sibuk itu lah aku jarang ngontak apalagi ketemuan. Aku sih sering berencana pengen ke rumah Mbak dengan Fitria, tapi sampai sekarang belum juga ke sampaian.” Tutur Bramasta merasa segan, meskipun Angel bukan lagi istri Anton namun sampai saat ini baik dia maupun Angel masih merasa ada ikatan persaudaraan.“Oh ya, Mbak Angel udah nikah lagi?” sambung Bramasta.“Belum Bram, belum ada yang mau soalnya.” Jawab Angel dengan nada bercanda.“Ah, Mbak ini. Nggak ada yang mau atau Mbak Angel nya sendiri yang emang belum pengen menikah lagi?” ujar Bramasta yang tahu jika Angel bercanda karena sosok Angel menurutnya sangat mudah untuk mendapatkan pria sebagai pendamping di samping berwajah cantik juga seorang CEO salah satu perusahaan besar di kota itu.“Mungkin boleh dikatakan begitu Bram, aku masih pengen sendiri aja dulu.” Ulas Angel.“Apa Mbak merasa trouma ketika menikah dengan Mas Anton dulu?” tanya Bramasta.“Di bilang trouma nggak juga tuh, hanya sampai saat ini aku mas
“Walaupun hasilnya positif menyatakan jika Willy adalah anak kandungku, aku akan tetap ceraikan Yurika karena dia telah menghianatiku selingkuh dengan pria lain.” Tegas Anton.“Lalu bagaimana dengan Willy?” tanya Bramasta lagi.“Maksud lu?” Anton balik bertanya.“Mas kan bilang walaupun nanti hasil tes DNA nya positif Willy adalah anak kandung Mas Anton, Willy akan ikut siapa jika Mas ceraikan Yurika?” jawab Bramasta.“Oh, ya tentu tinggal bareng aku dan aku yang lebih berhak menjadi pengasuhnya karena Yurika udah melakukan kesalahan fatal selingkuh dengan pria lain dan aku yakin akan menang di pengadilan nanti,” tutur Anton.“Aku sama sekali nggak nyangka akan terjadi hal seperti ini dalam rumah tangga Mas dengan Yurika,” ujar Bramasta sembari geleng-geleng kepala.“Apalagi aku Bram, kurang apa coba segala yang dia inginkan aku penuhi. Tega-teganya dia menghianatiku,” keluh Anton.“Mas yang sabar ya?” Bramasta menangkan hati sepupunya itu, Anton mengangguk pelan sembari menarik napas
Yurika buru-buru bangun namun tak berhasil mencegah Anton yang lebih cepat turun ke lantai bawah kemudian ke luar dan naik ke mobilnya lalu meninggalkan rumah itu, Yurika hanya dapat melihat kepergian suaminya itu dari teras di lantai atas.Yurika ingin sekali memekik sejadi-jadinya memanggil Anton, akan tetapi hal itu diurungkannya ketika terdengar tangisan bocah dari dalam dan ia pun bergegas menuju kamar itu.Sebuah hotel menjadi tujuan Anton setelah dirinya meninggalkan Yurika serta bocah laki-laki yang selama ini sangat ia sayangi sebagai darah dagingnya dengan istrinya itu dan menganggap Angel mandul tak bisa memberinya keturunan, setiba di kamar hotel Anton yang masih dikuasai amarah langsung menghubungi sepupunya di Jakarta.“Hallo, Mas Anton.” Sapa sepupunya itu setelah mengangkat panggilan di ponselnya.“Hallo juga Bram, udah bangun lu?” balas dan tanya Anton.“Baru bangun dan akan mandi, tumben pagi-pagi gini Mas nelpon ada apa?” Bramasta balik bertanya.“Benar-benar brengs
Sebuah kamar di dalam rumah mewah di Malaysia, malam itu tampak 3 orang tengah tidur nyenyak. Tiga orang itu tiada lain adalah Anton mantan suami Angel, Yurika istri baru Anton dan seorang bocah laki-laki berusia 5 tahun.Sekitar jam 1 tengah malam Anton tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya, bukan karena nyamuk akan tetapi karena getaran yang berasal dari ponsel Yurika yang saat itu beberapa pesan WA masuk.Posisi ponsel Yurika berada di samping bantalnya, karena penasaran siapa gerangan yang mengirim pesan tengah malam ke ponsel istrinya itu Anton pun segera meraih ponsel itu.Saat Anton membuka pesan WA di ponsel istrinya, pesan itu berasal dari seorang pria bernama Joni. Anton pun membaca pesan WA itu dan alangkah terkejutnya di sana sosok Joni memanggil Yurika dengan panggilan sayang, Anton semakin penasaran dan menscroll pesan itu lebih ke atas dan saat itulah kedua mata Anton terbelalak.Jantungnya berdegup kencang, darahnya berasa naik ke ubun-ubun saat membaca pesan yang sal
“Iya juga sih Roy, serba salah jadinya. Nggak diceritakan jadi ganjalan di hati, di ceritakan begini jadinya.” Ujar Ardi.“Benar Bang,” ucap Roy singkat.“Kamu jadi kembali ke majikanmu yang dulu itu? Lalu apa kerjamu sekarang Roy?” tanya Ardi.“Ya, aku emang kembali ke rumah Tante Angel. Sekarang aku kerja sebagai supir merangkap asisten pribadinya,” jawab Roy.“Loh, kemarin kamu sempat bilang jika dia akan membuka perusahaan pariwisata di sana dan kamu akan ditunjuk sebagai pengelolanya?” Ardi kembali bertanya.“Jadi Bang, untuk membangun perusahaan itu tentu saja butuh perencanaan yang matang serta pelaksanaannya butuh waktu. Makanya untuk sementara aku dijadikan supir dan asisten pribadi oleh Tante Angel, nanti aku akan kasih kabar sama Bang Ardi jika perusahaan itu telah berdiri dan berjalan.” Tutur Roy.“Iya Roy,” ujar Ardi.“Ya udah Bang, kapan-kapan aku telpon lagi. Selamat pagi dan selamat bekerja kembali Bang,” ucap Roy.“Oke Roy, selamat pagi.” balas Ardi lalu percakapan me
“Biasanya kamu sibuk saat akhir bulan, inikan baru minggu kedua itupun kamu nggak pernah Oma lihat seperti ini duduk sendirian sambil bermenung. Ayolah Viola cerita aja sama Oma apa yang sedang kamu pikirkan?” Oma yang tahu persis akan sikap cucunya itu tentu saja tak percaya dan curiga ada sesuatu yang tengah terjadi di diri Viola.“Mas Roy resign dari kantor dan sekarang pergi tinggalkan pulau ini,” Viola akhirnya jujur karena ia merasa takan bisa sembunyikan tentang yang ia lamunankan saat itu.“Roy resign dan pergi? Kapan itu dan ia pergi ke mana?” tanya Oma kaget.“Sehari sesudah aku memarahinya, aku juga nggak tahu apakah dia pulang ke desanya atau kembali ke Jakarta.” Jawab Viola.“Wah, kok sampai separah ini akibatnya hingga dia resign dan pergi.” Oma tak menyangka.“Aku juga nggak menyangka Oma, barang kali benar dugaanku dan juga Puspa jika dia nggak benar-benar mencintaiku.” Ulas Viola dan terdengar dia menarik napas dalam-dalam.“Kamu jangan terlalu cepat menyimpulkan begi
Sore itu sepulang dari kantor, Roy yang telah mandi dan mengganti pakaiannya langsung menuju perkarangan belakang di mana di sana terdapat kolam renang. Roy duduk di kursi yang di depannya sebuah meja berbentuk bulat dan beratap ayaman serap kayu hingga saat tengah hari pun duduk di sana akan tetap terasa sejuik.Setelah menyeruput kopi hangat yang tadi dibuatkan Bi Surti, Roy pun menyulut sebatang rokok dan menghisapnya lalu menghembuskan asapnya ke atas. Melihat dari sikapnya itu agaknya ada sesuatu yang tengah mengganjal pikirannya, tatapannya begitu kosong mengarah ke tengah-tengah kolam.“Nggak terasa udah 1 minggu lebih aku berada di sini dan bekerja sebagai supir merangkap asisten pribadi Tante Angel,” gumamnya dalam hati, lalu ia meraih ponselnya yang ia taruh di atas meja bulat di dekat gelas berisi kopi itu.“Pesan WA ku dia baca tapi nggak direspon sama sekali, agaknya memang Viola benar-benar marah bahkan mungkin juga benci sama aku. Ada baiknya aku ganti kartu aja agar ak
“Maaf Bu, saya sebenarnya saat Mas Roy menemui saya dan mengajukan resign ingin sekali menelpon Bu Viola. Akan tetapi saat Mas Roy mengatakan jika alasan ia resign karena Bu Viola marah padanya, saya tidak berani menghubungi Ibu. Selain mengembalikan kunci kontak mobil operasional, Mas Roy juga mengembalikan kunci rumah yang ia tempati,” tutur Puspa.“Hah? Kunci rumahnya juga ia serahkan sama Bu Puspa?” kembali Viola terkejut.“Benar Bu,” ucap Puspa menegaskan kembali.“Terus dia bilang nggak akan ke mana dan menginap di mana?” tanya Viola.“Mas Roy bilang jika tidak kembali ke desanya, dia akan ke Jakarta. Mengenai tempat menginap hari itu dia akan menemui Bang Ardi sekaligus menginap ke sana sebelum ia memutuskan untuk pergi ke desanya atau ke Jakarta.” Jelas Puspa, terdengar jelas tarikan napas berat Viola dan ia pun seakan duduk terhenyak di kursinya mendengar keterangan dari Puspa itu.“Aku nggak nyangka akan seserius ini dampaknya setelah aku marah padanya hari itu di sebuah caf
Hari ke empat sejak Roy meninggalkan Pulau Bali dan kembali ke Jakarta, Viola baru mau mengaktifkan ponselnya yang sejak bertemu terakhir dengan Roy di cafe ponsel itu sengaja ia matikan dan taruh di dalam lemari.Selama empat hari itu pula Viola tidak masuk ke kantor, kesehariannya hanya ia habiskan waktu di rumah terlebih di dalam kamarnya. Begitu terpukulnya dia setelah Roy mengungkapkan semua tentang masa lalu kekasihnya itu, hingga akibat kesal dan juga amarah membuat CEO cantik perusahaan pariwisata itu bersikap seperti itu.Ponsel yang baru ia aktifkan itu ternyata terdapat beberapa kali panggilan tak terjawab dan 1 pesan WA dari Roy, karena penasaran pesan WA itu pun ia buka.“Aku tahu kamu nggak bisa menerima akan semua yang aku ceritakan perihal masa laluku itu, aku pun menerima jika memang kamu marah bahkan juga benci padaku. Aku sadar dan mengakui jika aku telah berbuat suatu kesalahan besar, harusnya sejak awal aku ceritakan tentang masa laluku itu padamu. Untuk itu aku m