Share

Simpanan
Simpanan
Penulis: Permaisuri

Bab 1. Pria tak dikenal.

Setelah aku meneguk sebuah minuman berisi jus itu, entah mengapa aku menjadi sedikit pusing. Batin Ayumi sembari memegang kepalanya. Seperkian detik berikutnya, gadis itu ambruk di atas ranjangnya.

"Mama, kita berhasil yeay. Dia mulai detik ini tak akan mampu lagi mendekati Steven lagi, Ma," kata Miranda dengan senyum yang licik.

"Tentu saja Sayang. Mulai detik ini, kau bisa mendekati Steven lagi. Sekarang waktunya kita bergegas. Sebelum ayahnya sadar dengan apa yang kita lakukan!" sahut Kiranti, mama tiri Ayumi.

Kini keduanya melancarkan aksinya. Rencana yang sudah lama mereka susun. Dimana hal itu tentu saja untuk merusak reputasi dan kehormatan Ayumi. Hanya untuk kekayaan, mereka berdua dengan tega menjebak Ayumi dan melemparkannya ke ranjng seorang pria.

Di sebuah hotel bintang lima di London. Miranda dan Kiranti memapah tubuh Ayumi yang tak sadarkan diri itu menuju sebuah kamar yang menjadi sasaran mereka. Dengar-dengar dari rumor yang mereka berdua dengar, pimpinn dari grup yang merupakan seorang pria tua dan sangat membenci wanita yang menggodanya. Bukankah hal ini cukup baik dengan melemparkan Ayumi ke ranjangnya? Gadis itu bisa dipastikan akan dibuang ke jalanan dan semua reputasi baiknya akan hancur dalam hitungan detik.

Setelah menemukan kamar yang menjadi sasaran kedua wanita jahat itu, keduanya segera melemparkan tubuh Ayumi dengan kasar dan segera menutup kembali pintu yang mereka buka. Selanjutnya, keduanya segera pergi meninggalkan ruangan itu. Tentu saja para penjaga tak curiga. Karena keduanya mengatakan jika Ayumi adalah gadis yang diinginkan oleh tuan mereka. Sedangkan seorang pria yang telah menemukan tubuh Ayumi, menatapnya nyalang dan penuh emosi. Saat hendak menyeret tubuh gadis itu, entah mengapa lelaki itu sedikit tertarik dengan gadis yang membuatnya tak perlu berfikir dua kali untuk menyentuh seorang gadis.

"Heh ... kau sepertinya sangat menarik. Tubuhku tidak menolakmu sama sekali? Baiklah, sepertinya kau telah melemparkan tubuhmu dengab suka rela ke ranjangku. Kalau begitu aku tak akan sungkan lagi."

Smith segera membaringkan tubuh Ayumi dengan perlahan diatas kasur king size miliknya. Sesekali Smith meneguk salivanya saat melihat dua gundukan yang begitu menggairahkan di depan matanya. Sebelumnya, tak pernah dirinya merasa tertarik dengan gadis manapun. Dan hari inu, adalah hal bersejarah dalam hidupnya. Meskipun gadis itu terasa asing baginya, Smith seakan candu untuk segera melahap tubuh gadis itu.

"Kau hanya gadis kecil, dengan pakaian lengirie yang menggugah hasratku ini kau benar-benar membuatku tak sabar untuk memakanmu. Sepertinya besok pagi kau akan merasakan encok di pinggangmu. Ayo, aku akan memuaskanmu."

Smith membuka paha mulus itu. Kemudian dia tersenyum melihat pemandangan yang indah itu, Smith meraba daerah ke wanitan gadis asing yang tidak berbulu itu. Dengan jari tengahnya sambil memperhatikan milik gadis itu yang masih berwarna merah delima itu. Smith tidak sabar lagi lalu dia menerjang milik gadis asing itu yang sudah mulai basah dengan ujung lidahnya. 

Smithpun memainkan lidah di daging kecil yang berbentuk kacang itu dengan lembut. Ayumi berusah menahan kenikmatan itu dan mencoba menggerakkan pinggangnya agar Smith terhenti. Tapi Smith menahan kedua paha Ayumi dan kembali memainkan lidahnya di milik Ayumi yang sudah basah itu.

Pada akhirnya Smith tak sabar untuk menerjang gadis yang tak sadarkan diri itu. Smith mengelus miliknya dan berusaha memasukkan miliknya kelubang kenikmatan milik Ayumi yang telah basah.

"Ah." Desah Ayumi yang masih dengan kedua mata tertutup rapat.

"Sempit? Wah kau masih perawan rupanya." Senyum licik itu dengan jelas bertengger di bibir Smith.

Smithpun menghajar tanpa ampun tubuh mungil dibawah kungkungannya itu. Kenikmatan dari mimahkota milik Ayumi benar-benar membuatnya gila. Seakan tak ingin kehilangan satu momenpun, Smith terus menjelajahi setiap inchi tubuh Ayumi yang membuatnya seakan terbakar. Terus memompa dan memberikan tanda kepemilikan sebanyak apapun! Ya, inilah surga dunia yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya.

Tanpa disadari, Smith telah memompa tubuh mungil itu hingga jam 3 pagi dini hari. Sungguh, gadis itu membuatnya gila. Setelah Smith mencapai puncak kenikmatan dari olahraga malamnya, lelaki itu segera membaringkan tubuhnya yang penuh dengan keringat di samping tubuh Ayumi yang polos.

"Gadis mungil, siapa namamu? Kau satu-satunya gadis yang membuatku bergairah sepanjang aku berumur 28 tahun. Besok aku akan mencari tahu dirimu. Akan kujadikan kau milikku satu-satunya. Karena hanya kau yang membuatku merasakan kenikmatan tanpa aku harus merasa jijik terhadapmu. Seharusnya kau bersedia hidup denganku, karena akulah yang merenggut keperawananmu." Satu kecupan mendarat di kening Ayumi. Setelahnya, Smithpun tertidur karena kelelahan usai menggarap tubuh Ayumi.

Sang fajar mulai menampakkan sinarnya. Dari balik celah-celah jendela kamar hotel itu cahaya mentari mulai mengusik seorang gadis yang tengah tertidur. Kedua kelopak mata Ayumi bergerak perlahan dan seketika melebar sempurna saat dirinya menyadari situasi akamr itu bukan kamarnya.

"Ah, dimana aku? Uuuh, sakit. Mengapa bagian intiku sakit? Bahkan pinggangku terasa sangat lelah." Ayumu segera mengedarkan pandangannya. Hingga pandangannya menangkap seorang lelaki tampan tanpa sehelai benangpun dibalik selimut yang sama dengannya. "Astaga! Aku telah dijebak oleh Miranda dan mamanya! Ja-jadi sekarang aku ... telah kehilangan keperawananku?"

Luruh sudah air mataku menganak sungai di kedua pipiku. Kehilangan mahkota berharga dari seorang gadis, Ayumi merasa dirinya sangat kotor. Dengan kekecewaan dan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya, Ayumi segera bangkit dan mengenakan pakaiannya kembali.

"Tuan yang asing. Kau sudah merenggut kesucianku. Tapi tenang saja, aku tak akan meminta pertanggung jawabanmu. Yang jelas aku harus mencari perhitungan dengan Miranda dan wanita jalang itu yang telah menjebakku. Permisi tuan asing.  Maaf, kita adalah dua orang yang tak saling mengenal dan aku harap kedepannya kita tidak akan saling bertemu."

Ayumi segera beranjak meninggalkan kamar hotel itu. Melangkahkan kakinya mantap untuk segera meluapkan emosinya kepada dua orang wanita yang keji itu. Tunggu kalian berdua. Lihat saja aku akan membalaskan hal ini. Rutuk Ayumi dalam hati.

****

Tepat pukul 8 pagi, Smith terbangun dari tidurnya. Lelaki itu terlonjak kaget saat mendapati sosok gadis di ranjangnya raib. Segera lelaki itu menyambar handuk miliknya dan mengikatkannya dipinggangnya. Dengan penuh emosi Smith membuka pintu dengan kasarnya. Membuat para bawahannya terkesiap kaget.

"Apa saja yang kalian kerjakan? Dimana gadis itu? Mengapa kalian bisa membiarkannya pergi?" tanya Smith dengan bersungut-sungut kesal.

"Ma-maaf Tuan. Kami pikir anda sudah memberikannya izin untuknya pergi." Para bodyguard itu menundukkan kepalanya takut-takut. Melihat kemarahan dari kedua netra mata milik Smith.

"Konyol! Segera cari gadis itu kemanapun dia pergi! Atau aku akan membuat kalian semua berakhir di tanganku!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status