Share

Bab 3. Ketemu.

"Uhuk," Ayumi saat ini berada di sebuah kos. Memang sangat kecil namun setidaknya memiliki kamar mandi dalam.

"Ini pasti karena aku kehujanan kemarin malam. Uhuk uhuk. Lebih baik aku membeli obat diapotek."

Gadis dengan mata yang bengkak itu menyambar jaket tebal miliknya yang sudah ia simpan disebuah lemari. Setelah kejadian waktu itu, seminggu telah berlalu. Ayumi yang jarang makan karena terlalu memikirkan sang ayah yang dengan teganya melemparnya kejalanan, justru terpuruk karena sakit. 

Dengan langkah yang perlahan, gadis itu berjalan kaki menuju apotek terdekat. Tanpa dia sadari sebuah mobil sedang membuntutinya dari sejak dia keluar dari kos miliknya. Gadis itu menatap nanar ke arah jalanan yang kian riuh. Meskipun suasana sedang mendung, namun orang yang lalu lalang itu tak sedikit.

"Setelah minum obat ini, aku akan tidur dulu. Rasanya kepalaku berputar-putar," keluh Ayumi.

Saat gadis itu berjalan sempoyongan di sebuah gang, tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya. Ayumi memberontak dan memukul tangan orang yang tengah menculiknya. Hingga tanpa dia sadari, dirinya telah menghirup obat bius yang telah dibubuhkan di sapu tangan itu.

*****

Drap drap drap brak!

Dengan kasar Smith membuka pintu kamarnya dengan paksa. Dimana seorang gadis yang dicarinya selama seminggu itu, telah tertidur di ranjng miliknya. Seulas senyum tersemat di bibir lelaki yang berusia 28 tahun itu.

"Akhirnya aku menemukanmu, Ayumi. Nama yang indah. Akan aku pastikan kau mendapatkan semua yang kau butuhkan," desis Smith sembari memainkan rambut indah milik Ayumi. "Pelayan! Bawa kemari semua yang baru saja aku beli untuknya. Pastikan kalian tidak melakukan cela sedikitpun. Atau aku akan menghukum kalian. Apa kalian semua mengerti?"

"Mengerti, Tuan."

"Bro, kau sudhah mendapatkan gadis itu. Bukankah lebih baik kau mengatakan kepada keluargamu? Daripada rumor yang tidak jelas berlalu lalang diluar sama. Membuat kupingku panas," ucap Daniel saat memasuki kamar milik Smith.

"Tidak masalah. Daniel, terima kasih karenamu aku bisa menemukan gadis yang aku cari selama ini. Tanpamu, entah kapan aku bisa mendapatkannya," kata Smith dengan nada paraunya.

"Tak masalah kawan. Aku ikut senang, ternyata kau bukan gay seperti yang dirumorkan. Kalau begitu, tugasku sudah selesai. Aku pamit dulu ya. Dia akan bangun dalam beberapa menit lagi. Perlakukanlah gadis itu dengan baik," kata Daniel sembari melangkahkan kakinya menjauh dari kamar Smith.

"Aku pasti akan memperlakukannya sebaik mungkin."

*****

Kedua kelopak mata Ayumi perlahan mulai bergerak. Hingga rasa pusing yang mendera kian hebat. Smith yang menyadari gadis mulai mengisi hatinya perlahan bangun dari tidurnya segera bangkit dan mendekati ranjang dimana Ayumi berada.

"Kau sudah sadar?" suara bariton itu seketika mengejutkan Ayumi. Sejenak bayangan hitam akan dirinya yang tiba-tiba ditarik paksa itu mulai mengisi ingatannya. Seketika Ayumi beringdut mundur. Menjauhi uluran tangan kekar milik Smith.

"Aku dimana? Dan kau siapa?" suara parau itu terdengar begitu menyayat hati Smith.

"Ayumi, tenanglah. Aku adalah pria malam itu. Aku akan mempertanggungjawabkan apa yang telah kuperbuat. Saat ini tubuhmu sedang tidak fit. Aku akan memanggil pelayan untuk membantumu mandi," kata Smith dengan nada yang lembut. Namun tidak dengan apa yang ditangkap Ayumi.

"Aku mau pulang! Aku tidak butuh pertanggungjawaban darimu! Gara-gara kau hidupku hancur! Aku tak mau disini bersama lelaki bejat sepertimu." Ayumi segera bangkit dari ranjang. Kemudian dengan tubuhnya yang lemah itu, Ayumi segera berlari menuju pintu. Saat dirinya belum sempat meraih gagang pintu untuk membukanya, tangan kekar Smith sudah terlebih dahulu menggapau tubuh mungil milik Ayumi. Dengan sekali sentakan, Smith melemparkan tubuh Ayumi ke atas ranjang miliknya.

"Aku susah mencarimu kemana-mana. Kau tidak akan pernah bisa keluar dari sini tanpa izin dariku. Kau bilang aku lelaki bejat? Heh, bukankah kau yang waktu itu diam-diam memasuki kamarku dan tidur diatas ranjangku? Aku bahkan tak tau sebelumnya jika akan ada seorang gadis yang menyerahkan dirinya padaku! Bukankah seharusnya aku yang  harus mengatakan jika kau adalah jalang kecil yang melemparkan dirinya hanya untuk menjadi kekasih dari orang yang berkuasa!"

Deg.

Jadi dia bahkan tidak tau jika aku dijebak oleh Miranda? Itu artinya mereka secara acak melemparkanku ke tempat lelaki dihadapanku ini? Jika dia berfikir aku menjebaknya, maka dengan kekuasaannya entah apa yang akan terjadi padaku. Ya tuhan, permainan takdir macam apa ini? Aku dan pria di hadapanku ini hanya korban dari keserakahan dua orang jalang itu. Jika kau berakhir ditangan lelaki ini, maka aku selamanya tak akan mampu membalaskan dendamku. Kata Ayumi dalam hati.

"Hah, sudahlah. Segeralah mandi oke? Aku rasa kau sedang sakit." Sejenak Ayumi terkesiap kaget. Lelaki itu bahkan dengan lembut mengecek suhu di keningnya. "Mandilah air hangat. Setelah itu bergantilah pakaian dan turunlah ke bawah. Kita akan makan malam bersama."

Setelah mengatakan hal itu Smith segera berlalu. Mencoba memberikan ruang sendiri untuk Ayumi memikirkan kata-katany barusan. Jika difikir ulang tentu saja itu adalah hal mutlak yang akan dikatakan oleh Smith. Mengingat laki-laki itu dikejutkan dengan kehadiran seorang gadia diranjangnya. Bukankah semua laki-laki itu sama saja? Ayumi. mengedarkan pandangannya kesekeliling kamar itu. Setelahnya dia berusaha mencoba berfikir lebih jernih.

"Jika dia tidak ada hubungannya dengan Miranda, aku tak akan memermasalahkannya tentang kejadian malam itu. Apa lelaki itu sedang merasa bersalah padaku? Karena dia telah merenggut mahkota berharga milikku. Maka dari itulah dia mencariku kemana-mana. Ya tuhan … apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku ini gembel, entah mengapa bisa berada dirumah mewah ini dalam sekejab. Aku takut jika lelaki itu bertindak kurang ajar padaku. Tetapi mengingat hidupku perlahan sudah hancur begini, memangnya apa lagi yang perlu aku khawatirkan? Lagipula aku juga bukanlah seorang gadis yang masih perawan."

Ayumi beringsut setelah memantapkan hatinya. Toh jika dirinya harus mati ditangan Smith itu juga bukan masalah yang besar baginya. Bukankah sekarang dia telah kehilangan segalanya? Apalagi yang harus dipertahankan? Apalagi yang harus dia yakini? Dia seakan lelah setelah sekian lama dirinya berjalan dalam nanar kepayahan. Sekarang lebih baik mebgikuti air yang sedang mengalir. Mengikuti jalan takdir kemanapun membawa dirinya melangkah.

Ayuni telah memakai pakaian yang telah disiapkan oleh dua orng maid yang ditugaskan untuk membantu dirinya bersiap. Apa yang terjadi dan perlakuan dari Smith membuat Ayumi yakin. Jika Smith bukanlah seorang lelaki biasa. Pastinya Smith memiliki pengaruh yang luar biasa didunia bisnis. Tak ingin membuang waktu lagi, Ayumi bergegas turun untuk makan malam bersama Smith.

Sejenak Smith menganga melihat penampakab dari Ayumi. Mungkin karena efek sakit tadi siang, Ayumi terlohat sedikit pucat. Tetapi kali ini Ayumi tampil dengan aura yang berbeda. Cantik nan anggun. Itulah yang ada di fikiran Smith saat melihat Ayumi. Sedangkan Ayumi, gadis itu tersipu malu lantaran tatapan dari Smith yang seakan kagum padanya.

Ayumi … aku tak akan melepaskanmu! Apapun yang terjadi, kaulah yang akan menempati hatiku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status