Home / Romansa / Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat / Bab 17. Negosiasi yang Menguntungkan

Share

Bab 17. Negosiasi yang Menguntungkan

Author: White Rose
last update Last Updated: 2025-04-15 22:46:44
Alea menghela napas panjang dan berat saat ia menginjakkan kakinya keluar dari pintu lift. Suara desingan mekanis pintu lift yang perlahan tertutup di belakangnya terdengar seperti gerbang yang menelan kebebasan terakhir yang ia miliki. Di lantai perusahaan ini, tempat kantor Adrian berada, atmosfer terasa lebih pekat daripada biasanya. Ini bukan kantor pusat dari Hartanto Company. Bangunan ini hanyalah salah satu cabang penting yang ditangani langsung oleh Adrian. Tapi entah kenapa, tempat ini selalu membuatnya merasa tidak nyaman. Bukan karena interiornya yang terlalu mewah, atau suhu ruangan yang terlalu dingin. Namun lebih kepada perasaan yang sulit dijelaskan, seolah-olah dinding-dindingnya menyimpan tatapan tajam dari Adrian, bahkan saat pria itu tidak ada di sana.

Makanya, setiap kali Alea berada di kantor ini, napasnya seolah tercekat. Oksigen terasa semakin menipis, seakan-akan udara pun enggan menyapa keberadaannya. Ini adalah wilayah kekuasaan Adrian sepenuhnya, dan kebera
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 18. Keperdulian dan Penyesalan Anika

    Sebuah mobil hitam yang cukup mewah, memasuki pekarangan kediaman Adijaya. Alea yang berada di dalam mobil itu. Setelah mematikan mesin mobilnya, dia keluar dari dalam mobil yang di belinya satu tahun yang lalu itu. Alea yang baru saja keluar dari dalam mobil, terkejut saat kakaknya Anika menghampirinya dan menarik tangannya menjauh dari tujuannya semula.Ya, tadinya setelah turun dari mobilnya. Alea tentu saja ingin masuk ke rumah orang tuanya. Rumah itu selalu menjadi tempat pulang, tempat dia menemukan pelukan hangat Ibu dan nasihat bijak Ayah. Tempat di mana setiap sudutnya menyimpan kenangan masa kecilnya, tangisan saat terjatuh di halaman, tawa bersama saat listrik padam dan mereka bermain bayangan lilin, atau aroma rendang kesukaannya yang selalu menyambutnya saat pulang kerja.Namun, langkahnya ke tempat yang mampu memberikannya kenyamanan dan perlindungan selama itu harus beralih ke semak-semak, lebih tepatnya tanaman pagar yang sengaja di pelihara oleh ibunya sebagai hiasan

    Last Updated : 2025-04-16
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 19. Peringatan Anika

    Alea masih merapikan barang-barangnya, meski hanya untuk satu minggu. Tapi tetap saja, dia ingin semuanya tertata rapi. Bukan karena dia menantikan perjalanan itu, dia sama sekali tidak menantikannya. Bahkan, yang ada di pikirannya hanya kejengkelan. Dia benar-benar akan jadi obat nyamuk di sana. Dan pastinya, pria menyebalkan itu hanya akan menyimpannya di hotel. Ya ampun, dia seperti barang saja, disimpan. Tapi itu memang benar adanya. Adrian memang ingin mengajak Larissa, wanita yang tengah mengandung anaknya, untuk berlibur. Dan Alea? Dia hanyalah pelengkap, figuran yang tak penting, tak lebih dari formalitas semata. Supaya ayah dan ibu Adrian tidak curiga. Alea menghela napas, menggelengkan kepala sambil memasukkan mantel coklat muda ke dalam koper. Mantel pemberian Wulan, calon ibu mertuanya yang selama ini bersikap begitu baik. Terlalu baik, bahkan. Entah karena benar-benar tulus atau hanya untuk menutupi segala kelakuan minus anak kesayangannya itu. Seketika, ponsel Alea y

    Last Updated : 2025-04-17
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 20. Gara-gara Pil Penunda Kehamilan

    Saat Alea tiba di apotek, langkahnya terasa berat. Ternyata semua tidak semudah yang dia pikirkan di dalam mobil tadi. Pikirnya dia bisa mengucapkan kata-kata itu dengan mudah. Hanya bertanya, 'Mbak, saya mau beli pil penunda kehamilan!'Pikir Alea mengatakan beberapa kata dalam atau kalimat itu mudah. Tapi ternyata, begitu sampai di apotek, dan ada dua wanita dan satu pria penjaga apotek di sana. Alea merasa lidahnya semakin kelu.Cahaya lampu putih terang yang menggantung di langit-langit apotek membuat suasana di dalam ruangan itu terlihat terlalu steril, terlalu terang bagi seorang perempuan yang sedang menyimpan kegelisahan sebesar Alea. Aroma khas antiseptik menyambutnya saat pintu otomatis berbunyi "ting" dan terbuka. Suara kipas pendingin udara yang menderu pelan di sudut ruangan menjadi latar belakang yang membuat detak jantungnya terdengar semakin keras di telinganya sendiri."Selamat malam, ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu penjaga apotek itu, perempuan muda deng

    Last Updated : 2025-04-17
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 21. Terlambat Bangun

    Alea dengan kesal pulang ke rumah. Dia membanting tasnya sekali lagi di atas tempat tidur. Rasanya dia kesal sekali setelah pertemuannya dengan Kael tadi. Bagaimana pria itu sekarang bertingkah mendominasinya. Seolah dia ingin mengatur Alea. Kenapa bisa begitu? memangnya siapa yang membayar di sini?"Agkhhh, aku kesal sekali! Pria itu, aku bersumpah tidak akan bertemu dengannya lagi. Jika aku masih menemuinya, maka aku pasti sudah kehilangan akal sehatku... " Alea menjeda ucapannya.Dia mencengkeram rambutnya perlahan, sendiri sambil mengerang frustrasi. Hatinya masih berdebar keras karena pertemuan barusan. Bagaimana cara Kael membuatnya datang, lalu mengaturnya. Dan dia, bodohnya, malah tidak bisa berkata-kata. Alea terduduk kesal di tepi tempat tidurnya. Wajahnya masih merah karena marah, tangannya terkepal di atas lututnya.Tapi setelah dia nyaris mengatakan sumpah serapah, dia ingat kalau dia masih punya hutang pada Kael. Bagaimana mau tidak bertemu lagi dengan Kael. Dia bahkan

    Last Updated : 2025-04-18
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 22. Adrian membuat Alea Cemburu?

    Saat di dalam pesawat, Alea mendengus kesal lalu memalingkan pandangannya dari Adrian dan Larissa yang duduk di depannya. Dari sekian banyaknya kursi, kenapa juga dia dibelikan Adrian kursi yang ada di depan, berhadapan dengan pasangan menyebalkan itu.Ia mencoba menahan diri untuk tidak melempar bantal kursi ke arah mereka. Sejak awal perjalanan ini sudah cukup membuat kepalanya pening. Dia masih kesal dengan apa yang terjadi semalam antara dirinya dengan Kael. Dan Adrian sengaja membeli tiket kursi pesawat berada di depan mereka. Bagaimana kepala Alea tidak semakin berdenyut. Bahkan meskipun Alea ingin tidur, dia tetap bisa mendengar suara Adrian dan Larissa di depannya. Melihat Alea kesal, Adrian malah terkekeh pelan. Seolah tingkahnya itu sesuatu yang menghibur."Sayang, kenapa dia harus berada di depan kita? Kita jadi tidak bisa bebas bermesraan!" ujar Larissa, sengaja mengeraskan suara.Nada suaranya dibuat semanja mungkin, dan jelas itu ditujukan pada Alea. Seakan-akan sedang

    Last Updated : 2025-04-18
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 23. Mengalah Bukan Berarti Bisa Ditindas Seenaknya.

    "Ini kartu kamarmu? Atau mau bergabung?" tanya Adrian dengan tatapan yang begitu santai namun mengundang, membuat Alea ingin menampar wajah pria itu sekeras-kerasnya. Betapa lancangnya dia bicara seperti itu, seolah tidak ada batasan, tidak ada etika, dan seolah tidak ada satu pun wanita di dunia ini yang bisa menolak pesonanya yang ia anggap luar biasa itu.Mereka baru saja tiba di hotel yang sudah dipersiapkan Adrian sebelum mereka berangkat ke tempat ini. Dan baru masuk saja, Alea sudah dibuat kesal oleh Adrian. Alea menatap Adrian dengan tajam. Matanya menyiratkan amarah yang ia tahan dengan susah payah. Dadanya naik turun perlahan, menahan gejolak emosi yang siap meledak kapan saja. Di saat Larissa pergi ke toilet hanya untuk beberapa menit, pria ini justru memanfaatkan celah untuk melontarkan kata-kata yang tidak hanya menjijikkan tapi juga penuh kesombongan. Seolah dia adalah hadiah terindah dari surga yang layak dimiliki setiap wanita.Padahal, bagi Alea, Adrian justru sepert

    Last Updated : 2025-04-19
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 24. Datang Di saat yang Tepat.

    Dan seperti yang sudah Alea duga, dia akan banyak mendengar suara yang membuat telinganya ternoda.Meski Alea sudah berusaha menutup telinganya dengan bantal, dua orang yang merupakan pasangan menyebalkan di kamar sebelah itu sungguh membuat Alea geram. Suaranya tetap terdengar, entah menjatuhkan barang lah? entah si Adrian kutu kupret itu sengaja membuat suara-suara aneh lah? sungguh menyebalkan."Ya ampun, katanya orang kaya. Konglomerat, kok sewa hotel yang dindingnya gak kedap suara gini sih?" omel Alea.Padahal, Adrian sebenarnya sengaja melakukan semua itu. Pria itu ingin Alea resah, terangsang, dan akhirnya Alea tidak punya pilihan lain selain menerima rayuan Adrian. Sungguh konyol, pikirannya seperti itu.Alea bangkit dari tempat tidur dengan geram. Ia menepis bantal dari wajahnya, lalu duduk di pinggir ranjang sambil menarik napas dalam. Sorot matanya menyiratkan kejengkelan yang amat sangat, bukan hanya karena suara-suara dari kamar sebelah yang membuat malamnya rusak, tapi

    Last Updated : 2025-04-20
  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 25. Diminta Bertanggung Jawab

    Alea masih menatap pria yang sedang duduk di seberangnya itu. Saat ini pria yang memperkenalkan diri pada Alea dengan nama Kael sejak awal itu sedang memotongkan daging steak untuk Alea. Tapi, dengan sesekali melirik ke arah Alea juga.Alea yang merasa agak janggal dengan pertemuan mereka yang terjadi begitu sangat kebetulan itu pun mulai menatap Kael dan memindai pria itu dengan matanya yang tidak setajam elang itu. 'Pria ini, bukannya dia pria bayaran? Aku juga belum membayarnya lunas. Lantas bagaimana caranya dia bisa ke Prancis? Dan mantelnya itu, mereknya bahkan sama dengan yang diberikan Bibi Wulan padaku. Ini benar-benar mencurigakan!' pikir Alea sambil mencoba menyembunyikan kegelisahan dari raut wajahnya.Tatapannya tak lepas dari mantel berwarna abu gelap dengan potongan elegan yang melekat sempurna di tubuh Kael. Kainnya tampak mahal, tebal namun ringan, dan menjuntai anggun seperti mantel yang sering terlihat di peragaan busana musim dingin Paris. Alea memindai lagi, dari

    Last Updated : 2025-04-20

Latest chapter

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 38. Alea Mulai Jengah

    Alea tertawa miring. Dia menatap Adrian dengan tidak senang."Pikirkan dulu kekasihmu dan calon masa depanmu yang ada di perutnya. Jika dia mendengar hal ini keluar dari mulutmu, aku yakin dia akan marah dan muntah darah!"Suasana pagi itu dingin dan mencekam, seolah udara pun enggan bersentuhan dengan ketegangan yang menggantung di antara mereka. Sorot mata Alea tajam, menusuk seperti pisau yang diasah dengan kemarahan dan kejengkelan yang lama dipendam.Alea mencoba menggertak Adrian. Tapi memang itu benar. Jika Larissa tahu, Adrian sedang merayu Alea, sudah pasti wanita itu akan kebakaran jenggot. Larissa bukan tipe perempuan yang bisa menelan pengkhianatan dengan senyuman.Yang calon istri Adrian, dan yang telah bertunangan dengan Adrian itu memang Alea. Tapi wanita yang merasa memiliki Adrian adalah Larissa. Sebuah ironi menyakitkan yang selama ini Alea coba telan dalam diam.Adrian, dengan segala pesona dan kebanggaannya, tidak pernah berubah. Mendengar ucapan Alea, dia hanya me

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 37. Nyaris Ketahuan

    Kael sama sekali tidak membiarkan Alea jauh darinya. Pria itu terus memeluknya erat, seolah takut kehilangan. Lengannya yang kekar menyelimuti tubuh Alea seperti perisai yang melindungi dari dunia luar. Helaan napasnya stabil dan hangat, menyapu lembut kulit Alea yang sudah berkeringat. Mereka telah melewati malam yang panas, penuh gairah, dan sentuhan yang tak terbendung. Bukan hanya sekali, tapi beberapa kali mereka larut dalam hasrat yang tak tertahan. Hingga akhirnya, tubuh mungil Alea menyerah pada kelelahan. Dia tertidur dalam pelukan Kael, dengan rambut acak-acakan menempel di pipinya yang masih merah karena sisa-sisa hasrat tadi malam.Kael menatap wajah Alea yang tertidur dengan damai. Dalam diam, ia menyentuh pipi Alea, mengusap perlahan dengan ibu jarinya. Wajahnya menyiratkan pergolakan batin yang dalam. Ada hal besar yang belum ia ungkapkan, sesuatu yang selama ini ia pendam sendiri. Dan malam itu, keyakinannya bulat untuk mengakhiri misteri itu."Aku sudah caritahu semua

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 36. Menjadi Simpanan

    Pada akhirnya, Alea harus kembali ke hotel. Kael menahannya cukup lama, sebelum dia bisa menghindar dari pria itu.Masalah yang sedang dia hadapi, bukan masalah ringan yang bisa dia selesaikan sendiri atau bahkan dengan bantuan Kael. Bukan Alea meremehkan Kael, tapi pria itu juga bukan seseorang yang bisa membantunya untuk keluar dari masalah keluarganya dan perusahaan ayahnya.Terlebih lagi, Alea tidak ingin Kael terlibat. Pikir Alea, Kael itu bekerja di klub malam, sebagai seorang pria penghibur. Pasti karena dia benar-benar sangat butuh uang. Mungkin ada masalah besar yang dia alami dalam hidupnya. Alea juga tidak mau menambah beban Kael. Alea pikir, dia hanya ingin bersenang-senang, sebelum kehidupannya akan berakhir di tangan Adrian. Menjadi istri yang hanya sebatas status, bahkan harus menerima anak haram Adrian itu sebagai anaknya.Langkah Alea terasa berat menyusuri lorong hotel yang tampak sepi. Cahaya lampu-lampu gantung berwarna kuning temaram menambah kesan sunyi dan dingi

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 35. Terjerat

    "Kondisinya tidak parah, lebih ke lelah sebenarnya daripada alergi atau semacamnya!" jelas dokter yang memeriksa Larissa.Larissa yang memang tidak bisa bahasa Prancis tampak terdiam dan memperhatikan ekspresi wajah Adrian. Ia mencoba membaca raut wajah kekasihnya itu, berharap bisa menangkap sedikit saja makna dari setiap kata yang diucapkan dokter. Namun semakin ia mencoba, semakin kabur semuanya.'Sial, aku tidak mengerti lagi apa yang dokter ini katakan!' batin Larissa, sambil menelan ludah. Ketidaktahuannya terhadap bahasa itu membuat kepalanya semakin pusing, entah karena kecemasan atau karena sugesti semata.Alea yang sejak tadi memperhatikan wajah Larissa yang tampak bingung, langsung menghampiri wanita itu. Tanpa perasaan bersalah, bahkan dengan nada ringan dan nada yang nyaris seperti bercanda, ia mendekatkan wajahnya ke telinga Larissa lalu berbisik, "Ck, tidak disangka. Ternyata umurmu tinggal sebentar lagi."Suara lirih Alea itu terdengar seperti dentuman petir di telinga

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 34. Fitnah Larissa

    Mata Alea mencoba untuk tidak menoleh ke arah dua sejoli yang sedang dimabuk asmara di depannya itu. Atau mungkin lebih tepatnya, Adrian yang menjadi bucin pada wanita yang sudah jelas-jelas hanya terpikat padanya karena uangnya itu. Tapi yang namanya bucin, Adrian sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas apa yang Alea dan Wulan, ibunya Adrian sendiri, lihat pada Larissa. Restoran mewah itu dipenuhi Kilauan cahaya yang terpantul dari lampu gantung kristal yang terkena sinar matahari dari luar, yang berkilau indah di atas kepala mereka. Aroma masakan kelas atas menguar samar dari dapur terbuka di sudut ruangan, diselingi suara piano lembut yang dimainkan live oleh seorang pria tua berjas putih. Tapi semua suasana itu tak mampu membuat hati Alea nyaman. Bahkan alunan musik romantis yang harusnya menenangkan, malah terasa seperti siksaan tambahan. Kedua orang itu sedang makan dengan begitu romantis. Adrian memotongkan daging untuk Larissa, dan Larissa memandang Adrian dengan sangat

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 33. Jadi Obat Nyamuk?

    Dan setelah semua kekesalan Alea, dia kembali harus dibuat darah tinggi dengan permintaan tidak masuk akal Adrian. "Aku tidak mau ikut!" ujar Alea kesal. Nada suaranya meninggi, penuh penolakan yang sudah tidak bisa ditawar. Matanya memancarkan amarah yang sudah berusaha ia tahan sejak tadi pagi. Sudah cukup hari ini dipenuhi kejengkelan dan kini Adrian datang dengan ide gila yang benar-benar membuat darahnya mendidih. Lagian ada-ada saja, masa iya Adrian jalan-jalan dengan Larissa, dia harus ikut. Yang ada dia jadi obat nyamuk. Mending jadi obat nyamuk saja? Larissa si genit itu pasti akan melakukan hal-hal yang membuatnya hipertensi nanti. Alea memeluk tubuhnya sendiri, menahan emosi. Pikirannya dipenuhi skenario menyebalkan. Dia bisa membayangkan Larissa akan merangkul Adrian setiap lima menit, tertawa genit, lalu memamerkan barang-barang yang dibelikan Adrian seperti sedang pamer trofi. Dan dia? Alea akan jadi saksi mata dari hubungan yang menurutnya menjijikkan. Namun, A

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 32. Kesempatan dalam Kesempitan

    Belum hilang rasa kesal Alea, dia harus kembali kehilangan ketenangan gara-gara Adrian mengetuk pintu kamarnya dengan kasar. Bahkan ketika Alea pura-pura tidak mendengarnya, Adrian tetap tidak menyerah. Laki-laki itu bahkan mengganggunya lewat pintu dari balkon, membuat Alea hampir melemparkan bantal ke arah pintu saking jengkelnya."Alea, buka! Ibuku telepon!" pekiknya, sambil menggoyangkan gagang pintu balkon dengan penuh tekanan. Suaranya yang berat dan mendesak membuat Alea semakin geram. Ia menutup matanya rapat-rapat, berusaha keras menahan diri agar tidak berteriak.Menghela napas panjang dengan kasar, akhirnya Alea pun bangkit dari duduk manisnya. Langkahnya berat dan penuh ketidaksukaan ketika ia membuka pintu balkon itu. Udara dingin langsung menerpa kulitnya, seolah ikut memperburuk suasana hati Alea."Sayang..."Tatapan Adrian segera teralihkan ke arah lain. Di sana, Larissa tampak sudah berdandan rapi. Rambut panjangnya digerai sempurna, bajunya yang mahal memeluk tubuhn

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 31. Kegagalan Adrian

    Adrian masih tampak begitu kesal, ia menunggu Alea di dalam kamar Alea. Ia bilang pada Larissa bahwa dirinya akan mengurus reservasi restoran untuk makan malam romantis mereka berdua di salah satu restoran terbaik di Paris. Para pria memang pandai merangkai kata-kata manis. Bahkan ketika berbohong, rasanya sulit bagi wanita untuk tidak mempercayainya. Ucapan-ucapan mereka begitu meyakinkan, seakan-akan kebenaran ada di setiap nadanya, padahal semua itu hanya permainan kata semata.Tangannya mengepal kuat, seolah menahan gejolak amarah yang sudah membuncah di dadanya. Napasnya memburu, matanya merah menahan emosi. Masalahnya, dia bahkan tidak bisa menemukan ke mana perginya Alea sejak semalam. Ia sudah mencari ke berbagai penjuru hotel, memeriksa satu per satu kemungkinan yang ada. Bahkan, untuk mengetahui lebih lanjut, Adrian mengeluarkan banyak uang demi mendapatkan akses ke rekaman kamera pengawas di seluruh koridor hotel. Ia berpikir, setidaknya rekaman itu bisa memberinya sedikit

  • Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat    Bab 30. Mulai Simpati

    Alea merasa kepalanya masih sedikit pusing, tapi gangguan yang lebih mengusik datang dari silaunya cahaya terang yang menembus kelopak matanya. Ya, seperti itulah saat sinar matahari pagi menyusup dari celah-celah tirai dinding kaca kamar hotel itu. Hangatnya menelusup ke kulit, namun menyakitkan di mata yang masih lelah."Kael."Begitu Alea membuka mata, nama itu langsung meluncur dari bibirnya. Suaranya parau dan pelan, seolah hanya ingin memastikan dirinya sendiri bahwa malam tadi bukan sekadar mimpi.Dengan tubuh yang masih berat, Alea mengubah posisinya menjadi duduk, bersandar pada sandaran tempat tidur yang empuk. Tangannya terangkat, mengusap wajah yang masih kusut oleh sisa-sisa tidur dan ingatan semalam yang menghantui pikirannya. Matanya menelusuri seisi kamar, menelisik setiap sudut, namun tak ada tanda-tanda keberadaan Kael di sana. Hanya keheningan dan aroma samar parfum pria yang masih tertinggal di udara.Alea menarik napas panjang dan berat. Ia ingat apa yang terjadi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status