Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat

Simpananku itu Ternyata Tuan Terhormat

last updateLast Updated : 2025-05-05
By:  White Rose Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
36Chapters
97views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Alea tiba-tiba menghadapi kenyataan pahit saat perusahaan ayahnya dinyatalan berada di ambang kebangkrutan. Untuk menyelamatkan keluarganya, ia pun menerima perjodohan dengan Adrian, seorang pria dari keluarga konglomerat yang ternyata menyelingkuhinya! Diliputi amarah dan kekecewaan, Alea melarikan diri ke sebuah bar dan tak sengaja menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang ia kira hanya seorang pria penghibur. Namun siapa sangka pria itu sebenarnya Kaelan Evander Sinclair, seorang bangsawan terpandang yang namanya dihormati di kalangan elite?!

View More

Chapter 1

Bab 1. Perjodohan Demi Perusahaan

"Ayah menjualku?" tanya seorang wanita cantik sambil melemparkan sebuah undangan ke atas meja.

Wajahnya tampak tidak senang. Di atas kertas undangan itu tertera namanya dan nama seorang pria yang selama ini dekat dengannya, pria yang dulu sempat menjadi kekasihnya saat kuliah, tetapi hubungan mereka berakhir karena pria itu mengkhianatinya.

Mendengar putrinya berkata seperti itu, pria paruh baya yang merupakan ayah kandungnya menghela napas berat.

"Kamu ini bicara apa, Alea? Kenapa berkata seperti itu kepada Ayah? Memangnya orang tua mana yang mau menjual anaknya?" tanya pria bernama Martin Adijaya itu.

Alea mengernyitkan kening.

"Orang tua mana, tanya Ayah? Ya Ayahlah!" balasnya dengan suara penuh emosi. "Jelas-jelas aku sudah bilang, Adrian itu playboy, tukang selingkuh! Masih mau Ayah menjodohkanku dengannya? Apa namanya kalau bukan menjual anak demi uang?"

"Alea..." sela Mira, ibu kandung Alea.

Wajah wanita paruh baya itu tampak sedih. Bagaimana bisa putrinya berkata seperti itu kepada ayahnya?

"Ayahmu sedang mengalami kesulitan, dan keluarga Nak Adrian menjamin bahwa dia tidak akan pernah melakukan poligami. Bukankah itu artinya keluarganya peduli padamu, Nak?"

Mira berbicara dengan lembut kepada putrinya. Dia sungguh hanya menginginkan yang terbaik untuk Alea. Awalnya, dia juga sempat khawatir dengan gosip yang beredar, tetapi karena keluarga Adrian sudah memberikan jaminan, akhirnya dia pun menyetujui keputusan suaminya.

Martin kembali menghela napas. Sebenarnya, berat baginya mengambil keputusan ini. Namun, demi nama baik keluarga dan perusahaan yang telah ia bangun selama puluhan tahun, ia menyetujui perjodohan yang diajukan oleh keluarga Adrian sebagai syarat investasi ke perusahaan Adijaya.

"Jika bukan demi perusahaan, Nak... Jika bukan demi ribuan orang yang menggantungkan hidup dari perusahaan itu..."

"Alea, apa kamu tega? Ayah dan Ibu sudah merawat kita sejak kecil, memenuhi semua kebutuhan dan keinginan kita. Apa salahnya membalas..."

Alea menatap kesal ke arah kakaknya.

"Kalau begitu, Kakak saja yang menikah!" potong Alea.

"Alea!" tegur Martin dengan nada tegas.

Bagaimana mungkin kakaknya yang sudah menikah harus menikah lagi? Kakaknya sudah memiliki suami dan anak.

Anika, kakak Alea, terdiam. Ia hanya mendengus kesal dan mengalihkan pandangan dari Alea.

Sementara itu, Alea tetap bersikeras. Bukan tanpa alasan. Saat kuliah dulu, ia memang pernah berpacaran dengan Adrian, tetapi pria itu mengkhianatinya. Itu sebabnya ia kesal. Hingga kini, ia belum melupakan pengkhianatan itu dan belum membuka hatinya untuk siapa pun. Ia takut terluka lagi. Sakit hati karena patah hati bukanlah hal yang mudah. Butuh waktu lebih dari satu tahun baginya untuk menyembuhkan lukanya.

Saat Alea masih tenggelam dalam emosinya, tiba-tiba ayahnya menekan dadanya dengan kuat.

"Ayah!"

Di rumah sakit, Alea terduduk diam di salah satu kursi tunggu di depan ruangan UGD. Kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan, seolah berusaha menahan gemetar yang mulai merayapi tubuhnya. Suasana di sekelilingnya terasa hampa, meskipun langkah kaki para perawat dan dokter yang berlalu-lalang seharusnya bisa menjadi pengalih perhatian. Namun, pikirannya terpusat hanya pada satu hal, ayahnya.

Semuanya terjadi begitu cepat. Ayahnya tiba-tiba merasa sangat kesakitan, tangannya terus memegang dada, napasnya tersengal hingga akhirnya pingsan dan tak sadarkan diri. Kepanikan melanda seisi rumah. Tanpa pikir panjang, mereka segera membawa Martin ke rumah sakit.

"Ayah tidak boleh kenapa-napa," gumam Alea lirih, nyaris tak bersuara.

Namun, harapannya itu segera dipatahkan oleh suara tajam yang menusuk telinganya.

"Kalau sampai Ayah kenapa-napa, ini karena kamu, Alea!" suara Anika penuh amarah, menusuk langsung ke hatinya.

Alea terdiam. Tatapan kakaknya begitu menusuk, seakan menuduhnya sebagai penyebab penderitaan ayah mereka.

Anika benar-benar kesal. Bagaimana bisa Alea menolak pernikahan dengan putra seorang konglomerat yang begitu terpandang di kota ini? Bukankah ini kesempatan emas? Pernikahan itu bahkan bisa menyelamatkan perusahaan ayah mereka dari kehancuran. Apalagi, keluarga Adrian sudah menyiapkan surat perjanjian yang menjamin bahwa Adrian tidak akan melakukan poligami. Jika Adrian melanggar, separuh aset keluarganya akan menjadi milik Alea. Lantas, apalagi yang masih dia khawatirkan?

"Sudah, sudah. Adikmu juga tidak mau begini," Mira mencoba menenangkan situasi.

Namun, bukannya reda, Anika justru semakin kesal dengan sikap Mira yang membela Alea.

Ketegangan itu seketika terhenti saat pintu ruang UGD terbuka. Seorang dokter keluar dengan ekspresi serius di wajahnya. Alea, Anika, Mira, dan Rudi, asisten pribadi Martin segera menghampiri dokter itu dengan cemas.

"Bagaimana keadaan ayah saya, Dok?" tanya Anika cepat, nada suaranya penuh kekhawatiran.

Alea menahan napas, Mira tampak menggigit bibirnya, sementara Rudi memasukkan tangannya ke dalam saku, berusaha tetap tenang.

Dokter itu menghela napas sebelum menjawab. "Pasien mengalami serangan jantung. Kondisinya masih sangat lemah. Tolong perhatikan kondisi mental dan fisiknya. Sepertinya pasien sedang mengalami tekanan pikiran yang berat, sehingga stamina dan kesehatannya menurun drastis. Jangan sampai ada hal yang membuatnya terguncang lagi, karena akibatnya bisa fatal."

Mendengar penjelasan itu, Anika semakin melirik tajam ke arah Alea. Seakan semua ini memang benar-benar salahnya.

Mira segera berkata, "Boleh saya masuk, Dok? Saya ingin menemui suami saya."

"Silakan, tapi tolong jangan berbicara terlalu keras dan jangan sampai mengganggu pasien," jawab dokter.

Mira mengangguk sebelum masuk ke dalam ruangan. Anika dan Alea hendak menyusul, tetapi langkah Alea terhenti ketika tangan Anika menghadang jalannya.

"Kamu tidak usah ikut masuk," ujar Anika dingin. "Kalau Ayah melihatmu, dia bisa semakin emosi. Kamu mau Ayah kenapa-napa?"

Alea terdiam. Dalam hatinya, ada banyak hal yang ingin ia katakan. Ia ingin menjelaskan bahwa ia bukan penyebab semua ini. Ia ingin membela diri, ingin mengatakan bahwa ia hanya ingin menentukan jalannya sendiri. Namun, di sisi lain, ia juga tidak mau memperpanjang perdebatan.

Dengan napas panjang, ia memilih untuk mengalah.

"Nona..." panggil Rudi pelan, khawatir melihat wajahnya yang tampak lelah dan putus asa.

Alea menoleh dan tersenyum tipis. "Tidak apa-apa, Pak Rudi. Masuk saja."

Dia menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Karena Ayah sudah baik-baik saja, aku akan pulang. Sampaikan pada Ayah kalau dia sudah sadar... aku setuju dengan pertunangan itu."

Alea akhirnya menyerah. Bukan karena tekanan, bukan karena rasa takut. Melainkan karena ia menyayangi ayahnya lebih dari apa pun. Dan tidak mau keluarganya mengalami kesulitan, meski dia sendiri mungkin akan sakit hati lagi karena Adrian.

To be continued...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
36 Chapters
Bab 1. Perjodohan Demi Perusahaan
"Ayah menjualku?" tanya seorang wanita cantik sambil melemparkan sebuah undangan ke atas meja.Wajahnya tampak tidak senang. Di atas kertas undangan itu tertera namanya dan nama seorang pria yang selama ini dekat dengannya, pria yang dulu sempat menjadi kekasihnya saat kuliah, tetapi hubungan mereka berakhir karena pria itu mengkhianatinya.Mendengar putrinya berkata seperti itu, pria paruh baya yang merupakan ayah kandungnya menghela napas berat."Kamu ini bicara apa, Alea? Kenapa berkata seperti itu kepada Ayah? Memangnya orang tua mana yang mau menjual anaknya?" tanya pria bernama Martin Adijaya itu.Alea mengernyitkan kening."Orang tua mana, tanya Ayah? Ya Ayahlah!" balasnya dengan suara penuh emosi. "Jelas-jelas aku sudah bilang, Adrian itu playboy, tukang selingkuh! Masih mau Ayah menjodohkanku dengannya? Apa namanya kalau bukan menjual anak demi uang?" "Alea..." sela Mira, ibu kandung Alea.Wajah wanita paruh baya itu tampak sedih. Bagaimana bisa putrinya berkata seperti itu
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
Bab 2. Muak tapi harus Berpura-pura
Prok prok prokSuara gemuruh tepuk tangan terdengar begitu riuh ketika Adrian menyematkan cincin pertunangan di jari manis tangan kanan Alea.Dengan lembut, Adrian mengecup punggung tangan Alea."Akhirnya kamu setuju. Aku sudah bilang, kamu akan jadi milikku, Alea. Hanya milikku!"Tatapan Adrian sungguh membuat Alea muak. Bahkan tadi, saat dia selesai dirias dan keluar dari ruang istirahat yang disiapkan di hotel ini, dia sempat melihat Adrian mencium Larissa, mantan kekasihnya. Atau mungkin masih kekasihnya? Hanya karena wanita itu seorang penyanyi klub malam, orang tua Adrian tidak pernah merestui hubungan mereka.Adrian meraih pinggang Alea. Dia tahu seharusnya apa yang akan terjadi. Mereka sudah bertunangan, pasti Adrian akan menciumnya.Namun, mengingat apa yang dia lihat tadi di dekat ruang istirahat, Alea menjadi sangat kesal.Ketika Adrian mendekatkan wajahnya ke Alea…"Hatchiu!"Adrian segera menjauh karena Alea yang ingin diciumnya malah bersin."Maaf, maaf, Adrian. Aku rasa
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more
Bab 3. Pria Pertama
"Nona, Anda sudah terlalu mabuk! Sebaiknya saya hubungi seseorang yang bisa membawa Anda pulang," ucap bartender yang sejak tadi melayani Alea dengan ekspresi khawatir.Wanita itu bahkan sudah tidak sanggup menegakkan kepalanya dengan benar, tapi tetap bersikeras meminta minuman lagi dan lagi.Alea, yang masih setengah sadar namun cukup mampu mendengar, melambaikan tangannya dengan malas."Tidak ada yang menginginkan aku pulang. Biarkan aku di sini, ya... ya...""Nona...""Siapa yang tidak menginginkanmu pulang?"Suara baru itu terdengar lebih dalam, lebih berat, dan lebih tegas dibanding suara bartender tadi. Alea mengangkat kepalanya dengan susah payah. Seorang pria tampan dengan kemeja hitam mahal kini duduk di sebelahnya. Matanya yang tajam mengamati Alea dengan ekspresi yang sulit dimengerti."Kamu..." gumam Alea, mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memastikan bahwa penglihatannya tidak menipunya."Aku akan menemani dia. Lanjutkan pekerjaanmu," kata pria itu, tanpa ragu,
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more
Bab 4. Kael
Alea membuka matanya perlahan. Dia merasa seolah telah melakukan aktivitas yang sangat berat dan melelahkan semalam. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Bahkan untuk bangun saja, dia merasa cukup kesulitan. Alea memegang kepalanya yang masih sedikit pusing. Dia mengerjapkan matanya perlahan dan menyadari bahwa dia tidak bisa bangun bukan hanya karena tubuhnya terasa remuk, tetapi juga karena sebuah tangan kekar berada di atas perutnya. Alea menelan salivanya dengan susah payah. Dia menoleh ke samping, dan bola matanya nyaris melompat keluar. "Siapa dia?" batinnya terkejut. Di saat kesadarannya mulai pulih, Alea merasakan sensasi perih di bawah sana. Ingatannya mulai kembali satu per satu, mengingat apa yang terjadi semalam. Alea memejamkan matanya, lalu mengusap wajahnya dengan kasar. Semua kenangan itu muncul kembali, bagaimana dia merayu pria itu, bagaimana dia mengatakan akan membayarnya. Semua itu terjadi karena emosi dan kemarahannya pada Adrian. "Bodoh! Sekarang apa bedanya aku
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
Bab 5. Rencana Terselubung Adrian
Alea akhirnya kembali ke rumah orang tuanya. Cukup lama dia diam di taksi online yang dia tumpangi. Dia memastikan kalau bagian atas tubuhnya sama sekali tidak ada tanda pria bernama Kael itu. Alea sungguh di buat geleng-geleng kepala karena ulah pria bernama Kael itu. Bisa-bisanya minta di pesankan taksi juga, dan ongkosnya. "Huh, apa ini artinya aku sedang terjebak dengan seorang pria yang benar-benar miskin? hah, apa yang aku pikirkan, dia akan segera dapat satu milyar, dia akan jadi OKB" gerutunya sambil mengenakan sepatu hak tingginya. Supir taksi itu juga hanya diam saja, dia pikir mungkin penumpang di belakangnya itu masih mabukk. Alea turun dari taksi, dan dia harus menghela nafas sangat berat. "Huh, masih pagi loh!" gumamnya mengeluh seraya menghentikan langkahnya. Dan hal yang membuatnya mengeluh adalah sosok pria yang semalam menjadi tunangannya itu, tapi hanya di tinggal sebentar ke toilet saja sudah bercinta dengan wanita lain. Pria yang memang menunggu kedatanga
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
Bab 6. Pesona Kael
Dan sekarang, Alea sungguh merasa dirinya terjebak. Dia bahkan harus melangkahkan kaki ke sebuah klub malam yang dipenuhi dentuman musik, cahaya berwarna-warni, dan aroma parfum bercampur alkohol yang menyengat. Semua itu karena Kael, pria yang entah kenapa masih saja mengusik hidupnya, bertaruh dan kalah dalam permainan yang sama sekali tidak masuk akal. Alea menatap Kael dengan pandangan tajam, tajam seperti pisau yang baru diasah. Tatapan itu seakan ingin melahap pria itu hidup-hidup, tanpa sisa. "200 juta?" tanyanya dengan suara yang bergetar antara percaya dan tidak percaya. Sebagian dirinya merasa ini adalah mimpi buruk, sebagian lagi tahu betul ini nyata, terlalu nyata. Bagaimana mungkin Kael bisa dengan mudah mempertaruhkan uang sebesar itu? Bukankah jumlah tersebut lebih dari gajinya selama satu setengah tahun? Alea mengerutkan kening, mencoba mencerna logika yang tak bisa dicerna. Namun yang lebih membuat darahnya mendidih adalah ekspresi wajah Kael. Pria itu berdiri den
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
Bab 7. Harga Diri yang Kalah dengan Reaksi Tubuh yang Mengkhianati
Keduanya terhanyut dalam sentuhan satu sama lain. Sentuhan panas, dan menggelitik yang menuntut untuk merasakan lebih dan lebih lagi.Desahan tertahan, napas memburu, dan ketegangan yang mengalir di antara keduanya menjadi irama malam yang tak terelakkan. Aroma tubuh yang bercampur dengan napas hangat menciptakan ruang penuh gairah, seolah waktu berhenti berdetak hanya untuk mereka berdua.Hingga ketika tangan hangat itu menyentuh bagian sensitif Alea, tubuh Alea menegang. Mata Alea terbuka, dan ia langsung menahan tangan Kael dengan cengkeraman yang gemetar.Tatapan matanya menunjukkan, kalau dia ingin mundur. Dia tidak ingin meneruskannya. Sayangnya, tangannya di tepis begitu saja oleh Kael, dan pria itu berkata. "Sayang, jika kamu ingin mundur. Ini sudah terlambat!" kata Kael dengan napas yang sudah begitu memburu, suaranya berat dan serak, dipenuhi hasrat yang tak lagi bisa dikendalikan.Kedua tangan Alea dikunci di atas kepalanya oleh tangan Kael. Wajah Alea memerah, bukan hanya
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more
Bab 8. Bahkan di Perusahaan pun Tidak Tenang
Alea terus menerus memegang keningnya. Rasa sakit yang menusuk di pelipisnya seolah menjadi pengingat bahwa tubuhnya sedang memprotes kurangnya istirahat. Dia benar-benar kelelahan. Semalam, dia nyaris tidak tidur karena Kael. Dan pagi ini, dia harus menghadiri meeting yang dijadwalkan sangat pagi.Matanya yang sembab dan wajahnya yang pucat tidak bisa menipu siapa pun. Akan tetapi, dia harus tetap bekerja. Apalagi, ini adalah proyek penting yang sudah ditanganinya selama beberapa minggu terakhir."Ku kira siapa? Ternyata calon nyonya Adrian ya? Sayangnya, hanya nama saja!"Suara tinggi bernada sinis itu menusuk telinga Alea seperti paku berkarat yang ditancapkan paksa. Seorang wanita dengan blouse biru telur asin masuk ke dalam ruangan meeting dengan langkah percaya diri yang menyebalkan. Dia tidak datang sendirian, bibirnya melengkungkan senyum miring penuh provokasi.Alea melirik sekilas. Wajahnya langsung berubah. Rasa sakit kepala yang tadinya hanya berdenyut pelan, kini seperti
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more
Bab 9. Ini Masalah Harga Diri
Belum juga Alea beranjak dari kursi di ruangan meeting itu. Aroma kopi sisa rapat masih mengambang samar di udara, dan suara detik jam di dinding seolah memaku suasana dalam keheningan yang menyesakkan. Pikirannya masih terbagi antara mencaritahu siapa pemilik Sunrise Resort dan juga permintaan Kael yang menginginkan sebuah apartemen. "Aku jadi berasa sugar mommy beneran kalau seperti ini" gumamnya. Layar ponsel menyala, menampilkan sebuah pesan masuk dari Kael. Sebuah foto terpampang jelas. Brosur apartemen mewah dengan desain minimalis modern yang elegan 'Gloria Garden', tertulis jelas di bagian atas dengan font emas mengilap.Mata Alea membulat sempurna. Mulutnya ikut ternganga tanpa sadar. Pandangannya terpaku pada gambar unit apartemen yang tampak lebih seperti istana kecil daripada hunian biasa. Kepala Alea yang sejak pagi berdenyut akibat tekanan pekerjaan kini terasa makin berat, seakan tak sanggup lagi dia tegakkan. Rasa pusing menjalar dari pelipis ke tengkuk, membuat tub
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more
Bab 10. Diskon Atau Sumbangan
"Sayang…" panggil Kael begitu melihat sosok Alea melangkah masuk ke area lobi gedung agen properti yang mewah itu.Alea segera mengangkat satu tangannya, telunjuknya teracung ke depan bibirnya seperti seorang guru yang sedang memperingatkan muridnya. "Ssttt!" desisnya pelan tapi tegas, tatapannya tajam dan waspada. "Jangan panggil aku seperti itu! Panggil saja Alea," lanjutnya tanpa basa-basi.Nada suaranya datar, namun sorot matanya menyiratkan kekhawatiran yang lebih dalam. Ia tak ingin ada yang tahu hubungan mereka. Hubungan yang, bahkan untuk mereka sendiri, sulit untuk didefinisikan. Ya, hubungan yang seperti itu. Hubungan yang penuh kerumitan, diam-diam, dan tak seharusnya ada. Karena, Alea memang sudah bertunangan dengan Adrian.Pesta pertunangan mereka yang bukan sekadar selebrasi kecil-kecilan. Acara itu besar, meriah, dan dihadiri oleh ratusan tamu undangan. Bahkan masuk ke halaman depan media sosial dan surat kabar kota, menjadi buah bibir selama berhari-hari. Siapa yang ti
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status