!!! PERHATIAN !!!
(NOVEL TIDAK PLAGIAT DAN TIDAK BERHAK DIPLAGIAT.)..Jilid 1: Konspirasi Penguasa. (TAMAT)Jilid 2: Dunia Ilusi...________________________________________________________________________________________________________________________________________________Menurut beberapa buku-buku sejarah:Dunia ini telah menanggung purifikasi ratusan kali. Binasanya seluruh kaum. Musnahnya peradaban. Hilangnya catatan sejarah. Sakitnya bumi. Struktur planet-planet yang kacau berantakan. Masa apokaliptik telah berlaku.Dahulu kala planet yang hijau dan subur telah rusak oleh peperangan seluruh umat manusia. Masa-masa yang rasanya telah menjadi detik-detik kehancuran total. Akan tetapi, pada planet satu-satunya tersebutlah didapati empat manusia yang selamat dari kepunahan.Tiada lagi yang dapat diperbuat. Seluruhnya sudah rata, binasa, sirna, dan tampak tak berguna. Manakala takdir menuntun mereka secara elusif, pertemuan di antara keempat manusia hanyalah mencetuskan sebuah tanda tanya besar.Apa lagi yang harus dicari?Siapa lagi yang wajib dibunuh?Kaum mana lagi yang pantas digantikan?Sejarah apa lagi yang harus diubah?Ideologi apa lagi yang harus dihapus?Sedang planet ini dan setiap planet atau galaksi di luar sana telah kacau berantakan. Mereka bahkan ragu untuk saling membunuh. Toh, apa gunanya lagi membunuh kalau semuanya sudah diindikasikan akan tamat secara total?Demi menanti kematian, keempat manusia mengisi sisa waktu dengan perbincangan ringan. Membahas segala kekonyolan yang telah terjadi. Memperbincangkan cita, cinta dan kerja. Membicarakan masa lalu yang suram dan bahagia, menaruh harapan pada impian tinggi yang saat ini berakhir kehancuran.Dan lain sebagainya selama berhari-hari tanpa makan, tanpa minum. Tanpa tempat meneduh, hanya langit gelap nan berbintang sebagai hiburan pemandangan, sementara bencana alam berkesinambung tetap terjadi.Manusia bermata hitam, adalah perempuan yang amat pendiam. Bicarakan hal-hal yang amat penting. Tidak terlalu memiliki argumen menarik, namun menurutnya, bintang Fajar di langit sana akan meledak, dan menjadi bintang katai hitam.Manusia bermata ungu, laki-laki yang memiliki kesadaran terhadap siklus revolusi dan evolusi. Mempunyai pengetahuan terhadap sejarah. Pengetahuan sejarah yang selalu menjadi bagiannya secara turun temurun kehidupan. Karena menurut keyakinannya, sejarah adalah ringkasan untuk sebuah bukti kenyataan.Ia pria yang cerewet, banyak bicarakan data dan persepsi. Tidak memercayai adanya kedamaian dunia tanpa dalih peperangan. Sebab baginya, sejarah berdarah tidak pernah akan berkesudahan, itu amat mustahil katanya.Pria berambut putih memiliki keberanian tangguh, pantang menyerah, tanpa pernah jatuh dalam beban keputusasaan. Ia bertahan di sini dengan sebilah pedang berlian, ia hadir dengan darah di sekujur badan. Tak banyak yang dirinya utarakan, hanya satu kalimat penting tidak penting yang disampaikannya: 'Aku hanya ingin memancing ikan lagi.'Wanita bermata merah, adalah satu-satunya tokoh manusia yang memimpin sebuah bangsa. Bangsa yang disebut bangsa Methuselah. Dia kehilangan banyak kawan. Kekasihnya, kaumnya, dan setiap individu yang dikasihinya telah gugur tanpa sisa.Dari beberapa kurun waktu, peristiwa tersebut berkelanjutan.Sebagaimana yang tertuang pada salah satu lembaran-lembaran buku lainnya yang berbunyi:Mata angin Barat adalah di mana sinar kemerahan terbit.Mata angin Timur adalah di mana sinar kebiruan terbit.Mata angin Selatan adalah di mana sinar kehijauan terbit.Mata angin Utara adalah di mana sinar pingai terbit.Mata angin Timur Laut adalah di mana sinar keunguan terbit.Mata angin Barat Laut adalah di mana sinar kecokelatan terbit.Dan tentu saja, mata angin Barat Daya adalah di mana sinar kejinggaan terbit.Sejatinya tidaklah kebetulan mengapa hanya keempat manusia yang selamat dalam masa kehancuran ini. Mereka sudah diselamatkan melalui Sistem yang sukar dideskripsikan umat manusia. Sebuah Sistem unik yang melegalitas kempat manusia ini sebagai empat tokoh terpilih: Empat Kreator Alam Semesta Aura.Namun demikian, hanya tiga manusia yang berkompeten menangkap setiap pendaran sinar elusif dalam empat arah mata angin: Barat, Timur, Selatan dan Utara.Lantaran tidaklah sebagaimana wanita bernetra hitam, yang sanggup menyaksikan seluruh delapan titik arah mata angin yang dipendari cahaya elusif nan magis.Bahkan wanita itu pula yang mendapati satu lagi titik pendaran sinar bernuansa putih gemilang, namun terbilang ganjil serta mengundang tanda tanya besar oleh lantaran tidak turut turun di salah satu penjuru mata angin.Tak pelak, keempat manusia tercengang akan setiap fenomena yang ada. Juga yang tidak kalah mengejutkannya bahwa tidak sedikit pun ketakutan bernaung di antara mereka, justru sebaliknya, hawa aneh nan menarik seakan menyambut tenang segala penjuru mata angin yang terpancar sinar.Hingga begitulah, fenomena tersebut tidak berlangsung lama, secara tiba-tiba ketujuh pendaran mata angin saling berintegral. Berkumpul sebagai satu kesatuan pendaran denyar yang masif. Lantas memecah. Meledak bagaikan 'bigbang'—dalam intensitas rendah tentunya. Secara irasional musnahnya ledakan tersebut memuntahkan empat buah apel yang serta-merta melayang di hadapan keempat manusia.Dan lagi-lagi lewat Sistem yang sukar didefinisikan mereka dititah guna memakan masing-masing satu buah apel tersebut.Hanya satu kesadaran yang mereka rasakan; masing-masing di antara mereka melahap habis buah yang tersaji.Tetapi karenanya, manusia bermata ungu tiba-tiba berceletuk, “Inilah ilmu yang selama ini kita cari. Sejarah yang sengaja dihapuskan. Buah keabadian.”“Atau aku menyebutnya sebagai ... ilmu Aura,” sambung pria berambut putih—dirinya bahkan tidak yakin mengapa ia mesti menakrifkan hal tersebut.”Kalian mengalaminya?“ selidik wanita bernetra hitam seolah telah merasakan kebugaran tubuh yang paling nikmat di muka bumi ini.Keempat manusia mengalaminya. Mengalami aura magis, yang secara ajaib mengubah segala cara pandang mereka terhadap kehidupan. Sedang tujuh titik sentral aura mereka serentak berpancar cemerlang.Maka Sistem super-canggih itu mendadak saja menurunkan preskripsi kepada ke-Empat Kreator Alam Semesta guna mendirikan kembali suatu peradaban baru. Peradaban dengan era yang lebih berkualitas. Peradaban hebat dan era yang mereka legalisasi sebagai … Era Aura.Keempat manusia menanggungnya. Garis takdir telah menentukan. Mereka tidak dapat mengelak. Tidak ada alasan tepat untuk menolak. Lewat alam bawah sadar, mereka telah dirancang sedemikian rupa.Empat Kreator Alam Semesta Aura mulai mengimplementasikan setiap mandat.Lewat Aura Biru tanah dihamparkan. Lewat Aura Hijau udara disterilisasi. Lewat Aura Merah lumpur dididihkan. Lewat Aura Pingai lautan dibekukan. Lewat bermacam jenis warna Aura lainnya bumi dan planet-planet direkonstruksi.Keempat Kreator Alam Semesta kemudian dititah untuk melahirkan keturunan-keturunan baru. Itu mudah bagi mereka. Keturunan-keturunan dari ke-Empat Kreator Alam Semesta akhirnya terlahir ke bumi. Terus kumulatif seiring waktu dan generasi.Dengan demikian pula, telah lahir manusia-manusia unik, yang berbeda dari kaum-kaum sebelumnya. Ilmu Aura secara alamiah telah menurun pada anak cucu ke-Empat Kreator Alam Semesta—para pewaris Aura. Dan secara inkremental, terbentuklah peradaban baru.Mulai dari:Pewaris Aura Hijau serta Aura Biru mempunyai kapabilitas mengendalikan hewan-hewan. Seperti jenis unggas, predator dan sebangsanya. Mereka tinggal di benua Barat. Penguasa benua Barat.Pewaris Aura Merah berkapabilitas mengendalikan lava, serta Aura Pingai mempunyai kapabilitas yang mampu mengendalikan es. Mereka tinggal di benua Selatan. Penguasa benua Selatan.Pewaris Aura Sian berkapabilitas memanifestasikan petir. Pewaris Aura jingga mempunyai kapabilitas memanifestasikan listrik. Tinggal di benua Utara. Penguasa benua Utara.Pewaris Aura Cokelat berkapabilitas mengendalikan aspek botani. Pewaris Aura Kelabu berkapabilitas memanifestasikan aspek halusinasi. Mereka tinggal di benua Timur. Penguasa benua Timur.Sedang manusia biasa yang bukanlah apa-apa, tetap cukup utilitas dalam tujuan politik. Akan tetapi, digenerasi ke 24 tanpa alasan yang jelas ke-Empat Kreator Alam Semesta mendadak hilang dari panggung dunia. Dan hanya satu kalimat dalam kitab Purnawarna yang mengonfirmasi alasan ke-Empat Kreator Alam Semesta itu menghilang:'Tidak dapat terelakan, tidak sanggup diabaikan. Kami—Empat Kreator Alam Semesta Aura—harus bersembunyi pula dari panggung dunia. Menyelia dari dimensi tak tergapai. Menunggu isyarat akhir. Demi menghindari kecintaan yang mencetuskan dendam.'......________________________________________________________________________________________________________________________________________________{Halo teman-teman, bagi yang penasaran dengan fakta-fakta unik dan nyeleneh dari Sistem Aura Infinity—mulai dari fakta ide, konsep, misteri, tokoh-tokohnya, hingga worldbuilding dan lain-lain— teman-teman dapat mengunjungi akun Itagram kami, dengan nama: Nehuselah.}Terima Kasih. Dan semoga bermanfaat.(Hak cipta dilindungi undang-undang no 28 tahun 2014.)Episode 1: Kesepakatan Sepihak Dari Penghakiman Massal. Berulang-ulang sudah perang dari generasi ke generasi terjadi. Dari kepiluan, pengkhianatan, kebencian, sampai pengampunan mewarnai gegap gempita kehidupan. Ilmu Aura yang sebagai sumber eksistensi seluruh makhluk di dunia ini. Pun, Aura sebagai kekuatan yang tidak hanya mematuhi hukum alam, sudah umat manusia manfaatkan Aura guna menciptakan kreasi magis dalam berbagai hal, bahkan sanggup memengaruhi hukum alam itu sendiri. Ilmu tersebut memberikan potensi baru, konflik baru hingga realitas yang tak pernah diimajinasikan sebelumnya. Umat manusia telah mampu memasuki suatu peradaban mutakhir dan pencapaian lain dalam segala bidang. Termasuk pencapaian imajiner yang hebatnya menjadi kenyataan. Pertarungan demi kekuasaan, demi cinta, demi kehormatan, demi tanah kelahiran
Episode 2: Seribu Pemikiran Akan Menutut Satu Keputusan Andal. Pada tanggal 13, musim gugur, bintang Leo, dalam masa revolusi. Sosok pionir yang dipilih sejumlah masyarakat naik panggung politik dan mendapat atensi, juga simpati. Telah berkali-kali perjuangannya yang bertumpah pengorbanan akhirnya mulai diberikan ruang di muka publik. Ia dinilai sukses menjadi calon tokoh revolusioner. Hingga argumen-argumen yang beliau cetuskan acap kali kontroversial, tapi menggugah setiap pihak mengangguk menyepakatinya. Sebagai contoh: “Kalian semua dininabobokan oleh suatu sistem yang masif, terstruktur dan terasa wajar, yang mengharuskan setiap lini masyarakat tunduk dalam sistem tersebut. Tampaknya bermanfaat dan memanjakan hasrat. Saking bermanfaatnya mayoritas individu menganggapnya wajar. Namun karenanya, benarlah, bahwa kalian telah dininabobokan oleh sistem tersebut ....”
Episode 3: Tak Salah Mencoba, Walau Mencoba Selalu Salah.Kurang lebih 35 menit mereka berkutat pada kombat yang tanpa hasil. Yang dengan kata lain pertarungan mereka tidak berkembang sama sekali. Orang tua kedua anak kembar itu bahkan belum sekalipun melakukan serangan, konsisten pada gerakan defensifnya.Eriel melakukan salto dengan kaki yang terlimbur Aura. Berputar, sedang tumit kaki kanannya mengarah menuju ubun-ubun mamanya. 'Wush'.Responsif dari sang mama tampak bagus. Itu terlihat dari bagaimana dirinya beringsut pesat ke belakang hingga tendangan putrinya hanya berkelebat begitu saja di depannya.Tapi tidak usai di sana saja. Beberapa saat kemudian, Kael yang bersiaga di sisi kiri mamanya ikut melakukan serangan.'Poufh' 'Poufh' 'Poufh' 'Poufh'. Tertembaklah Bola-Bola Aura Cahaya seukuran bola tenis dari dua tangan Kael, tepat mencecar mamanya.Akan tetapi, lagi-lagi kehebatan sang mama memang tidak main-main. Dalam jarak yang dekat seperti itu, hanya dengan satu gerakan luwe
Episode 4: Kesalahpahaman Yang Timbul Dari Berdiam Diri Pasrah.Seiring berlalunya waktu, persentase Aura Eriel mulai menyusut. Dengan kapabilitas teleportasi yang memakan banyak 'Tenaga Aura', tentu bukanlah hal aneh apa bila dalam kurun waktu sejam saja 85% Tenaga Aura Eriel habis.Itu sudah diakumulasikan dengan teknik Aura lainnya.{Satu kali penggunaan teleportasi memakan Tenaga Aura berkisar 5%.}Atau artinya, Eriel hanya sanggup melakukan 13 kali kapabilitas Aura cahaya dalam waktu sejam—untuk tetap mengaktifkan kapabilitas Aura, maka peserta wajib memancarkan Aura tersebut di luar fisik selama kapabilitasnya aktif, sementara penonaktifan kapabilitasnya sendiri cukup dengan melenyapkan Aura dari luar fisik.Pertarungan hanya menyisakan Eriel yang berjuang susah payah, menyerang orang tuanya maju mundur. Menyajikan gaya kombat yang terbilang standar. Sekadar melakukan pukulan-pukulan lurus, atau tendangan-tendangan selayaknya seni beladiri fisik, ataupun kalau mentok ia melakukan
Episode 5: Pendidikan Moral Dan Budaya. Secara kontekstual, mode berbusana masyarakat negara Bangsa Selatan terbilang unik. Favorit mereka adalah kain beledu dengan warna putih dan kelabu atau hitam yang tentunya mendominasi pakaian. Pada era ini, mayoritas kaum perempuan mengenakan busana yang fleksibel serta hangat: Baju beledu dengan jaket tipis yang memiliki lingkar kerah berbulu tebal, sekaligus celana pantalon kulit. Begitu pula dengan kaum pria, gaya berbusana mereka fleksibel pun hangat. Dengan kata lain, kaum pria umumnya mengenakan baju beledu dengan jaket berbulu tebal serta celana pantalon kulit. Pakaian umum pria didominasi warna kelabu serta hitam. Sedang warna busana kaum perempuan lebih didominasi kelabu juga putih. Namun, gaya berpakaian akan berbeda andai berada di lingkungan tempat tinggal. Pun disesuaikan dengan kebutuhan. Itu semua tidak termasuk dalam acara formal, adat, atau ritual magis—walau adakalanya mere
Episode 6: Satu Keputusan Menjadi Efek Kupu-Kupu. Inilah era generasi ke 70 dari pewaris Aura. Era di mana, kehidupan telah menyisakan delapan Aura Utama—Aura merah, biru, pingai, hijau, sian, cokelat, jingga dan kelabu—yang tetap eksis demi mengatur dunia. Sistem Aura adalah kala setiap individu dan kelompok, diwajibkan memprioritaskan para pewaris Aura disegala bidang kehidupan. Seluruh sistem sosial, budaya, politik wajib dipimpin pewaris Aura. Segala hukum wajib diatur pewaris Aura. Sudah pasti, afirmasi tersebut sedikit direvisi oleh negara Bangsa Selatan demi kepentingan bersama. Hukum Sistem Aura hasil kreasi negara Bangsa Selatan hanya menambahkan dua atau tiga pasal dalam perundang-undangannya. Terkhusus bagi setiap non-pewaris Aura berhak dan sah untuk bergabung dalam parlementaria / institusional negara tanpa penandatanganan izin setempat dari pihak pewaris Aura, atau tanpa adanya implikasi baik keluarga / non-keluarga pewaris Aura.
Episode 7: Kematian Ego Sebagai Indentitas Subjektif.Tengah malam lebih tiga jam: 03:03 dini hari.Sepuluh surat yang sama telah diterima Aldia De Atria. Tersimpan rapi di laci meja kerjanya. Surat peringatan militer dengan label 'Teguran Komando Sepuluh' dengan stempel emas berlambang 'bintang sudut empat'. Yang mengartikan bahwa Jenderal A, Aldia De Atria dapat dipastikan segera dipecat secara tidak terhormat—andai kata bangsa Selatan masih dipimpin kerajaan dinasti 67 tidak ternafikan dirinya pasti dihukum mati di tempat.Asap cerutu membumbung mencemari udara. Ruangan terang berlantai marmer dan berdinding semen ini merupakan ruang kerja jenderal tingkat A itu. Dan kini tengah diisi dua manusia yang punya kepentingan bersama.Surat 'Teguran Komando Sepuluh' diberikan langsung oleh asisten yang sekaligus selaku guru Kael serta Eriel: Wanita berumur 40 tahunan yang bernama Erika (Erika Larasati) yang punya rambut pirang dikucir tinggi ke belakang, berjaket beledu dengan kerah berbul
Episode 8: Rangkuman Dari Beberapa Hipotesis Yang Menjadi Satu Konklusi. Alternasi waktu: 7 / Bintang Cancer. Musim hujan. Diiringi rintik hujan pagi hari yang mendung, dan kadang kala petir bergelegar, anak kembar pewaris Aura cahaya tengah menjalani studinya secara serius dan malas—serius bagi Eriel, dan malas bagi Kael. Rumah minimalis yang punya arsitektur simpel dan nyaman, bermaterial kayu jati dengan ruang utama dipenuhi rak buku, sampai citra perpustakaan melekat dalam ruangan ini, di sinilah mereka belajar. Pada sudut ruangan dekat jendela kaca, wanita berambut pirang yang dikucir tinggi ke belakang yang tiada lain ialah Erika, tengah memberikan pengajarannya pada Kael dan Eriel. Berat bagi wanita empat puluh tahunan itu memberikan bermacam pengetahuan yang kontradiktif terhadap pemahamannya. Meski ia jalani demi dedikasinya pada Jenderal Aldia sampai sang Jenderal nanti dicopot jabatan