"Atribut Stamina yang akan kupilih."
Ali akhirnya memilih atribut Stamina untuk ditambahkan pada Atribut Sistem sepak bolanya.Menurut Ali stamina seperti yang telah dijelaskan oleh temannya Reza akan sangat membantu untuk meningkatkan Atributnya yang lain, dengan mempunyai Stamina yang tinggi ia akan dengan mudah untuk melatih meningkatkan Atribut yang lainnya."Sistem! Aku akan memakai semua Poin Kontribusi ku yang berjumlah 10, untuk menambah Atribut Stamina." ucap Ali kepada Sistem.[Penambahan nilai 10 Poin pada Atribut Stamina][Stamina 5] [Menjadi] [Stamina 15] [Selesai]Ali tiba-tiba merasakan getaran di sekujur tubuhnya, ia merasakan aliran darah panas di dalam nadinya seperti dengan cepat mengalir dari jantung menuju seluruh tubuhnya. Ali pun hanya bisa terdiam karena ia berusaha untuk mencoba menahan letupan yang terasa begitu menyakitkan pada kulit tubuhnya, dan …Bluuush!Keluar asap dari pori-pori kulit Ali.Sekarang Ali merasakan tubuhnya seperti lebih segar lagi dari tubuhnya sebelumnya, "Mantap! Sekarang tubuhku akan semakin kuat!""Buka Atribut pemain!"[ Atribut Pemain ] [ Max. 20 ] ●-[ Aerial 5 ] [ Red ]-[ Dribbling 5 ] [ Red ]-[ Passing 5 ] [ Red ]-[ Shooting 5 ] [ Red ]-[ Technique 5 ] [ Red ]-[ Tackling 5 ] [ Red ]-[ Speed 5 ] [ Red ]-[ Stamina 15 ] [ Yellow ]-[ Strength 5 ] [ Red ]Ali merasa senang karena saat ini kemampuan sepak bolanya meningkat, "Yes! Poin Staminaku bertambah menjadi 15 dan bintang aku naik 1, sekarang levelku 2 bintang 2." gumamnyaAli sepertinya masih belum puas dengan kemampuan sepak bolanya, ia masih ingin meningkatkannya lagi, "Sekarang aku akan lanjut untuk mulai melakukan Tantangan Harian." ucapnya membuka keinginannya."Buka Tantangan Meningkatkan Shooting!" Tantangan Harian yang akan dilakukan oleh Ali hari ini adalah meningkatkan Shooting.[Tantangan Meningkatkan Shooting] ●-[Menembak sasaran dalam jarak 20 meter, setelah 1000 kali sasaran itu terkena dari tendanganmu, Poin daripada Shooting akan bertambah 1]"Ya ampun! Sulit sekali tantangannya, ini sih sama saja seperti dalam latihan biasa."Ting![ Sistem Non Aktif ]Setelah selesai dengan sistemnya, Ali kembali ke lapangan untuk berlatih dengan Pelatihnya. Di lapangan Ali akan dilatih oleh Pelatih Teknik Pemain Depan Phoenix FC U19 yang bernama Andre Xabilo Hansen.Andre pun sebenarnya adalah pelatih pemain depan yang baru saja masuk menjadi staf pelatih di Akademi Phoenix FC U19.Andre pun mulai memberikan instruksi kepada Ali."Ali, karena kamu baru saja berlatih untuk menjadi seorang pemain depan, kamu akan melakukan berlatih secara mandiri terlebih dahulu." Saran Andre kepada Ali, "Pertama kamu akan berlatih bagaimana cara menembak, karena kemampuan ini adalah syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemain depan," ujar Andre."Siap Coach!" sahut Ali.Mendengar instruksi dari Andre, Ali pun sangat senang, karena latihan cara menembak sesuai dengan Tantangan Harian yang ia ambil dari Sistem sepak bolanya yaitu tantangan meningkatkan Atribut Shooting.Andre kembali menerangkan.Ada 5 hal yang perlu kamu perhatikan dalam latihan menembak yaitu Pertama, amati posisi penjaga gawang, usahakan menembak ke sudut gawang karena biasanya kiper akan berdiri di posisi tengah. Kedua posisi kaki tumpuan, posisi kaki yang benar akan meningkatkan akurasi tembakan dan mendapatkan momentum yang tepat. Ketiga tundukkan kepala dan arahkan pandangan ke bola, jangan melihat ke arah pemain belakang saat menendang. Keempat targetkan bagian tengah hingga atas bola, bagian kaki yang digunakan untuk menendang tergantung jenis tembakan seperti apa yang diinginkan. Kelima ikuti dengan ayunan, ayunan meski terlihat sepele namun juga memiliki efek yang besar dalam tembakan, "Kamu paham tidak dengan yang aku jelaskan tadi Ali!" seru Andre."Paham Coach!!" teriak Ali bersemangat."Baiklah sekarang kamu lakukan pemanasan dulu setelah itu kembali ke lapangan untuk latihan menembak dari luar kotak penalti""Siap Coach!!" sahut Ali sembari berlari kecil meninggalkan Andre untuk melakukan pemanasan.Sore hari terus berjalan sampai hari sudah mulai gelap dan semua pemain telah menyelesaikan semua sesi latihannya.Di saat semua pemain sudah pulang untuk kembali ke rumah masing-masing, terlihat Ali yang masih saja melakukan tendangan-tendangan yang mengarah ke sasaran yaitu sebuah kerucut plastik. Tanpa lelah Ali terus menendang dan menendang, ia benar-benar ingin mengumpulkan persentase poin Atribut Shooting sebanyak banyaknya. Karena jaraknya yang lumayan jauh, banyak tendangan bola dari Ali yang tidak terkena sasaran kerucut plastik. Hal itu membuat usahanya tidak akan dihitung oleh sistem."Ahk! Susah sekali ini, hampir semua tembakanku meleset." keluh Ali sembari kembali mengambil bola hasil tendangannya, "20 meter terlalu jauh Sistem! Dan 1000 kali terlalu banyak!" teriak Ali yang kesal karena banyak tembakannya yang gagal kena.Dhuuuus!Dhuuuus!Dhuuuus!Dhuuuus!Dhuuuus!Dari 5 tendangan yang dilakukan oleh Ali hanya 1 saja yang mengenai target sasaran kerucut plastik itu, lalu Ali harus mengambil kembali bola-bola itu ke tempatnya dan menendangnya kembali. Terlihat melelahkan memang, tetapi karena ia sudah memiliki Poin Stamina yang berjumlah 15, jadi Ali bisa melakukannya dalam waktu yang lama.Sudah hampir 3 jam Ali sendirian di dalam lapangan hanya melakukan tendangan-tendangan yang mengarah ke kerucut plastik.Pelatih Teknik Pemain Depan Phoenix FC U19, Andre masih berada di sisi lapangan, melihat perjuangan dari Ali yang sangat gigih. Ia sangat kagum dengan kesungguhan dari Ali yang akan merubah posisinya untuk menjadi pemain depan itu.Malam semakin larut, lampu dari lapangan pun sudah dipadamkan, akhirnya Ali harus pulang walaupun ia masih mempunyai energi untuk melakukan tendangan-tendangan ke arah sasaran.Pada hari Rabu Keesokan harinya.Ali yang bangun dari tidurnya langsung membuka sistem untuk melihat berapa persentase yang didapat dari latihan Shootingnya kemarin malam di lapangan tempat ia berlatih.Ting![ Sistem Aktif ]"Buka Atribut Pemain!"Ali sangat penasaran melihat hasil dari tantangan yang telah ia lakukan semalam, "Berapa yah persentase Atribut Shooting yang ku dapatkan kemarin." gumamnya."Aku ingin tinggal disini Pak." ucap Dylan lirih namun terdengar tegas, "Itulah alasan aku kenapa aku pergi ke Desa Rocky Valley ini." ungkapnya menjelaskan."Aku tidak betah tinggal bersama orang tua angkatku yang sangat galak."Dylan berkilah bahwa ia datang ke rumah Logan karena tidak kerasan tinggal bersama orang tua angkatnya yang galak dengan wajahnya yang berpura-pura terlihat seperti orang yang bersedih.Logan menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha tenang untuk mendengar keluhan Dylan yang ia kira anak kandungnya."Maafkan bapak sekali lagi Dylan." ucap Logan dengan wajah bersalah, "Kamu mulai saat ini tinggal saja di rumahku." ujarnya dengan sorot mata yang penuh kehangatan untuk menerima anak kandungnya kembali."Terima kasih bapak, mau menerimaku kembali." ucap lembut Dylan.Logan kemudian bertanya tentang alasan Dylan merasa tidak betah tinggal bersama orang tua angkatnya dan ia mencoba memahami perasaan dan pengalaman Dylan secara lebih mendalam. Logan juga berbicara tent
“Apa aku harus menghilang?!”Setelah Ali sampai di rumahnya, ia dengan bergegas mencari laptop milik Liana yang kemungkinan besar telah disimpan di tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah menemukannya, Ali kemudian membukanya dengan membuka tutup layar laptop dan menekan tombol power untuk menyalakan laptop tersebut. Ketika laptop telah menyala, tampilan awal akan meminta masukkan password untuk masuk ke akun pengguna. Ali kemudian mengingat bahwa ibunya Liana memberitahunya password laptop tersebut adalah angka-angka ulang tahun Ali. Ali kemudian memasukkan angka-angka tersebut dengan urutan yang benar, yaitu mungkin dari tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya. Setelah memasukkan angka-angka tersebut dengan benar, ia kemudian menekan tombol "Enter" atau "Masuk" pada layar untuk memverifikasi password tersebut.Ali duduk di depan laptop-nya dengan tenang. Ia memasukkan sebuah flashdisk ke dalam laptop dan membukanya. Setelah itu, ia menemukan sebuah file video dengan nama "B
“Sudah lepaskan aku!” ucap Liana dengan kesal, “Siapa yang telah mengutusmu untuk menangkap aku?” tanyanya kepada Agen no. 1 dengan wajah menyelidik, “Pasti sang pemimpin CYTO yang elegan dan maskulin itu yah?” Lanjutnya berceloteh.Agen no. 1 tampaknya sangat tenang dan tidak terpengaruh oleh pertanyaan Liana. Ia hanya diam dan menatap Liana dengan tatapan tajam yang sulit untuk dibaca. Walaupun begitu, terdapat perasaan ketegangan yang terasa di antara keduanya, seakan-akan ada sesuatu yang disembunyikan oleh agen tersebut. Liana merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi tersebut, ia mencoba untuk menembus tatapan tajam agen no. 1 tetapi tidak berhasil. Selama beberapa detik yang terasa lama, agen no. 1 masih diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Liana yang duduk di jok belakang bersama Agen no. 1, merenungkan kembali kenangan masa lalu ketika ia dan temannya, yang kini menjadi pemimpin CYTO, merintis organisasi tersebut dari sebuah komunitas rahasia ilmuwan biologi sel. Mereka
“Ali adalah lawanku!” Suara lantang terdengar dan seorang perempuan keluar dari mobil salah satu agen, perempuan itu nampak sangat percaya diri saat keluar dari mobil. “Sarah!” Ali terkejut ketika dilihatnya Sarah yang keluar dari mobil itu, “Kamu ngapain ada di dalam mobil itu Sarah?” tanyanya penasaran. “Aku ada di mobil ini untuk menangkapmu.” jawab Sarah dengan senyuman tipis yang tampak di wajahnya, “Jangan kira hanya kamu saja yang memiliki sistem.” ucapnya menegaskan seraya berjalan perlahan mendekati Ali. “A-apa maksud dari ucapanmu, Sarah?” tanya Ali yang mulai merasa cemas karena ucapan dari Sarah, “Sistem apa?” tanyanya kembali berusaha berkilah mengenai keberadaan sistem yang ada di tubuhnya. “Jangan berpura-pura tidak mengerti kamu, Ali.” ungkap Sarah agar Ali mau berkata jujur tentang sistem yang ada di dalam tubuhnya, “Aku juga memiliki sistem dalam tubuhku.” ucapnya mengungkapkan kebenaran tentang dirinya. “Apa?! Kamu juga memiliki sistem?!” Sarah merupakan ana
"Iya, itu Liana!" ujar Agen no. 2 memberitahukan kalau yang didepan itu memang mobil Liana, "Agen no. 3 cepat halangi mobilnya!" Perintahnya lantang supaya Agen no. 3 bergerak cepat mencegat mobil Liana."Baiklah!" sahut Agen no. 3 dengan sigap, "Cepat salip mobil putih yang ada di depan itu!" Perintahnya kepada supir yang mengendarai mobil Agen no.3, "Kita harus menghentikan mobil putih itu!" Mobil sport Agen no. 3 dengan kecepatan penuh langsung mendahului mobil Liana yang melaju dengan kecepatan rendah. Mobil itu menyalip dari sebelah kanan.Liana terkejut karena melihat ada mobil di sebelah kanan yang tiba-tiba menyusul mobilnya dan karena panik ia dengan gegabah malah semakin menginjak gas dari mobilnya, "Liana! Injak rem nya!"Pengajar mengemudi berteriak dengan keras kepada Liana agar segera menginjak rem nya, karena akan sangat berbahaya apabila mobil yang dikendarai oleh Liana yang baru belajar menyetir melaju dengan kecepatan penuh."Ibu! Jangan panik!" teriak Ali yang ber
Ketika Ali baru saja tiba di rumah setelah pulang dari latihan sepak bola, ia melihat Liana sang ibu yang sedang bersedih sambil memegang telepon selulernya.“Ibu kenapa?!” tanya Ali yang dengan cepat menghampiri Liana, “Apa yang terjadi Bu?” tanyanya lagi dengan wajahnya yang mulai terlihat cemas dan khawatir.“Ibu baru saja ditelepon dari rumah sakit.” ucap lirih Liana sambil memegang erat ponselnya, “Katanya Ayah mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang ada di IGD Rumah Sakit Portville,” ungkapnya dengan wajah yang sudah berlinangan air mata.“Apa! Ayah kecelakaan!” seru Ali terkejut dengan mata yang terbuka lebar, “Kita harus cepat pergi Rumah Sakit sekarang, Bu.” ucap lantang Ali sembari menarik tangan Liana, agar dengan cepat pergi menuju ke Rumah Sakit.Akhirnya mereka berdua bergegas pergi ke Rumah Sakit dengan menggunakan kendaraan mobil yang dipesan online dengan pelayanan kilat terbaik agar bisa secepatnya sampai ke Rumah Sakit.Ketika Ali dan Liana tiba di rumah sakit, me