Share

Misi Dari Sistem Medis

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2025-10-14 11:52:48

Pria itu berhenti, menatapnya penuh curiga. “Hah? Apa kau sudah sadar, Jason?”

Jason berusaha bangkit dengan sisa tenaga, tubuhnya gemetar hebat. Pandangannya berkunang-kunang, tapi ia menatap pria besar itu dengan wajah serius. “Aku boleh tahu… sebenarnya aku ini sedang berada di mana?”

Salah satu anak buah pria besar itu, yang lebih kurus tapi bermata buas, meludah ke tanah. “Bos, hajar saja! Orang miskin ini nggak akan pernah jera kalau cuma ditanya-tanya.”

Pria bertubuh besar menggeram. “Kau memang cari mati, Jason.” Ia menunduk, menatap Jason dengan penuh kebencian. “Kalau begitu dengar baik-baik: kau ada di Desa Tirtaloka, wilayah Kerajaan Wangsaria. Dan hutangmu pada Tuan Besar Felix sudah menumpuk. Apa kau sudah selesai mengoceh? Kalau sudah, mati saja kau!”

Kaki besarnya terayun ke arah dada Jason.

Namun sebelum menghantam, layar biru itu muncul kembali di hadapan Jason, lebih jelas dari sebelumnya.

[Misi Sistem Medis : Bantu lima warga desa sembuh dari penyakit!]

[Bantuan : Kotak Medis berisi obat-obatan modern!]

[Hadiah : 5 keping emas!]

Jason terpaku. Kata-kata itu bergema di kepalanya seolah suara ilahi. Lima warga desa… uang emas… Apakah ini nyata? Ia bisa menggunakan obat modern juga?

“Aku bayar!” Jason tiba-tiba berteriak lantang, napasnya tersengal, wajahnya penuh darah namun matanya bersinar dengan tekad aneh. “Beri aku waktu tiga hari! Aku akan melunasi semua hutangku!”

Pria besar itu tertegun, sedikit heran mendengar keyakinan Jason. Anak buahnya cekikikan tak percaya, namun Jason tetap menatap lurus dengan tatapan tajam meski tubuhnya gemetar hebat.

“Kalau ini benar… kalau Sistem Medis ini nyata… maka satu-satunya cara aku bisa bertahan hidup adalah dengan menyelesaikan misi itu. Lima pasien, lima orang yang harus kuselamatkan… tiga hari. Kalau gagal… aku mati di sini.”

Pria bertubuh besar itu menatap Jason lama, seakan mencoba membaca isi kepalanya. Sorot matanya penuh kebingungan sekaligus amarah. Jason yang lusuh dan berdarah-darah ini seharusnya sudah menyerah, namun justru berani menawar waktu.

“Hmph!” pria besar itu mendengus, akhirnya mundur setengah langkah. “Baiklah, Jason! Aku beri kau waktu tiga hari. Lunasi hutangmu—lima puluh keping perak! Kalau lewat dari itu, aku sendiri yang akan mencabut nyawamu!”

Suara beratnya bergema di gubuk reyot itu, membuat anak buahnya tertawa puas.

Jason mengangkat wajahnya yang lebam, matanya menyipit menahan nyeri tapi tetap berani menatap balik. “Boleh aku tanya sesuatu?” suaranya serak.

Pria besar itu menyipitkan mata. “Apa lagi?”

“Berapa nilai satu keping emas… dibanding keping perak?” tanya Jason dengan nada datar, seolah sedang menanyakan hal sederhana.

Suasana mendadak hening sejenak. Lalu tawa kasar terdengar dari anak buahnya. Pria besar itu mendengus, bibirnya menyeringai penuh ejekan. “Kau? Jangan mimpi terlalu tinggi, Jason! Kau bahkan tidak akan pernah melihat keping emas seumur hidupmu. Kenapa menanyakannya?”

Jason tetap menatapnya. “Aku hanya ingin tahu. Atau jangan-jangan kau sendiri juga tidak tahu?”

PLAAAK!

Tamparan keras kembali mendarat di wajah Jason. Tubuhnya oleng, bibirnya pecah lagi, darah segar menetes dari sudut mulut. Dunia berputar, tapi ia masih mendengar jelas suara pria besar itu menggelegar.

“Hei, bocah busuk! Jangan coba-coba uji kesabaranku! Dengar baik-baik! Satu keping emas sama dengan seribu keping perak! Kau dengar itu? Seribu! Kau bahkan tidak bisa melunasi hutang recehmu sebesar lima puluh keping perak, berani-beraninya bicara soal emas? Dasar sudah miskin sok gaya pula!”

Pria besar itu meludah ke lantai, lalu memberi isyarat dengan tangannya. “Kita pergi. Tak ada gunanya berlama-lama dengan pecundang sampah ini.”

Anak buahnya cekikikan sambil menatap Jason yang masih tergeletak. Mereka pun berbalik dan keluar dari gubuk reyot itu.

Jason terdiam, dadanya naik turun. Kata-kata pria itu masih terngiang. Satu keping emas sama dengan seribu keping perak… kalau Sistem Medis benar-benar memberiku lima keping emas, itu berarti… lima ribu keping perak. Jumlah yang tak terbayangkan!

Napasnya tercekat, tubuhnya gemetar antara sakit dan keterkejutan.

Jason masih terpaku. Di saat itu juga, ingatan asing menyerbu kepalanya—tajam, menyakitkan, seperti bilah pedang yang menembus otaknya. Ia mengerang, memegangi kepalanya.

Kilasan demi kilasan muncul. Seorang pemuda lusuh, tubuhnya kurus, wajahnya mirip dirinya… juga bernama Jason Winata. Pemuda ini bukan dokter kaya dari Kota Braxton, melainkan sarjana muda yang baru saja lulus ujian kerajaan di bidang kesehatan. Dengan bangga ia pulang ke Desa Tirtaloka, berniat mengabdikan ilmunya.

Namun yang menyambutnya bukanlah kebahagiaan. Sang ibu sudah tiada. Bibi dan sepupunya menjerit pilu, menawarkan bantuan untuk membayar hutang mendiang ibunya. Tapi semua itu hanya jebakan. Mereka menipu, menguras seluruh uang hasil jerih payahnya, hingga pemuda itu jatuh miskin. Utang besar menjeratnya, tubuhnya melemah karena berhari-hari kelaparan, ditambah siksaan para penagih hutang yang membuatnya akhirnya menghembuskan napas terakhir.

Jason terdiam kaku. “Jadi… aku masuk ke dalam tubuh pemuda malang ini? Seorang Jason Winata yang lain, dengan nasib begitu tragis?”

Ia menggenggam tanah dengan jemarinya yang gemetar, matanya memerah. Suara Sistem Medis bergema lagi dalam pikirannya, dingin tapi penuh kepastian...

[Misi Sistem Medis : Bantu lima warga desa sembuh dari penyakit!]

[Bantuan : Kotak Medis berisi obat-obatan modern!]

[Hadiah : 5 keping emas!]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Liciknya Tabib Istana

    Kamar Perdana Menteri yang tadinya sunyi berubah menjadi ruangan yang tegang. Cahaya lentera memantul samar di dinding marmer, seolah ikut menahan napas. Aroma obat herbal masih menggantung di udara...pahit, menusuk, dan dingin.Tabib Istana itu—Markus—baru saja hendak melangkah keluar. Jubah hijaunya berkibar pelan, wajahnya pucat namun ia paksa untuk tersenyum seolah semuanya baik-baik saja.Namun suara tegas memotong keheningan.“Aku belum selesai denganmu, Pak Tua,” ucap Jason, suaranya datar tapi tajam seperti bilah pedang yang baru diasah.Langkah Markus terhenti. Ia menoleh, pura-pura anggun, seolah derajat seorang tabib istana membuatnya kebal dari rasa bersalah.“Apa lagi, Tabib Jason?” katanya dengan nada manis yang palsu. “Bukankah kau sudah berhasil menyelamatkan nyawa Perdana Menteri? Raja pasti akan memberimu hadiah besar. Sekarang... aku permisi.”Ia kembali berbalik dengan wajah angkuhnya.“Tunggu.”Suara Jason kali ini lebih dingin. “Apa kau lupa dengan janjimu?”Akhi

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Keajaiban Dunia Medis

    Jason tetap tenang di tengah kerumunan tabib istana yang memandangnya dengan tatapan mencemooh. Ia meneteskan cairan oralit buatan tangannya perlahan ke bibir pucat Perdana Menteri yang hingga kini bahkan tak mampu membuka mata.“Minum sedikit saja… ayo,” bisiknya lirih, nada suaranya begitu mantap seolah berbicara kepada tubuh yang nyaris kehilangan semangat hidup.Karina berdiri di sisi tempat tidur, tangan mungilnya menggenggam ujung tirai sutra dengan gemetar. Ia ingin percaya—tapi rasa takut masih mendominasi wajahnya.“Tabib Jason… kalau terjadi apa-apa dengan Kakek, aku tidak akan bisa menolongmu.”“Tenang.” Jason memotongnya lembut. “Perdana Menteri akan baik-baik saja. Tubuhnya hanya butuh waktu untuk menerima cairan ini.”Sementara itu, Tabib Istana menatap sinis.“Hmph! Kau pikir campuran air, gula, dan garam bisa menyelamatkan seseorang di ambang kematian? Dasar anak sombong!”Jason menatapnya dingin. “Kau tidak tahu apa-apa tentang cara kerja tubuh manusia. Air dan garam

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Obat Ajaib

    Jason menarik napas dalam, lalu berkata datar tapi mantap, “Apa kalian punya air minum yang sudah dimasak, gula pasir, dan garam?”Beberapa tabib langsung berpandangan satu sama lain, sementara Karina memiringkan kepala, alisnya berkerut. “Air matang, gula, dan garam? Apa maksudmu?”Jason tak menoleh. Suaranya tegas, dingin, seolah tak ada waktu untuk penjelasan panjang. “Kau ingin kakekmu sembuh atau tidak?”Nada serius Jason membuat Karina terdiam sejenak. Wajahnya berubah dari bingung menjadi tegang. “Tentu saja aku ingin! Pelayan!” serunya lantang. “Cepat bawakan apa yang diminta Tabib Jason!”Para tabib istana saling berbisik pelan. Salah satu dari mereka—seorang pria tua berjanggut panjang dengan jubah hijau zamrud—tertawa kering, nada suaranya merendahkan.“Baru kali ini aku mendengar penyakit disembuhkan dengan bumbu dapur,” ejeknya. “Air, gula, garam—apa kau sedang membuat minuman pesta, anak muda? Kalau kau ingin mundur, lakukan sekarang sebelum mempermalukan dirimu sendiri.

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Kerusakan Sistem Medis

    Tangan Jason mendadak gemetar. Ia mencoba memanggil kembali potongan ingatannya... tentang bagaimana cara menjahit luka, melakukan resusitasi, atau sekadar mendiagnosis gejala, namun yang muncul hanyalah kekosongan.Ruangan itu terasa membeku. Para pelayan dan tabib kerajaan yang menatap Jason dengan penuh harapan kini mulai berbisik-bisik, menatap heran melihat perubahan ekspresinya.Tabib Istana yang berdiri di belakangnya menyilangkan tangan dengan senyum sinis di wajah tuanya. “Kenapa, Anak Muda?” tanyanya dengan nada mengejek. “Kau... lupa cara pengobatan, ya?”Jason menatapnya dengan rahang mengeras, tapi dalam dadanya, jantungnya berdetak kacau.Ding!Sebuah suara mekanis bergema di dalam kepalanya, seperti bunyi lonceng dari dunia lain.[Ilmu Pengobatan Zaman Modern : Terkunci!][Misi untuk membuka segel ingatan : Buat Nona Karina tertarik dan memberikan satu kecupan!][Hadiah : Ingatan tentang Penyembuhan Penyakit Zaman Kuno]Jason membeku. Matanya membulat tidak percaya.“Ap

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Tak Bisa Sembuh

    Sekitar satu jam perjalanan berlalu sebelum kereta akhirnya berhenti di depan sebuah rumah megah yang berdiri di tengah kota Aryaloka. Bangunannya besar, bertingkat dua, dengan atap melengkung berlapis genteng merah bata dan ukiran naga di setiap pilar batu. Di gerbang depan, dua penjaga bersenjata tombak berdiri tegak, wajah mereka tanpa ekspresi.Karina turun lebih dulu, gaunnya bergoyang diterpa angin sore. “Kita sudah sampai,” katanya singkat, tapi nadanya menyiratkan harapan dan tekanan sekaligus. “Aku harap kau bisa menyembuhkan Kakek.”Jason melompat turun dari kereta, menepuk-nepuk debu di pakaiannya. “Apakah Nona memiliki jarum perak? Aku mungkin membutuhkannya nanti.”Karina berbalik, menatap Jason dengan ekspresi antara kaget dan kesal. “Tabib macam apa kau ini? Jarum perak saja tak punya? Aku pernah lihat orang memberi hadiah satu kotak penuh jarum pengobatan pada kakek saat ulangtahun.” Ia mendengus kecil, lalu menambahkan dingin, “Masuk saja dulu. Aku akan mencarinya dul

  • Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan    Tabib Sakti

    Jason mengepalkan tinjunya yang penuh luka. Rasa sakit di tubuhnya kini kalah oleh amarah yang membara di dadanya.“Malang sekali nasibmu, kawan…” bisiknya lirih pada tubuh yang kini ia huni. Bibirnya berdarah, tapi tatapannya dingin. “Tenang saja. Aku akan membalas semua perbuatan mereka. Bibi, sepupu, para lintah darat itu… tidak akan dibiarkan hidup tenang.”Jason menarik napas panjang, lalu menempelkan selembar kain putih lusuh di depan gubuk reyot yang kini jadi tempat tinggalnya. Tulisan yang ia coret dengan tinta hitam seadanya tampak jelas meski bergetar karena angin siang.[TABIB SAKTI][MENGOBATI SEGALA MACAM PENYAKIT][GRATIS]Ia menaruh sebuah meja reyot dan sebuah bangku kecil di depan gubuk itu, duduk dengan dada tegak pura-pura percaya diri, meski jantungnya sebenarnya berdetak gelisah. "Semoga ada yang lewat…," gumamnya sambil mengusap keringat di dahinya.“Lihat tuh, sarjana gagal dari kota. Sekarang pura-pura jadi tabib,” sindir seorang pria tua sambil meludah ke tan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status