Kehadiran Lucas dan Ludwig membuat suasana menjadi sangat hening. Beberapa orang mulai berdiri, menatap mereka penuh marah. Lucas mendengkus kesal, bersikap setenang mungkin. Ia tidak memiliki cukup banyak pengaruh di tempat ini, apalagi di saat keadaannya sekarang. “Mereka tidak akan melakukan apa pun padaku.” Lucas mengamati para pengawal keluarga Miller. “Mereka tidak akan seberani itu mencelakaiku karena para pengawal itu mengawasi ruangan ini. Selain itu, mereka tidak akan berani bertingkah di depan keluarga Miller.”“Itu adalah dugaan awalku.” Lucas mengamati keadaan sekeliling, terdiam. “Dasar brengsek!” Seorang pria botak tiba-tiba berlari dan memukul Lucas. Lucas seketika terdorong hingga menabrak meja dan ambruk di lantai. Pria itu meringis kesakitan, terkejut saat pria itu sudah berada di dekatnya. “Lucas!” teriak Ludwig sembari berlari mendekat. Saat akan menolong kakaknya, seseorang tiba-tiba menendangnya hingga ia ambruk di lantai. “Sial!”Lucas menoleh ke arah Lui
Davis mulai membuka mata, memijat kepala berkali-kali. Pria itu duduk, mengawasi keadaan sekeliling. “Aku berada di kamarku.” Davis mengambil ponsel di nakas, terkejut saat menyadari sesuatu. “Aku tertidur sangat lama. Apa mungkin aku pingsan setelah kejadian itu?”Davis bergegas turun, mendekati jendela. Ia melihat Alex, Jacob, Carlos, Hans, dan yang lain berada di halaman, bersiap untuk berolahraga. Davis termenung selama beberapa waktu. “Aku pasti membuat semua orang khawatir karena aku tiba-tiba tidak sadarkan diri untuk kedua kalinya.”Davis memejamkan mata ketika teringat kemunculan sosok misterius dan pertarungan kemarin. “Sial! Aku sangat muak ketika mengingat kejadian kemarin. Aku tampak sangat lemah dan rapuh di hadapan orang itu. Dia pasti menertawakanku saat itu. Aku terlalu sombong karena mengira aku sudah kuat.”Davis melepas baju, melakukan pemanasan, berolahraga. Ia semakin kesal setiap kali memori pertarungan muncul. “Aku tidak boleh bermalas-bermalasan. Aku harus
Sungai mengalir sangat deras. Seekor ular besar tergantung di atas dahan. Tulang belulang berserakan di sela-sela batu dan tanah.Empat robot masih memeriksa keadaan sekeliling, mengabaikan gangguan beberapa hewan beracun. Keadaan sekitar jurang tampak gelap gulita. Situasi menjadi terang saat Green dan Orange muncul.Green dan Orange mendarat di atas sebuah batu. Sebuah robot mendekat sembari membawa seekor bangkai ikan.Mario muncul beberapa detik setelahnya, melayang di atas sungai. Ia mengawasi keadaan sekeliling, bergerak menuju sebuah batu.Green memeriksa informasi di layar. “Ikan ini menelan sebuah serpihan kain kecil yang kemungkinan adalah milik Dylan.”Para robot melakukan pemindai pada kain selama beberapa waktu. Green dan Orange bergegas mengecek keadaan sekeliling. Mereka kembali setelah mendapatkan pesan.“Kain ini kemungkinan besar memanglah kain dari baju Dylan. Berdasarkan informasi, Dylan memang pernah terjatuh di jurang ini untuk menghindari pengejaran pasukan kelu
Hujan mengguyur sangat deras. Angin berembus kencang, disusul petir menggelegar berkali-kali. Keadaan menjadi terang seperti siang untuk sesaat.Suasana meja makan terasa hening setelah Damian mengajukan sebuah pertanyaan.Dalton terdiam cukup lama. “Aku pikir itu bukan ide yang bagus, Paman. Pilihan itu terlalu sangat berisiko. Aku sama sekali tidak meremehkan kesetiaan dan kedekatanmu dengan David Miller. Akan tetapi, keberadaan kalian masih harus dirahasiakan.”“Keempat saudaramu menempatkan beberapa mata-mata di keluarga sepupu-sepupumu di luar negeri. Mereka pasti akan mengirimkan kabar pada saudara-saudaramu jika mereka mendapatkan petunjuk sekecil apa pun.”Damian dan Dominique saling berpandangan sesaat.Damian mengembus napas panjang. “Kau benar, Dalton. Aku minta maaf karena aku bertindak sembrono.”“Kau tidak perlu bersedih, Paman. Aku memiliki kabar baik untukmu. David Miller dan beberapa sepupumu yang lain mulai menyelidiki kasus dua puluh enam tahun lalu. Mereka mulai ya
Davis terbaring tidak sadarkan diri di ranjang. Jacob memeriksa keadaannya dengan teliti. Sebastian, Alex, Angela, Hans, Carlos, Elena, Sammy, dan yang lain berada di ruangan, menatap Davis khawatir. “Apakah Davis akan bangun kembali?” tanya Sarah sembari menyeka air mata, menarik-narik tangan Sammy. “Dia terlihat sangat pucat sekarang.”Elora berkata, “Apakah Davis tidak sadarkan diri karena aku terlalu banyak bermain dan menghabiskan makanan? Aku tidak akan bersikap nakal sekarang.”“Semua itu bukan salah kalian berdua. Davis ... hanya kelelahan. Dia akan baik-baik saja dan kembali berkumpul dengan kita secepatnya,” ujar Angela. Susan memutar bola mata, duduk di sisi ranjang. Ia mengelus rambut Davis, seketika terbayang kebersamaannya dengan pria itu saat kecil. “Davis, ada apa denganmu? Kau adalah pria yang sangat kuat.” Susan menatap berkaca-kaca, memejamkan mata saat mengingat tindakannya pada Davis saat malam pertunangan dengan Ethan tempo hari. “Kau adalah orang baik, Davis.
Davis terdiam selama beberapa waktu. “Jika dia tahu siapa pencipta sistemku, maka dia mengenal orang tuaku. Aku harus segera berbicara dengannya.”[Peringatan!][Host tidak boleh meninggalkan kubah dan mendekati pria itu]Davis yang akan berlari seketika berhenti, mengepalkan tangan erat-erat. Ia mengamati pria bertopeng yang masih mengirimkan pesan isyarat.“Aku mendadak bersikap bodoh karena orang itu menyebut soal pencipta sistemku. Aku tidak memiliki jaminan jika pria itu berkata jujur. Dia bisa saja berbohong agar aku keluar dari kubah pelindung sehingga dia menyerangku.”Davis menggertakkan gigi. “Aku harus tenang agar bisa mengambil tindakan yang tepat. Pria itu bukanlah lawan yang mudah untuk dikalahkan. Jika dia memang mengenal pencipta sistemku, dia ... tidak! Aku tidak boleh tertipu.”Pria bertopeng putih itu berhenti memberikan bahasa isyarat, tersenyum. “Dia sama sekali tidak terpancing dengan pesanku. Dia orang yang waspada. Sistemnya pasti memerintahkannya untuk tetap b