Davis masih berada di dalam kamar ketika yang lain berkumpul di halaman.Davis mengamati informasi keluarga Miller di layar hologram, membesarkan sebuah foto. “Wanita itu memang Dasha Miller. Dia dalah sepupuku.”Davis terdiam ketika mengingat pertemuannya dengan Dasha di pantai. “Dasha sempat bertanya apakah kami saling mengenal atau tidak. Sama seperti Dariel, Daisy, dan Deric, dia tampaknya tidak mengenalku.”“Dasha memiliki saudara kembar bernama Darren. Mereka sebaya denganku.” Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Mereka sepertinya menginap di pulau samping. Jika aku tidak pergi ke pantai, aku tidak akan bertemu dengan Dasha.Davis mengamati informasi di layar. “Dasha dan Darren adalah cucu Davian, adik dari kakekku, Darius. Mereka tinggal di luar negeri bersama keluarga besar mereka.”Davis berjalan ke balkon, mengamati keramaian di halaman. Ia melambaikan tangan saat Sarah dan Elera memanggilnya. “Ini aneh.”Davis melihat cincinnya selama beberapa waktu. “Sistem memberikan per
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 40 (1985/4000)][Health Point: 54/58][Kekuatan: 58 | Pertahanan: 59 | Kecerdasan: 58 | Kelincahan: 58][Money Power: $30.439.375.000]Davis duduk di atas sebuah batu, tengah beristirahat setelah bertarung dengan Sammy. Keringat membanjiri sekujur tubuhnya.“Meski sudah berusaha sangat keras, aku masih belum bisa mengalahkan Sammy. Jika orang-orang itu muncul kembali, dan aku sendirian dan tidak bisa menggunakan sistem, aku pasti akan kalah dengan memalukan.”“Siapa orang-orang bertopeng itu sebenarnya? Aku hanya tahu mereka memiliki hubungan dengan Logan dan seniornya. Aku masih belum mendapatkan informasi mengenai senior Logan hingga sekarang.”Davis mengembus napas panjang, mengamati pemandangan sekilas. Angin berembus kencang, membawa kesegaran.Davis mengepalkan tangan. “Aku harus berlatih lebih keras. Aku harus memastikan aku tidak menjadikan beban bagi orang lain. Aku juga tidak boleh terlalu bergantung pada sistem.”
Aaron mengerjapkan mata beberapa kali, perlahan duduk sembari memijat kepala. Ia terkejut ketika menyadari sesuatu. “Ruangan ini .... Aku berada di markas?” Aaron terdiam saat melihat teman-temannya di dekatnya. Semua kenangan peristiwa semalam seketika memenuhi pikirannya. “Jika aku berada di markas, itu berarti aku selamat. Tuan Orange menerima sinyal SOS dariku. Dia berhasil menyelamatkanku.” Aaron tersenyum, mengembus napas lega, terdiam selama beberapa waktu. “Tempat itu ternyata adalah salah satu tempat persembunyian musuh. Aku beruntung sekaligus sial di saat bersamaan. Aku beruntung karena aku mendapatkan petunjuk sekaligus sial karena menjadi sasaran musuh.”Aaron menggertakkan gigi. “Aku ternyata masih sangat lemah.” “Di mana kita?” tanya anggota 002 sembari menggeleng beberapa kali. Pria itu meringis kesakitan dan terjatuh saat akan berdiri. “Kita berada di markas?” Anggota 003 memastikan sembari mengamati ruangan. “Apa yang sudah terjadi pada kita semalam? Aku hanya
Davis termenung selama beberapa waktu, beranjak dari kasur setelah merasa tenang. “Aku semakin mengetahui kebenaran masa laluku meski sistem belum memberitahuku.”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Dylan adalah pelaku utama di baik penyerangan keluargaku. Aku harus segera mencarinya dan membalas dendam.”Davis sontak terdiam ketika mengingat tiga peti. “Aku dan orang tuaku dinyatakan meninggal karena penyerangan itu. Akan tetapi, aku nyatanya masih hidup sekarang. Aku tentu sangat berharap orang tuaku masih hidup.”“Jika aku memang ingin bertemu orang tuaku, aku harus segera meningkatkan levelku agar sistem membiarkanku pergi ke Oaktown.”Davis bergegas bersiap-siap, menuruni tangga. Alex, Jacob, Carlos, dan Hans berada di halaman, melakukan pemanasan untuk berlatih. “Kenapa kita harus tetap berlatih?” tanya Alex sembari merenggangkan tubuh. “Kita sedang berlibur sekarang. Kita seharusnya bersenang-senang.”Jacob menyahut, “Aku setuju denganmu, Alex. Akan tetapi, kita harus tetap
Logan terkejut, tersenyum. “Aku sudah menduga Anda akan tertarik dengan hal itu, Tuan Muda. Aku tentu akan membantumu dengan senang hati.”“Kau tidak perlu mengkhawatirkan persoalan biaya,” ujar Dariel sembari mengamati cincinnya sekilas. “Aku sama sekali tidak pernah meragukan hal itu darimu, Tuan.”Dariel mendapatkan quest untuk mempelajari teknologi canggih. Ia menganggap Logan sebagai pria yang sangat tepat untuk membantunya. Dariel merasa bahwa pertarungan akan semakin dekat sehingga ia harus mempersiapkan banyak hal mulai sekarang. Selain harus melawan keluarganya, ia juga harus mengalahkan Dylan.“Aku sejujurnya ingin bertemu dengan Arnold agar dia menjadi pelatihku, tetapi aku yakin dia akan menolak sebab dialah yang memberikan sistem ini padaku. Dia tidak pernah menghubungiku lagi setelah pertemuan waktu itu,” gumam Dariel. “Tuan Muda,” panggil Logan. “Jadi, kapan kita akan memulai pelatihan? Aku ingin pelatihan itu secepat mungkin.”Logan berpura-pura mengecek ponsel. “B
Theo tertawa terbahak-bahak, menatap Mario tidak berkedip sesaat.“Aku memang kehilangan Brown, tetapi aku bisa menggunakanmu sebagai senjata untuk mencari dan menangkap Dylan dan mencari informasi mengenai keluarga Willdone, Mario. Dibandingkan siapa pun, kau adalah objek yang paling cocok.”“Aku harus mengakui jika kau adalah orang yang sangat jenius, Dylan. Kau membuatku nyaris kewalahan hanya untuk bisa mengendalikan Mario. Andai saja kau berada di pihakku, aku pasti akan semakin mudah mencapai tujuanku.”Theo mengetik di layar hologram. Ia tersenyum saat Mario bangun dari ranjang. “Kau akan memulai pekerjaanmu esok, Mario.”“Aku siap melayanimu, Tuan,” ujar Mario. Theo meninggalkan ruangan, melirik ke belakang saat Mario mengikutinya. “Aku mendapatkan laporan jika Dylan sempat menghalangi sinyal SOS yang anggota-anggota baru itu kumpulkan. Dia nyatanya masih bisa meretas sistemku.”Theo berdiri di sebuah layar sangat besar dan papan tombol lebar. Ia memindai tangannya di sebuah
“Kita berangkat sekarang.” Orange mengirim pesan darurat ke sistem utama. Sayangnya, pesan mendadak batal terkirim tanpa sepengetahuan Orange dan Green. Orange dan Green segera berlari menuju sebuah elevator. Mereka muncul di atap, memasuki sebuah portal melesat sangat cepat menuju lokasi. Orange dan Green tiba di lokasi beberapa menit kemudian. Mereka bergerak sangat cepat menuju lokasi. Green mendarat saat menemukan Aaron di tanah, sedangkan Orange tetap melanjutkan pencarian dan pengawasan. Green memeriksa keadaan Aaron. “Dia kehilangan ingatan.”Green mendapatkan peringatan bahaya di layar. Ia segera melompat ke samping, melayang di udara. Pelindungnya segera menangkis tembakan dari sebuah arah. “Robot tupai dan robot burung hantu. Mereka tergolong robot kelas atas. Alat-alat yang dimiliki oleh Aaron dan anggota baru tidak sebanding dengan robot ini. Pantas saja berakhir memalukan seperti sekarang.” Green menekan tombol. Dua robot burung seketika muncul dan menyerang dua
Pria berjaket hitam itu duduk di sebuah kursi, memesan sebuah minuman hangat. Ia menekan sebuah tombol dan tiba-tiba saja sebuah kubah muncul dan melingkupinya dan teman-temannya. Semua suara bising dari orang-orang sekitar mereka seketika lenyap.“Bagaimana pekerjaan kalian hingga sejauh ini?” tanya pria itu sembari melepas jaket. “Aku belum mendapatkan informasi apa pun mengenai keluarga Willdone.”“Aku juga belum menemukan petunjuk apa pun,” sahut seorang wanita berambut panjang. Ia meneguk minuman, mengawasi para pengunjung kafe. “Bolehkah aku merasa iri pada orang-orang itu sekarang?”“Kau tentu tahu hukuman apa yang akan kita peroleh jika kau sampai keluar dar Shibacorm. Kau tidak akan membuang kesempatan emas ini begitu saja, bukan?” Pria di samping wanita itu membalas sambil mengembus napas panjang. “Kita baru saja mendapatkan tugas pertama, dan kita tidak seharusnya menyerah dengan mudah. Jika kita menyerah sekarang, maka semua pengorbanan kita akan sangat sia-sia.”“Ya, itu
Dennis tidak langsung menjawab. Pria itu terdiam selama beberapa waktu, mengingat pembicaraannya dengan Donald, Dawson, dan Deavon.“Tolong katakan kita tidak akan memusuhi Dariel.” Daisy tiba-tiba menangis, memejamkan mata saat mengingat semua momen kebersamaannya dengan Dariel. Daisy menilai Dariel sebagai sepupu yang cerdas, pengertian dan baik hati. Ia sangat dekat dengannya sebelum perselisihan terjadi. “Apakah kita benar-benar harus melakukan hal ini pada keluarga kita sendiri, Ayah?” tanya Daisy dengan air mata bercucuran. “Aku tidak ingin melakukannya.”“Daisy.” Dennis menggigit bibir saat mendengar suara parau dari Daisy. Ia tahu jika putrinya sedang menangis. Dennis tidak ingin melibatkan Daisy dalam bahaya dan membuatnya bersedih sejak awal. Akan tetapi, ia harus bersikap tegas dan melakukan beragam hal untuk melindungi keluarga, meski harus menyakiti keluarganya yang lain.Daisy menunduk, mengamati air mata yang berjatuhan. Sekujur tubuhnya berguncang hebat. “Aku tidak