Share

6. Kenikmatan Pertama

"O--Oya," cicit Joya. Suaranya hilang ditelan ketakutan. 

Belum lagi selesai mengatur napasnya. Sepasang bibir, melumat mulutnya membabi buta. Lidah laki-laki itu membelitnya, memaksa dirinya untuk membuka mulutnya dan memberikan aksen tak terbatas pada dirinya agar dapat menjelajah bibir Joya.

Joya merasakan tangan lelaki itu mulai meremas payudaranya dengan sangat keras, Joya yakin setelah ini berakhir Joya akan mendapati banyak lebam di sekujur tubuhnya yang sangat sensitif. 

Lelaki itu menarik lagi telinga Joya ke bawah, entah kenapa lelaki ini selalu menarik-narik telinga Joya saat menciumnya. Sesaat Joya merasakan lelaki itu mengurai ciumannya.

"Sebentar." Joya tersengal-sengal, Joya berjuang untuk bernapas. Ini bukan ciuman pertamanya. Tapi, lelaki yang saat ini sudah membelinya memiliki ciuman termabukkan dan terbaik yang pernah Joya rasakan. 

Terdengar kekehan pelan ditelinga Joya. "Kenapa saya harus berhenti?" 

Joya terdiam, apa yang ditanyakan lelaki itu benar. Kenapa, dia harus menuruti keinginan Joya. Lelaki itu sudah membeli Joya, dia berhak melakukan apa pun pada diri Joya. "Maaf, saya cuman mau tau."

"Apa?" tanya lelaki itu sambil menarik dengan paksa dress yang masih melekat sempurna di badan Joya. 

Badan Joya terangkat saking kasarnya lelaki itu menarik baju miliknya. Telinganya langsung mendengar suara kain yang robek. Astaga, untung Szasza menyimpan baju ganti untuknya tadi.

“Nama kamu, nama kamu siapa?” tanya Joya spontan.

Suara tawa terdengar di telinga Joya, mata Joya yang sampai detik ini masih ditutup walau sudah dalam posisi Joya terbaring di kasur. Benar-benar membuat Joya mengandalkan indra pendengarannya dan sentuhan tangannya.

“Kamu mau panggil aku apa, Oya?” tanya lelaki itu sambil membuka Bra Joya dengan sekali entakkan. Bra milik Oya memiliki kaitan di depan hingga lelaki itu mudah membukanya. 

“Saya, nggak tau. Ah...,” bisik Joya saat merasakan pelintiran di kedua putingnya dan tiba-tiba saja Joya merasakan gigitan di telinganya. “Aw....”

Menggunakan penutup mata memiliki kerugian sendiri bagi dirinya. Joya benar-benar tidak tau apa yang akan dilakukan oleh lelaki di hadapannya itu.

“Aku nggak punya nama, aku cuman angin. Nggak bisa kamu lihat, tapi bisa kamu rasakan.”

Detik itu juga Joya merasakan gelitikkan di bagian payudaranya. Lelaki itu memainkan puting payudara Joya dengan menggunakan lidahnya. Membuat, Joya melentingkan tubuhnya karena merasakan rasa sakit sekaligus nikmat untuk pertama kalinya. 

Desahan demi desahan berloncatan dari mulut Joya. Tangannya mencengkeram seprai di bagian kanan dan kirinya, berjuang menahan kenikmatan yang diberikan oleh lelaki itu.

Joya tersentak saat merasakan sesuatu yang mengelus bagian kewanitaannya. Dengan cepat Joya menggigit bagian bawah bibirnya, berjuang untuk menahan ketakutannya.

“Dengar, apa pun yang aku lakuin di bagian ini.” Lelaki itu menyentuh bagian kewanitaan Joya dan membuat Joya tersentak. “Kamu nggak boleh teriak, mengerti?”

“Iya,” jawab Joya pasrah. Joya pasrah bukan karena apa-apa, masalah utamanya adalah bagian bawahnya itu sudah terasa basah. Joya tidak mengerti kenapa tapi, Joya benar-benar sudah merasakan basah di bawah sana. 

Lagi, lelaki itu menautkan bibirnya di bibir Joya, Joya langsung merasakan bibir yang hangat dan lembut milik lelaki itu. Tangan lelaki itu lagi-lagi menarik kuping Joya. 

Entah setan dari mana membuat Joya mengalungkan tangannya di leher lelaki itu kemudian, memiringkan kepalanya memberikan akses lebih luas lagi. Pinggul Joya bergerak naik dan turun menggesek sesuatu yang keras dan hangat.

Joya merasakan kecupan di bagian leher dan bagian dadanya. Sesekali Joya merasakan tarikan dan isapan dari lelaki itu yang membakar gairah Joya. 

Desahan demi desahan berloncatan dari mulut Joya saat lelaki itu mengecupi setiap jengkal tubuhnya membuat dirinya menggelinjang dan melesakkan hak sepatunya ke kasur hotel. 

“Ah, astaga,” pekik Joya kaget bukan main saat merasakan sesuatu yang kenyal menggeliat di bagian pribadinya. Melesak dan membuat Joya tersentak, spontan Joya terduduk dan mencengkeram rambut lelaki itu dengan kedua tangannya.

Bukannya berhenti, lelaki itu malah terus memberikan deburan kenikmatan yang tidak pernah Joya rasakan seumur hidupnya. Saking bingungnya Joya menggeliat dan berusaha untuk membuka penutup matanya.

Saat akan menarik penutup matanya, Joya merasakan bibirnya digigit dan celana dalamnya ditarik dengan keras. “Aw!?”

“Sekali lagi kamu berusaha buka penutup matanya, aku batalin semuanya. Ngerti kamu?” tanya lelaki itu sambil mendorong Joya hingga kembali tertidur.

“Ma ... AF.” Joya tersentak saat merasakan sesuatu memasuki tubuhnya. Sesuatu yang asing dan keras. Memasuki dirinya dengan paksa dan sakitnya bukan main.

“Sakit,” pekik Joya sambil mencengkeram bahu lelaki itu dengan kukunya yang sudah terpangkas pendek.

“Astaga, kamu sempit sekali Oya,” ucap lelaki itu sambil menggoyangkan pinggulnya dan mengentak tubuh Joya berkali-kali tanpa ampun. “Oya, ini terlalu....”

Lelaki tersebut sama sekali tidak melanjutkan perkataannya. Joya hanya merasakan rasa panas dan perih di bagian pribadinya. Telinganya menangkap desahan demi desahan keluar dari mulut lelaki itu.

Entakkan demi entakkan Joya rasakan, makin lama makin cepat dan anehnya, Joya mulai merasakan kenikmatan dari entakkan tersebut. Joya mulai mengangkat pinggulnya ke atas dan ke bawah mengikuti irama entakkan lelaki itu. 

“Kamu, sempit Oya,” ucap lelaki itu sambil terus mengentak dengan liar tubuh Joya. Lelaki itu benar-benar merasakan bagian kewanitaan Joya mencengkeram miliknya dengan sangat kuat, sensasi yang tidak pernah dia rasakan sama sekali.

Joya hanya bisa menancapkan sepatu hak tingginya ke kasur hotel. Joya sama sekali tidak peduli bila sepatunya itu akan merusak kasur, Sebuah kebiadaban baru saja terjadi padanya. Harusnya Joya menangis, meraung dan menyesali kalau sesuatu yang berharga telah terangut paksa darinya. Namun, nurani kemanusiaannya terlupakan. Joya terlena oleh kenikmatan yang baru dikenalkan padanya.

Detik ini yang Joya tahu adalah betapa besarnya kenikmatan yang diberikan oleh lelaki tersebut. Joya menggigit bagian bawah bibirnya saat merasakan pelepasan untuk pertama kalinya, napasnya tersengal dan pahanya bergetar hebat saat Joya merasakan semuanya itu.

Joya merasakan sapuan tangan membelai paha bagian dalamnya. Seiring dengan itu, suara seseorang menelan ludah terdengar di telinganya.

"Gimana? Enak?" bisik suara pria yang sedang menindihnya. Bukannya jijik, suara maskulin itu malah membuat Joya semakin meremang.

  • •••

Comments (12)
goodnovel comment avatar
Fash Leyla Aiko
.......,......
goodnovel comment avatar
ROBERT DINA
Good story, with good desire.... ......
goodnovel comment avatar
Fahmi
Joya terlena oleh kenikmatan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status