Tok!
Tok!Tok!"Wulan, Sayang, makan malam yuk nak." Ketukan pintu diiringi dengan panggilan lembut terdengar dari luar kamar Wulan. Nyonya Laura mengetuk, pintu kamar sang putri. Karena sedari tadi putri cantiknya itu tak kunjung datang ke meja makan untuk makan malam."Wulan Prabu Aditama, bangun sayang, cepat turun ya nak, semua sudah menunggu untuk makan malam," Panggil nyonya Laura sekali lagi namun, tetap dengan suara yang terdengar lembut."Eummm... Iya Mah." Wulan akhirnya menjawab akan tetapi, masih dengan mata terpejam."Ya sudah mamah tunggu di bawah ya nak," ujar nyonya Laura seraya berlalu kembali ke meja makan."Iya Mah." Wulan menjawab seraya perlahan bangkit dari tidurnya namun, masih didalam posisi duduk diatas ranjangnya."Akhhh! Ummm!" teriak Wulan namun, dengan cepat membekap mulutnya sendiri. Wulan benar-benar kaget melihat penampakan dirinya di depan cermin meja rias yang menghadap kearahnya. Wulan begitu terkejut manakala mendapati penampilan dirinya yang polos tanpa sehelai benang pun. Apalagi saat mata wanita itu menangkap beberapa jejek tanda merah di dadanya karena perbuatan Damar.Ingatannya kembali pada kejadian beberapa jam lalu. Iya beberapa jam yang lalu, ia dan Damar kembali melakukan kegiatan panas dan terlarang. Wulan mengingat bagaimana Damar mencumbu tiap jengkal tubuhnya dengan penuh kelembutan.Wulan membayarkan kembali, bagaimana dirinya berulang kali mendesah nikmat. Ketika mencapai puncak kenikmatan karena ulah Damar. "Ya Tuhan ini semua salah tapi, aku tidak bisa menolaknya, maafkan aku Tuhan." Wulan bergumam lirih, merutuki perbuatan berdosanya. Namun, apa boleh buat, nafsu dalam dirinya membuat ia dan Damar lupa.Wulan kemudian bangkit, wanita berparas cantik itupun pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri. Setelah membersihkan diri kini wanita itu sudah terlihat begitu segar.Wulan kemudian turun ke bawah dan bergabung bersama anggota keluarga yang lain. "Sayang, kamu kenapa? Apa kamu sedang tidak enak badan?" tanya Tuan Prabu pada putri angkatnya itu."Tidak Pah, Wulan baik-baik saja, em ... Tadi Wulan hanya kelelahan." Wulan menjawab seraya mendudukkan dirinya di kursi meja makan."Khuk! Khuk! Khuk!" Mendengar alasan Wulan, Damar tiba-tiba tersedak. Sontak saja, Wulan dan Yesi langsung menyodorkan segelas air putih secara bersamaan."Pelan-pelan sayang," ujar Nyonya Laura menasehati sang putra."Terimakasih." Damar meraih gelar dari tangan Wulan kemudian menenggakanya hingga hampir tandas. Seketika raut wajah kekesalan terpancar jelas di mata Yesi. Ketika Damar lebih memilih gelas Wulan dari pada gelas di tangannya."Wulan sayang, mau makan apa nak?" tanya nyonya Laura yang semakin membuat hati Yesi semakin kesal. Yesi benar-benar dibuat kesal setengah mati. Wanita itu berpikir setelah status Wulan yang sebenarnya terungkap, perlakuan keluarga Aditama pada Wulan akan berubah. Namun, nyatanya kini, perlakuan dan kasih sayang mereka tak ada yang berubah.Justru sepertinya mereka semakin menyanyangi dan mencintai Wulan. Hingga, nyonya Laura mau repot-repot naik keatas kamar Wulan untuk memanggil wanita itu.Mereka semua kini makan dengan hikmat dan begitu tenang. Namun, sedari tadi Damar dan Wulan tak hentinya berinteraksi lewat bahasa tubuh mereka. Damar terus tersenyum menggoda Wulan. Pria itu rupanya tengah bayangkan betapa nikmat kegiatan mereka beberapa jam lalu."Damar, selamat ya klien yang kau tangani siang tadi, Beliau setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan kita, dan iya, apa yang kau suka dari perusahaan itu?" ujar Tuan Prabu bertanya apa sang putra."Permainannya Pah," jawab Damar melantur, tak sadar."Permainan? Maksudnya?" ujar Tuan Prabu tak mengerti."Ahh, em... Maksudnya cara mereka bermain dibidang itu Pah," ujar Damar seketika panik, karena salah bicara. Pria itu sebenarnya tengah menikirkan permainan panasnya dengan Wulan tadi sore. Sungguh Damar saat ini benar-benar merasakan seakan tubuh Wulan sudah menjadi candu baginya. Pria itu tak berhenti menginginkan dan membayangkan saat-saat mereka melakukan kegiatan panas mereka. Untung saja Tuan prabu tak memperpanjang pernyataan Damar. Hingga, kegiatan makan malam pun selesai. Kini mereka semua masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat. Namun, rupanya Yesi diam-diam selalu mengamati gerak gerik Damar dan Wulan. Gadis itu benar-benar semakin dibuat kesal.* * * *"Akhhh uemm." Ditengah malam yang sunyi, Wulan tiba-tiba saja mendesah dengan tubuh yang menggelinjang seolah sedang merasakan kenikmatan."Ahhh!" Wulan mendesah sekali lagi, membuat Damar yang kini tengah malakukan kegiatannya dibawah sana tersenyum.Iya, bagaimana Wulan tidak mendesah dan menggelinjang jika saat ini inti tubuhnya sedang dipermainkan oleh lidah Wulan. Damar begitu lihai membuat Dinda terus merasakan kenikmatan."Kakak! Euumm, settt... Stop Kak, emm..." Wulan terus mendesah hingga kini desahan panjang disertai cairan kenikmatan yang keluar dari inti tubuhnya menandakan jika wanita itu sudah mencapai puncak kenikmatannya."Kau menikamnya sayang?" Damar naik dan beraring mensejajarkan dirinya di samping Wulan "Kakak tapi ini—""Aku selalu menginginkan mu Wulan, sungguh kau benar- benar sudah menjadi candu untuk ku," ucap Damar seraya mengecup bibir Wulan. Tangannya kembali berkelana kemana-mana. Menyentuh titik-titik sensitif tubuh Wulan.Tak tahan lagi, Damar kemudian membuka seluruh pakaian Wulan dan kemudian membuka seluruh pakaiannya. "Lan, kau begitu indah sayang," ungkapnya memuji keindahan tubuh Wulan yang terpampang di hadapannya. Damar dan Wulan akhirnya kembali melakukan kegiatan terlarang mereka.Damar, pria itu rupanya sedari tadi tidak bisa tidur. Pikirannya terus membayarkan kegiatan panasnya bersama Wulan. Sungguh, Damar tak bisa menahan keinginannya untuk menemui Wulan.Damar kemudian diam-diam, mengendap-endap masuk kedalam kamar Wulan. Damar tentu bisa dengan mudah masuk kedalam kamar sang adik angkat. Itu karena Wulan memang tidak pernah mengunci kamarnya.Pemandangan yang begitu menggiurkan terlihat di depan matanya. Saat melihat tubuh Wulan yang terbalut dres tidur yang begitu pendek. Apalagi saat ini wanita itu tidak mengenakan selimut.Damar dengan cepat langsung mengunci pintu kamar Wulan. Pria itu langsung melancarkan aksinya. Menyikap dan membuka pakaian dalam yang Wulan kenakan. Sementara, Wulan yang teramat lelah karena kegiatan sorenya dengan Damar, membuatnya masih merasakan lelah.Sampai-sampai saat Damar melancarkan aksinya. Wulan sama sekali tak terusik. Wanita itu terbangun ketika merasakan kenikmatan, saat dirinya mencapai klimaksnya.Mereka berdua kini saling memberikan kenikmatan. Lagi dan lagi mereka terjerumus dalam kenikmatan sesaat. Damar terus memacu tumbuhnya di atas tubuh Wulan. Mereka benar-benar tak memikirkan apapun kecuali kenimatan yang sedang mereka nimati.Hingga tanpa sadar sedari tadi ada seseorang yang ternyata sedang mengintip kegiatan mereka lewat lubang kecil tempat kunci pintu kamar Wulan. Wanita itu adalah Yesi, sungguh Yesi tak menyangka jika Damar dan Wulan ternyata melakukan hubungan terlarang.Yesi yang, kala itu ingin mengambil air minum tak sengaja melihat sosok Damar yang mengendap-endap kemudian masuk kedalam kamar Wulan. Tentu saja Yesi yang melihat kelakuan Damar begitu penasaran. Hingga, wanita itu nekat mengintip dan menguping apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana. Desi ingin tahu mengapa Damar tengah malam masuk ke dalam kamar Wulan. Hati Yesi begitu kesal dan hancur. Ketika mendapati pria yang ia cintai selama ini ternyata memiliki hubungan dengan adik angkatnya sendiri. "Wulan liat saja aku tidak akan membiarkan mu, mendapatkan Kak Damar. Kak Damar hanya milik ku dan akan aku pastikan aku akan mendapatkannya dan menjadikanya milik ku." Yesi bergumam seraya terisak setelah ia sampai dikamarnya.To be continued....Dua bulan sudah Yesi berada di kediaman keluarga Aditama. Selama dua bulan ini, wanita berparas cantik itu selalu memantau segala gerak gerik yang Damar dan Wulan.Sementara, Damar dan Wulan, kini semakin dekat. Tak ada yang curiga, karena kedekatan mereka memang sudah terlihat dari dulu. Bedanya sekarang ada rasa yang lain yaitu cinta yang mereka hadirkan disana. Bukan cinta persaudaraan melainkan cinta antara dua jenis manusia yang berbeda jenis.Bahkan kini, Damar sudah merencanakan jika minggu depan saat mamah dan papahnya kembali dari luar kota. Ia akan berterus terang prihal hubungannya dengan Wulan. Iya, satu minggu sudah tuan prabu dan nyonya Laura pergi keluar kota.Seperti yang sudah-sudah Wulan dan Damar hanya tahu, jika orang tua mereka pergi untuk urusan bisnis. Namun, yang sebenarnya mereka pergi karena untuk melakukan pengobatan lanjutan pada nyonya Laura.Damar rupanya sudah merencanakan untuk bicara berdua dengan sang papah. Pemuda itu ingin berterus-terang dan memin
Damar Wulan telah selesai dengan acara jalan-jalan meteka. Kini mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Namun, sepanjang perjalanan wajah Damar terlihat datar. Sampai-sampai Wulan, yang ada disebelahnya pun tak berani buka suara. Damar benar-benar sedang dalam mode emosi saat ini.Bagaimana tidak, saat di mall tadi dirinya benar-benar dibuat kesal akan sikap dan perilaku James pada Wulan. Pria itu benar-benar membuatnya naik pitam. Sikap dan perhatian pria itu pada Wulan membuat Damar sangat cemburu.Apalagi saat James mengelap sisa makanan di bibir Wulan. Sontak saja, Damar langsung naik darah dan langsung menghajar James. Keributan pun tak terelakkan membuat seisi restoran menjadikan mereka pusat perhatian. Keribukan itu pun disaksikan oleh kedua sahabat Wulan Karin dan Mery.Jika Karin sudah tahu akan alasan kenapa Damar bisa semarah itu pada James. Lain halnya dengan Mery. Mery yang tak tahu apa-apa. Hanya bisa terdiam dengan wajah bingungnya. Gadis itu hanya terdi
Tante Tantri begitu bahagia setelah mengatakan niatnya pada Damar. Namun, tidak dengan Damar. Pria itu terus saja menekuk wajahnya. Sungguh ini adalah hari terburuknya. Dan tentang perjodohannya, pria itu akan bertanya langsung pada kedua orang tuannya."Pah, Mah, apa benar aku dan Yesi mau di jodohkan?" ucap Damar langsung melontarkan pertanyaan pada kedua orang tuanya. Begitu sambungan telponnya tersambung dengan sang papah."Maksudnya?" Nyonya Laura menjawab dengan wajah bingungnya. Ketika mendengar pernyataan dari sang putra. Saat ini telpon tuan Prabu tengah dalam mode loudspeaker. Nyonya Laura nampak bingung. Karena ternyata wanita paruh baya itu tak tahu apapun tentang rencana yang ternyata dibuat oleh tuan Prabu dan tuan Sanjaya. Rupanya dulu ketika tuan Sanjaya belum mengalami stroke. Mereka berdua sempat merencanakan perjodohan Yesi dan Damar tanpa sepengetahuan nyonya Laura."Iya sayang, jadi dulu aku dan Sanjaya pernah berencana untuk menjodohkan Yesi dan Damar, tapi wak
Tuan Prabu Laura akhirnya pulang. Wanita paruh baya itu terlihat begitu tak suka melihat keberadaan adik iparnya itu. Nyonya Laura, sudah merasakan sesuatu yang tidak enak."Assalamualaikum Mba Laura, Mas Prabu," sapa Nyonya Tantri berbasis basi."Waalaikumsalam." Tuan Prabu dan Nyonya Laura kompak menjawab salam."Anak-anak ke mana Tantri?" tanya Nyonya Laura dengan nada dingin."Damar pergi ke kantor Mba, kalau Yes—""Apa Wulan juga berangkat ke kampus?" ujar nyonya Laura memotong ucapan sang adik ipar. Nyonya Laura sama sekali tak tertarik tentang Yesi. Sontak saja hal itu membuat nyonya Tantri itu kembali menahan gejolak kekesalannya."Iya Mba, Wulan kuliah." Nyonya Tantri menjawab dengan senyum kecut."Kalau Yesi saya sudah tahu dia pasti sedang dikamar sambil bermain handphone," ucap nyonya Laura yang seolah tahu yang sebenarnya ."I-iya Mba dia ada di kamar." Nyonya Tantri kembali menjawab dengan senyum hambarnya.'Dasar anak bodoh bukannya ikut menyambut kepulangan calon mertu
Nyonya Laura begitu terkejut melihat apa yang baru saja ia lihat di dalam ponsel nyonya Tantri. Bagaimana tidak, wanita paruh baya itu baru saja melihat foto dan vidio. Dimana putranya Damar sedang berciuman dengan seorang wanita.Ciuman yang begitu panas penuh gairah. Posisi sang wanita yang membelakangi kamera tak terlihat dengan jelas. Apalagi penerangan di kamar Damar pun terlihat remang-remang."Jadi Damar membawa wanita kerumah saat saya tidak ada?" tanya nyonya Laura dengan wajah penuh emosi."I-iya Tante ta-tapi Tante jangan bilang kalau aku yang kasih tahu ya Tante, aku cuma penasaran saat satu malam mergokin Kak Damar bawa perempuan jadi di hari berikutnya saat Kak Damar berangkat ke kantor aku pasang kamera di kamarnya." Yesi menjawab dengan nada yang dibuat ketakutan. Wanita licik itu juga berbohong. Padahal wanita yang ada didalam vidio yang ia pertontonkan pada nyonya Laura itu adalah Wulan.Iya, bukan hanya di kamar Wulan. Di kamar Damar pun sama, kedua kalajengking itu
Damar terdiam mematung ucapan sang mamah yang terdengar begitu menusuk relung hatinya. Dirinya belum memiliki keberanian untuk mengungkapkan segalanya. Namun, mau tidak mau, pria itu tetap harus memikirkan solusi terbaiknya.Karena Damar tahu betul jika apa yang dikatakan oleh sang mamah itu mutlak dan pasti. Sesekali Damar juga melirik Wulan meminta persetujuan wanita itu untuk mengungkap kebenaran hubungan mereka.Namun, Wulan terus menggeleng kecil seolah mengatakan jangan, jangan sekarang. Untuk itulah Damar harus mengatur strategi yang tepat agar ia tidak salah pilih jalan. Bagaimana pun, Wulan sudah menjadi miliknya. Dia'lah pria pertama yang merenggut kesucian sang adik angkat.Damar dan Wulan juga sudah saling jatuh cinta. Jadi untuk memikirkan menikah dengan wanita lain sungguh Damar benar-benar tak sanggup. Bukan hanya Damar, Wulan pun sama. Wanita itu pun terlihat murung dan terdiam. Sungguh Wulan tak dapat memikirkan apapun saat ini. Meski ingin sekali ia bicara jika diri
Hari berikutnya Damar Wulan kini berangat bersama. Sebelum kekantor Damar terlebih dahulu mengantar Wulan ke kampusnya. Dalam perjalanan menuju kampus, Wulan nampak terdiam tak tahu harus bicara apa pada Damar. Padahal ada banyak hal yang ingin ia ungkapkan namun, rasanya begitu sulit untuk ia sampaikan."Lan, kakak mau bicara sebentar, bisa kita menepi dulu? Em... Apa kau tidak sibuk?""Tidak Kak, Wulan juga ingin bicara dengan Kakak," ucap Wulan ada sang kakak angkat.Akhirnya mobil mereka pun menepi, ditempat yang lumayan sepi. Tak jauh dari kampus Wulan. "Lan, kakak besok akan ke Jerman hanya untuk sepuluh atau paling lama dua minggu, tapi setelah pulang dari Jerman kakak, akan langsung bilang ke Mamah, Papah tentang hubungan kita, terserah kamu setuju atau tidak, kakak tidak bisa lagi menahan lebih lama!" tegas Damar pada Wulan. Pria itu sudah tak peduli lagi tentang apapun yang akan terjadi nantinya."Tapi kak, kalau mereka menentang hubungan kita bagaimana?""Kita kabur, atau b
Pagi harinya, Wulan terbangun dari tidurnya. Wanita yang masih dalam keadaan polos itu, begitu terkejut saat ponselnya berdering begitu nyaring. Wulan pun akhirnya bangkit dan melihat siapa yang telah meneleponnya pagi-pagi sekali.Karin, nama yang tertera di layar ponselnya. Karin rupanya menghubungi sahabatnya itu pagi-pagi sekali. Ia ingin memberitahukan jika nyonya Laura menelponnya dan menanyakan keberadaan Wulan. "Hallo assalamualaikum iya Rin," sapa Wulan masih dengan posisinya yang hanya mengenakan selimut, ditambah lagi tangan Damar yang melingkar tepat dibawah dua gundukan sintal miliknya."Wulan kamu sama Kak Damar ...." pekik Karin seraya melongo saat menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kini penampilan dan keadaan sahabatnya itu."Akhhh!!" Wulan berteriak dan langsung menutup telponnya dengan cepat. Sontak saja teriakan Wulan membuat Damar terusik. Sementara, disebrang sana Karin masih terdiam shock dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu."Sayang kena