Nasib naas harus dialami oleh Wulan Prabu Aditama. Ketika kehormatannya harus direnggut paksa oleh Damar Prabu Aditama. Sosok sang kakak angkat yang selama ini menjadi pelindungnya, kini, justru menjadi pria yang merusak masa depannya. Bagaimana nasib Wulan selanjutnya? Akankah Damar mempertanggung jawabkan perbuatannya? Sementara, hubungan mereka adalah kakak beradik, meski bukan saudara kandung.
Lihat lebih banyakDamar tengah menatap pemandangan jalanan Paris lewat jendela kamar hotelnya. Jalanan masih begitu sepi, maklum saja saat ini di Paris waktu masih menunjukan pukul lima pagi.Pria itu tak bisa tidur semalaman hingga ia terbangun begitu pagi. Sambil menyesap segelas kopi hitam, Damar melamun memikirkan bagaimana caranya membawa Wulan kembali ke Indonesia.Kemarin malam saat dirinya, meninggalkan kediaman keluarga Fernando. Damar terus memikirkan tentang sikap Wulan, yang begitu membencinya.Namun Damar memaklumi, jika memang Wulan marah dan tak mau menerimanya. Sebab ia sadar luka yang ia torehkan begitu dalam di hati wanita itu sebagai suaminya dulu.Namun, yang pria itu tidak terima adalah ketika Wulan wanita yang begitu ia cintai. Justru membuat sandiwara dengan berpura-pura menjadi istri dari pria lain hanya untuk menghindarinya. Ditambah lagi, melihat sikap dan gerak gerik dokter Ardan pada Wulan.Sangat terlihat pria itu begitu menyukai dan memiliki rasa yang lebih pada sang istr
Damar masih terdiam menatap pria yang memanggil Wulan dengan sebutan sayang. Namun, yang lebih mengejutkanya lagi adalah. Ketika Wulan, menghampiri pria itu seraya menyalami punggung tangannya. Tak hanya itu pria itupun membalas dengan senyum seraya mencium kening Wulan mesra.Tangan Damar terkepal, rahangnya mengeras menahan emosi. Pemandangan itu begitu menyiksa mata dan hatinya. "Lan kumohon hentikan!" tegas Damar seraya meraih tangan Wulan. Pria itu sudah tidak tahan lagi melihat adegan yang tengah tersaji dihadapannya."Tuan! Tolong jaga sikap Anda dan siapa sebenarnya Anda? Mengapa Anda datang dan lancang menyentuh istri saya!" Ucap dokter Ardan tegas, menepis tangan Wulan.Iya, pria yang baru saja datang dan memanggil Wulan dengan sebutan sayang adalah dokter Ardan. Pria yang memang setiap malam tak pernah absen selalu mengunjungi Wulan dan si kembar memastikan keadaan mereka baik-baik saja.Saat di depan pintu, langkah Ardan terhenti ketika pria itu, tak sengaja mendengar perc
Malam harinya di Paris. Damar sudah mempersiapkan segalanya, pria itu sudah membersihkan diri dan berdandan sangat rapi. Beberapa kali pria itu terlihat mematut dirinya di depan cermin. Memastikan kembali penampilannya kali ini benar-benar sudah sempurna."Lan, aku datang tunggu aku," ucap pria itu berbicara dengan tampilan dirinya di depan cermin seraya tersenyum penuh arti. Tak lupa Damar kembali menyemprot parfum dan memakai jam tangan mahalnya."Ok Damar waktunya berangkat!" Pria itu kembali berucap penuh semangat.Damar kemudian melangkah pergi meninggalkan kamar hotel. Sesampainya di lantai dasar Damar meminta kunci mobil milik hotel yang ia tempati. Iya, hotel itu menyewakan mobil pada para pengunjung.Damar kemudian melajukan mobilnya membelah jalanan Paris di malam hari. Empat puluh menit kemudian sampailah Damar di depan sebuah rumah megah. Jantungnya berdegup begitu kencang. Pria itu benar-benar nervous saat ini."Permisi," ucap Damar menggunakan bahasa Prancis pada securit
Damar, tidak bisa tidur semalaman. Pria itu terus saja memandangi foto Wulan yang tengah ber-selfi dengan Rayan Fernando.Foto dengan caption WITH MY BEAUTIFUL SISTER, yang diunggah lewat akun media sosial milik Rayan. Solah menunjukan betapa saling menyayanginya mereka berdua. Hal itu sempat membuat Damar berpikir, jika Wulan benar-benar adalah Rania.Namun, pikiran tersebut langsung ditepis ketika. Saat Damar teringat dengan kedua bayi kembar yang berfoto bersama Karin di acara yang sama. Damar mulai mengurutkan situasi di acara tersebut.Damar sontak membuka situs media sosial. Pria itu mulai mencari tahu lewat akun media sosial milik Rayan. Ternyata sang bayi kembar itu adalah anak dari wanita yang bernama Rania.Semalam rupanya adalah acara pengenalan kedua bayi kembar itu, sebagai anggota baru keluarga Fernando. Damar seketika langsung menghitung bulan kehamilan Wulan yang mana jika dihitung hasilnya sama persis saat kelahiran bayi kembar itu. Damar merasa jika ini bukanlah suat
Malam hari waktu Indonesia, tepatnya jam sebelas malam. Damar yang sudah sangat bersabar sedari tadi sore menahan diri untuk menelpon Karin. Pria itu benar-benar menahan rasa keingintahuannya. Tentang keberadaan wanita dalam foto yang di unggah oleh Karin di media sosialnya.Tut!Tut!Tut!Damar mencoba mulai menghubungi Karin. Namun, hasilnya rupanya sama dengan tadi sore saat ia menelpon wanita itu. Tak ada jawaban tapi, kali ini Damar sudah bertekad meski harus seratus kali menelpon. Damar akan terus mencoba menelpon sampai Karin mengangkat telponnya."Karin kemana sih! Harusnya disana itu udah enam pagi bukan?" Damar berujar kesal karena sudah kelima kalinya pria itu menelpon namun, tak kunjung diangkat oleh Karin."Ya udah coba telpon Irfan," usul Riko yang rupanya masih setia menemani Damar. Mereka kini berada di apartemen milik Damar."Mana nomernya?" Damar meminta nomer telpon Irfan pada Riko. Pria itu tak menjawab, Riko hanya menyodorkan ponselnya pada Damar. Pria itu dengan
"Wulan," ucap Damar ketika melihat sosok wanita yang berdiri dengan posisi membelakangi Karin. Meski tak terlihat raut wajah wanita itu. Akan tetapi, Damar merasa begitu tak asing dengan bentuk tubuh itu. Damar masih, sangat, sangat mengenalinya. Seketika pria itu langsung terpikir pada sosok sang istri yang sudah beberapa bulan lalu dinyatakan meninggal akibat insiden penculikan. Damar sontak meraih ponselnya kemudian mencari nomer Karin di kontak teleponnya.Namun, sayangnya beberapa kali Damar mencoba menghubungi nomer Karin. Ponsel wanita itu tak bisa dihubungi, meski sudah puluhan kali Damar menghubunginya. Hingga akhirnya Damar menyerah dan beralih menghubungi Riko. Pria itu ingin meminta bantuan Riko untuk meminta nomer kontak dokter Irfan suami Karin."Hallo ada apa Bro?""Gue minta nomer Dokter Irfan suaminya si Karin sekarang! Buruan urgent!" ucap Damar tak sabar."Ada urusan apa Lo mau menghubungi Irfan? Lo sakit? Sakit—" Perkataan Riko terhenti saat Damar dengan cepat lan
Dibalik pilar besar Irfan terdiam membeku. Pria itu begitu terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. Irfan yang tadinya hendak menghampiri sang istri untuk menyuruhnya beristirahat. Nyatanya malah membawanya mengetahui kebenaran tentang masalalu sang istri.Tangan pria itu terkepal kuat menahan gejolak amarahnya yang membuncah. Irfan benar-benar tidak menyangka jika ternyata Riko sang kakak iparnya lah, pria yang telah merenggut kesucian sang istri. Irfan kemudian melangkah lebar, memutuskan kembali ke kamar tamu. Kamar yang berada di lantai bawah, yang sudah disiapkan oleh Tuan rumah. Iya, hari ini Karin, Irfan dan dokter Ardan menginap di kediaman keluarga Fernando. Atas paksaan dari Nyonya Nesa dan juga Wulan tentunya. Irfan masuk ke kamarnya dan langsung meninju tembok kamar tersebut.Bukh! Bukh! Bukh!"Brengsek kamu Riko!" ucapnya seraya meninju tembok, meluapkan kekesalannya. Irfan benar-benar kesal hingga tak sadar telah menyakiti dirinya sendiri. Darah segar keluar da
"Kau!!" Karin memekik ketika melihat Wulan sang sahabat, yang kini berdiri dihadapannya. Iya, sepasang suami istri sepupu dari dokter adalah Irfan dan Karin. Mereka rupanya pergi ke Paris untuk berbulan madu.Sungguh, Karin tak menyangka jika Wulan yang telah dikabarkan meningal tertembak dan tercebur ke sungai. Kini berdiri dengan penampilan yang begitu cantik di hadapannya. Bukan hanya Karin, yang terkejut melihat Wulan. Ibu muda itu juga sangat kaget dengan kehadiran Karin sahabatnya itu. Wulan tak menyangka jika ia akan melihat Karin sahabatnya ada di pesta penyambutan anak kembarnya."Wulan, inikah kamu." Panggilan Karin sontak membuyarkan lamunan ibu muda itu. Bukan hanya Wulan bahkan seluruh keluarga Fernando, dokter Ardan dan juga Irfan suami Karin. Mereka semua juga sama-sama ikut terdiam mencerna keadaan."Sayang kau kenal dengannya?" ujar Irfan pada sang istri."Dia seperti sahabatku yang sudah menghilang beberapa bulan lalu." Karin menjawab tanpa memalingkan sedikitpun tat
Pagi ini, Damar tengah menghadiri rapat dewan direksi. Hari ini adalah hari bersejarah bagi pria itu. Karena hari ini Damar resmi menggantikan sang papah menjadi CEO Adhitama group.Pria itu sudah kembali bangkit dari keterpurukannya. Damar terlihat begitu tampan gagah dan berwibawa hari ini. Wajah kusam dengan jenggot dan kumis yang terlihat tak terawat, kini sudah dicukur bersih. Begitu pun rambutnya yang terlihat agak gondrong pun kini sudah dicukur rapi. Damar benar-benar terlihat begitu sempurna."Selamat Pak Damar semoga di bawah kepemimpinan Bapak, perusahaan ini akan semakin berkembang dan semakin besar," ujar salah satu pemegang saham bernama Pak Tio."Terimakasih Pak Tio." Damar tersenyum tipis menanggapi perkataan dari Pak Tio.Semua orang yang hadir satu persatu menyalami tangan Damar.ereka semua mengucapkan selamat akan jabatan barunya. Sepanjang rapat hingga berakhir Damar, hanya memasang wajah datar dan sesekali tersenyum tipis pada orang-orang yang hadir di rapat terse
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.