Share

3. Angkat Kaki

Penulis: Queenazalea
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-30 03:59:04

Rasa kesalnya Alvaro bukan main. Pikirannya kacau lantaran ulah dari Anjani dua hari lalu. Masih belum bisa termaafkan apa yang telah dilakukan oleh wanita sialan itu. Bukan karena disiram oleh wanita yang akan menjadi calon istrinya. Tapi lantaran Anjani mengaku hamil di depan orang banyak. Sudah menjatuhkan harga dirinya Alvaro. Tidak bisa dibiarkan begitu saja untuk saat ini.

Sebab bagaimana pun juga, Anjani harus menanggung apa yang sudah dia perbuat kepada Alvaro.

Tidak akan pernah dibiarkan apa yang sudah dilakukan itu membuat Alvaro harus diinjak-injak oleh wanita itu. Tidak wajar jika Alvaro diinjak harga dirinya oleh seorang wanita.

Alvaro menarik napas dan benar-benar sialan Anjani itu sudah merusak namanya di depan umum. Alvaro tidak akan pernah terima dengan kelakuan orang yang sudah ditolaknya bekerja.

Waktu dia sedang ada di ruang kerjanya.

Ika masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi. Untuk pertama kalinya Ika melakukan itu tanpa ada basa-basi terlebih dahulu sekadar ketuk pintu.

“Ada apa? Kenapa kamu tumben tidak ketuk pintu?”

Wanita itu langsung mendekat ke arah Alvaro tanpa pemberitahuan apa pun terlebih dahulu atau sekadar menjawab pertanyaan dari pria itu. Ekspresinya juga sulit ditebak.

“Berita tentang Anda sudah tersebar. Bahkan video Anda disiram oleh Nona Rena juga sangat jelas sekali.”

Alvaro terdiam, mengeratkan rahangnya dan marah besar dengan video yang membuat dirinya jadi orang yang gila untuk kali ini. Benar-benar sudah diambang batas kesabaran. Harga dirinya telah jatuh oleh wanita yang sudah mengaku dirinya tengah hamil anaknya Alvaro. Bukan persoalan yang mudah lagi untuk ini. Kalau saja orangtuanya tahu ini sudah pasti dia akan habis dilibas oleh kedua orangtuanya.

Dia membenci segala sesuatu yang sudah merusak kenyamanan itu. Alvaro bersumpah akan membalas semua yang sudah diperbuat oleh wanita tersebut. Jangan menganggap ini akan jadi hal yang sangat mudah sekali untuk ditanggapi. Secara akal sehat, sebejat apa pun ia tidak pernah sampai menghamili seorang wanita apalagi hanya untuk senang-senang dengan wanita.

Dia bukan tipe pria yang semacam itu.

Mereka akan melakukan atas dasar suka sama suka dan itu sudah pasti dalam catatan bahwa mereka sedang dalam pacaran. Tidak mau melakukan itu tanpa ada ikatan apa pun. Sungguh ini bukan hal yang bisa dia maafkan.

“Apa wajahnya Anjani terlihat?”

“Tidak, Pak. Hanya wajah Anda dan Nona Rena. Apa pelakunya Anjani?”

Alvaro kemudian mengangkat tangannya. “Bukan, tapi dia ada di sana juga kebetulan sedang makan.”

Tiba-tiba dia mulai marah dengan apa yang sudah dilakukan oleh wanita itu dan kemudian berkata. “Kirimkan ke W******p saya nomornya Anjani. Saya ingin memastikan dia juga tidak menyebar itu.”

Ika mengiyakan lalu pergi dari sana untuk mencari nomornya Anjani waktu itu yang ada di surat lamaran.

Alvaro mendapatkan itu dari Ika. Dia keluar dari kantornya.

Kemudian dia juga membalas pesan dari Ika untuk mengirimkan alamat lengkap dari wanita sialan yang sudah menghancurkan nama baiknya. Ini tentang dia yang akan menghadapi orangtuanya. Sebab jujur saja kalau Alvaro benci terhadap ini.

Sudah mendapatkan nomor wanita itu, buru-buru ia langsung pergi ke alamat yang telah dituju. Hamil adalah pengakuan paling gila di dalam hidupnya Alvaro selama ini yang bahkan tidak akan pernah sentuh wanita kalau itu bukan kekasihnya—dan hanya sekadar ciuman. Mereka juga pasti atas dasar suka sama suka. Tidak akan pernah mau melakukan itu lantaran dirinya yang menjaga nama baik.

Tapi hari ini sungguh amarahnya sudah diambang batas.

Dia menghubungi nomornya Anjani. Wanita itu menjawab teleponnya. “Kamu di mana? Keluarlah sebelum saya masuk ke rumah kamu atas ulah yang kamu lakukan.”

“Di rumah. Kamu siapa?”

Pria itu geram dan akhirnya menjawab. “Bukankah saya harus tanggung jawab sama janin kamu?”

Biar saja dia dianggap gila dan kali ini akan balas semua yang sudah dilakukan oleh Anjani. Sungguh ini bukan hal yang biasa lagi. Tidak bisa dimaafkan dengan mudah apa yang sudah dilakukan oleh Anjani kepadanya.

“Saya di luar, buruan keluar! Atau saya harus bertemu orangtua kamu dan bilang kamu sedang mengandung anak saya?”

---

Anjani yang ada di dalam kamar seperti orang kerasukan yang mendengar Alvaro ada di luar. Apa yang membuat orang itu sampai mencari Anjani ke rumah ini. Lagi pula alamatnya sangat tepat sekali.

Atau jangan-jangan mengambil alamat Anjani dari berkas surat lamaran yang dia serahkan waktu itu.

Dia keluar dari kamar. “Lah ini anak, kamu kenapa lari gitu?” tegur Dewi ketika Anjani berlari begitu saja melewatinya yang membawa makanan.

“Buru-buru, Ma. Ada orang di luar.”

“Ajak masuk kek.”

Tapi Anjani tidak menggubris apa yang dikatakan oleh Dewi kemudian ia melihat Alvaro berdiri di depan mobil Porsche berwarna biru. Dia langsung memberikan ponsel itu kepada Anjani. “Ulahmu, puas?”

Anjani melihat berita tentang Alvaro yang seperti itu. “Kamu harus tahu, orangtua saya tidak akan tinggal diam untuk tidak melibas kamu, Anjani. Jangan sampai kamu ketahuan oleh orangtua saya setelah kamu lakukan ini. Tidak akan lepas dari apa yang kamu perbuat. Semua ada bayaran mahal yang harus kamu lunasi.”

Tapi wanita itu melotot tajam. Memang benar seperti yang dikatakan oleh Vaulia waktu itu kalau Anjani terlalu nekat berurusan dengan Alvaro. “Tapi kan. Aku nggak berbuat apa-apa sama kamu.”

“Oh kamu mau bicara formal sekarang. Oke, kamu harus tanggung jawab soal apa yang kamu lakukan ini sebentar lagi. Saya tidak mau tahu kalau kamu harus bayar semuanya. Kamu tidak akan mudah lepas dari saya. Yang harus kamu tahu adalah bagaimana kamu bisa mendapatkan nama baik saya kembali.”

“Lah, itu ulah kamu sendiri. Ngapain juga minta tanggung jawab orang lain?”

Anjani tidak mau kalah dari Alvaro. Pria itu kemudian melangkah maju mendekat ke arah gerbang rumahnya Anjani. “Saya mau bicara sama orangtua kamu kalau kamu mengandung.”

Anjani melotot dan menarik Alvaro dengan keras. “Oke, apa yang kamu mau? Kamu nggak bisa masuk begitu saja.”

“Besok, kita ketemu. Saya tidak mau tahu. Apa pun itu kamu harus tetap tanggung jawab. Otak saya bisa gila mikirin masalah ini.”

---

Alvaro tidak bisa komentar banyak yang kemudian dia memilih pulang ke rumah orangtuanya. Baru saja dia sampai di sana. “Apa ini?” tanya papanya yang sudah berdiri di depan pintu dengan membawa tabletnya. “Kamu umurnya sudah berapa? Hamili wanita di luar pernikahan adalah tindakan paling gila yang kamu lakukan, Al. Kamu putus sama Rena karena kamu hamili wanita lain?”

“Pa, bukan begitu. Itu aku nggak kenal sama sekali.”

“Apa nggak kenal dia bisa tahu nama kamu?”

Dia melihat berita lain lagi dan memperlihatkan wajahnya Anjani di blur. Sialan bisa-bisanya Alvaro hancur oleh wanita gila seperti Anjani yang terlambat dua menit saja waktu itu. Harusnya diterima daripada menjadi orang yang harus bermasalah dengan orangtuanya.

“Keluar dari rumah ini sekarang juga! Saya tidak sudi melihat tampang seorang bajingan di rumah ini.”

Sialannya Alvaro tidak akan pernah melawan kepada orangtuanya. Meskipun tidak salah, tapi dia akan tanggung jawab atas berita itu. “Oke, aku bakalan buktikan itu nggak seperti yang diberita, Pa.”

“Kamu juga keluar dari perusahaan!”

Semua yang dia berikan kepada orangtuanya tapi tidak bisa ditoleransi hanya karena berita sialan yang diakibatkan oleh Anjani. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Skandal Dengan Boss   52. Cinta Yang Tak Habis (TAMAT)

    Sebaik itu penerimaan keluarga besarnya Alvaro tentang kehamilan Anjani yang kedua. Sekarang dia mengandung anak ketiga mereka. Mulai dari sensitifnya, marah ketika Alvaro mulai menyentuh bagian yang tidak dia sukai, terutama bagian dada. Lalu mereka pergi untuk periksa kandungan. Hasil menunjukkan dia yang berbadan dua untuk kedua kali.Kehamilan sekarang disambut baik oleh orangtuanya Alvaro. Terutama sang mama yang berusaha sebaik mungkin untuk bersikap sangat adil. Si kembar juga mendapatkan perlakuan yang istimewa di sini. Jeniffer juga sangat sayang pada Anjani.Mereka memang jarang bertemu. Apalagi dulu ketika si kembar sudah ada, bahkan dia juga dilarang untuk bertemu Anjani dan Alvaro. Tapi sekarang justru mereka sangat akrab.Jeniffer sedang menyusui anaknya. Kemudian Alea datang sambil menangis dan naik ke atas sofa. “Apa sayang?”Alea menarik bajunya Anjani. Dia berusaha menyingkirkan tangan anaknya yang berusaha membuka baju. Alea menangis semakin keras dan mengatakan. “M

  • Skandal Dengan Boss   51. Pria Luar Biasa

    Pertengkaran kedua anaknya semakin menjadi-jadi di rumah ini. Ada saja yang dipertengkarkan. Tapi jangan harap suara tinggi yang keluar dari mamanya Alvaro maupun papanya. Dua anak ini sangat diperlakukan baik. Belum lagi saat bertemu Wenda. Mereka akan jadi komplotan dan ribut sana sini. Anjani ingat waktu itu dia sering bertemu dengan Wenda.Tingkat kesabaran mertuanya memang bisa diacungkan jempol. Tidak pernah memarahi mereka semua. Justru berikan pengarahan yang bagus. Memecahkan piring sudah sering terjadi. Tapi suara teriakan mamanya Alvaro tidak pernah terdengar untuk memarahi keduanya.Hari ini pun sama. Keduanya berteriak karena mainan. Anjani duduk sambil memijit pelipisnya.Kalau dia marah, pasti ditegur oleh mertuanya.Dia benar-benar merasa tidak enak hati ada di sini jika berkaitan dengan anak-anak. Aiden pernah memecahkan televisi. Tapi tidak ada kemarahan juga dari mertuanya. Sementara Anjani yang merasa menciut karena pasti itu mahal sekali.Alea menangis karena tida

  • Skandal Dengan Boss   50. Berdamai Dengan Diri Sendiri

    “Mama, bagus kan, Ma?”Anjani sedang berdandan kemudian dipanggil terus menerus oleh Alea. Hari ini dia memutuskan untuk kembali ke rumah mertuanya semenjak beberapa kali mertua dan neneknya Alvaro datang menjemput mereka semua. Tapi waktu itu karena alasan kamar si kembar yang belum jadi.Anjani juga takjub melihat perjuangan mama mertuanya yang datang meminta maaf. Mengakui kesalahan dan pergi ke rumah keluarga mendiang ibunya Anjani untuk meminta maaf meskipun ucapan itu tidak diketahui oleh mereka.Sekarang, dia telah menyanggupi ajakan pulang itu.Saat dia sedang menggunakan maskara, Alea menarik lengannya Anjani. “Mama, lihat sini dulu!”Akhirnya dia menghela napas dan melihat ke arah Alea yang dari tadi memanggilnya.Dia melihat anaknya sudah selesai terlebih dahulu didandani oleh Alvaro. Di sini Aiden selalu anteng tanpa ada masalah apa pun. Akan tetapi setelah dia melihat Alea yang memang agak centil untuk seusianya. “Bagus sayang.”Lalu Alea langsung pergi. Dia mendengar tig

  • Skandal Dengan Boss   49. Undangan Kembali

    Anak-anak dibawa oleh orangtuanya, sedangkan Anjani dan Alvaro berkunjung ke rumah orangtua pria itu. Untuk pertama kalinya semenjak dia menginjakkan kaki lagi di rumah itu setelah sekian lama. Dulu, di sini dia mendapatkan kasih sayang paling baik dari mertuanya. Akan tetapi semenjak kejadian di mana dia ketahuan hamil di luar nikah. Mertuanya begitu kecewa dan memperlakukan dia dengan cara tidak baik.Beruntungnya suami juga tidak menuruti ucapan orangtuanya. Justru memperjuangkan Anjani dan juga anak-anak saat itu juga.Alvaro adalah pria keras kepala yang pernah Anjani temui selama ini. memiliki karakter yang paling beda dari kebanyakan orang yang pernah dia kenal. Sementara dia adalah seorang wanita yang dibesarkan dari keluarga yang penuh dengan kasih sayang dan juga kemandirian. Bertemu dengan pria yang memiliki segalanya.Jika dikatakan secara ekonomi, Anjani jelas jauh di bawah Alvaro. Tapi entah kenapa sejak mereka berkasus, keduanya sama-sama jatuh cinta. Sampai Anjani tida

  • Skandal Dengan Boss   48. Usaha Menyatukan

    Alvaro bangun pagi-pagi karena kedua anaknya yang masuk ke dalam kamar begitu saja. Sedangkan dia belum mengenakan apa pun. Dia menoleh ke sebelahnya juga tidak ada Anjani.Sekarang yang menjadi masalah di sini adalah dia tidak mengenakan celana. Hanya menutupi tubuhnya dengan selimut usai bercinta tadi pagi.“Papa, kakak ikut kerja, ya!”“Alea juga, Papa.”Alvaro menghela napasnya. “Papa nggak ke kantor.”“Kenapa?”“Hari ini mau ajak Mama ke klinik kecantikan.”“Oh kita boleh ikut?”“Nanti pas pulangnya aja, ya.”“Mama disuntik di sana, Pa?”Keduanya naik ke atas ranjang. Alvaro tidak bisa membuka dirinya sekarang. “Biar Mama tetap cantik. Papa makin sayang sama Mama.”“Kalau nggak cantik, Papa nggak sayang?” tanya Aiden dengan polos.“Papa tetap sayang sama Mama.”Keduanya justru duduk di dekatnya Alvaro. Anak-anak yang dulu tidak pernah diinginkan Anjani sekarang tumbuh dengan sangat baik. Apalagi keduanya menjadi kesayangan di keluarga Anjani maupun Alvaro.“Kakak, adik sini benta

  • Skandal Dengan Boss   47. Merindukan Kebersamaan

    Alvaro duduk di ruang tamu sambil mengirimkan pesan kepada mamanya kalau dia sebentar lagi akan ke sana. orangtuanya meminta pulang. Dia juga sudah izin kepada kedua mertuanya. Tapi lihat saja bagaimana kelakuan anak-anak kalau Alvaro sudah rapi. Keduanya pasti akan menempel padanya. Seolah mengerti kalau sebentar lagi akan keluar rumah.“Kakak, ambilin Kakek asbak di dekat akuarium!”Aiden turun dari sofa karena mengerti ini adalah pengalihan mertuanya agar dia bisa pergi dari rumah tanpa anaknya menangis ingin ikut.“Papa duduk situ!” perintah Aiden dan seolah mengerti sebentar lagi Alvaro akan pergi.Yang belum bisa disingkirkan adalah Alea. Tatapan anaknya yang dari tadi tidak lepas dari Alvaro.Anaknya menyengir waktu itu. “Papa mau ke mana?”“Papa nggak ke mana-mana.”“Kenapa Papa ganteng?” maksud Alea adalah rapi karena seperti biasa. Kalau Alvaro berpenampilan seperti ini, tandanya dia akan pergi.“Nggak ada, Papa cuman di rumah kok.”Tapi anaknya tidak menanggapi lagi. Alea y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status