Share

Bab 8 | Pilihan

Author: MAMAZAN
last update Last Updated: 2025-04-25 22:44:45

Ruby mengangguk pelan, merasakan kehangatan sentuhan Damien menyebar ke seluruh tubuhnya. "Lily bilang itu adalah seks terbaik yang pernah dia lakukan," jawabnya sambil menatap mata Damien. "Dan sekarang aku bisa mengerti mengapa Lily berkata seperti itu.”

Tatapan mereka saling bertaut, nafsu Damien kembali berada di puncak, penjelasan Ruby membuat sang presdir sangat berga irah, dia mendekat, bibirnya menempel pada bibir Ruby, udara di dalam ruangan itu semakin kental dengan hasrat saat mereka saling menjelajahi mulut satu sama lain.

Ga irah yang telah tersulut di lift tadi berkobar kembali, Damien membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur, meminta Ruby melepas segala sesuatu yang menutupi bagian bawah resepsionis itu, bersamaan dengan itu, dia melepas celana dan dalamannya sendiri, lalu menarik Ruby ke atasnya. Sang resepsionis yang mengerti mengikuti setiap instruksi tak terucap dari sang presdir, desahan tipis terdengar begitu bibir bawahnya menempel di bagian bawah batang sang pr
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Skandal Panas Presdir Tampan   100 | Pasangan Yang Ramah

    Chiara tersenyum tipis, lalu berkata dengan sopan, “Boleh aku pamit sebentar untuk memasukkan koperku ke dalam flat, Bibi?”Carol mengangguk penuh pengertian, senyum lembutnya tak luntur. “Tentu saja, Nak. Bibi tunggu di sini.”Dengan langkah cepat, Chiara kembali ke flatnya, memasukkan koper yang ia bawa ke dalam kamar dan memastikan pintu terkunci. Kemudian, ia bergegas kembali, menghampiri Carol yang berdiri sabar di depan pintu.“Sudah beres?” tanya Carol saat Chiara kembali menghampirinya.“Iya, Bibi,” jawab Chiara singkat.Carol lalu mempersilakan Chiara masuk ke dalam flatnya. Begitu melangkahkan kaki ke dalam, Chiara terkejut melihat flat yang ternyata memiliki ukuran yang sama dengan flat miliknya, namun sangat berbeda dari segi suasana. Flat Carol dipenuhi perabotan dari brand furniture ternama yang tertata rapi dan indah, menciptakan suasana hangat sekaligus elegan.“Wow, indah sekali ruangan Bibi,” gumam Chiara kagum, matanya tak lepas memandangi interior ruangan yang begi

  • Skandal Panas Presdir Tampan   99 | Tetangga Baru

    Di flatnya yang sederhana, Chiara berdiri di depan lemari, menarik napas dalam-dalam sebelum mulai membuka pintu lemari dan menarik beberapa potong pakaian. Tangannya bergerak cekatan, namun pikirannya mengembara ke momen di rumah sakit tadi —momen memalukan yang membuatnya terus-menerus tersipu.Dengan pipi yang sesekali memanas, ia melipat pakaian satu per satu dan meletakkannya dengan rapi ke dalam koper. Di sebelahnya, tumpukan pakaian milik Luca juga sudah siap untuk disusun.Ruangan flatnya tidak terlalu besar, hanya terdiri dari kamar tidur mungil yang berbatasan langsung dengan ruang tamu kecil. Flat itu terletak tak jauh dari kafe kecil yang dibukanya, tempat yang begitu ia sayangi."Argg! Bagaimana aku harus bersikap saat bertemu mereka lagi!” pekiknya, setengah frustrasi, sembari melempar tubuhnya ke atas tempat tidur. Ia membenamkan wajahnya ke bantal, berharap bisa menghapus bayangan-bayangan canggung yang terus muncul di pikirannya. Udara di kamarnya terasa lebih hangat

  • Skandal Panas Presdir Tampan   98 | Pertanda Yang Bagus

    Setelah selesai mencuci muka, mandi, dan mengenakan pakaian bersih, Damien melangkah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang tampak lebih segar. Pagi itu terasa hangat dan damai, namun ada sesuatu di dadanya yang berdesir. Tanpa menunggu lebih lama, ia segera berjalan menuju tempat tidur Luca.Damien duduk di tepi ranjang, menatap Luca dengan senyum lembut. Di bawah sorot mata ayahnya yang penuh perhatian, Luca tersenyum balik."Sekarang ceritakan semuanya kepada ayah, Nak," katanya, mencoba menarik perhatian Luca yang kini tampak antusias.Tanpa menunggu lama, Luca pun bercerita tentang pagi tadi, tentang bagaimana ia bangun dari tidur, dan mendapati ibunya, tertidur di samping Damien di sofa. Luca juga menceritakan momen lucu, saat Dona dan Tessa begitu terkejut, saat datang dan mendapati Chiara dalam posisi itu.Senyum Luca semakin cerah begitu menceritakan bagian dimana Ibunya benar-benar panik, dengan wajah merah seperti demam, malaikat kecil itu bahkan tertawa kecil ketika men

  • Skandal Panas Presdir Tampan   97 | Tolong Rahasiakan

    "Ah! Gawat! Bisa jadi masalah kalau Damien tahu!" ucap Chiara, yang langsung mendadak panik.Dia menyikat giginya dengan cepat, lalu segera berkumur dan membersihkan mulutnya sebelum bergegas keluar dari kamar mandi.Ceklek!Begitu pintu kamar mandi terbuka, Chiara melihat Damien yang mulai membuka matanya dan tampak bersiap bangkit dari sofa.Tanpa berpikir panjang, Chiara segera berteriak, “Jangan bergerak!” Ucapannya disertai tatapan tajam, dan tangannya menunjuk ke arah Damien, bak polisi menghentikan penjahat.Dona, Tessa, dan Luca yang berada di ruangan itu langsung terkejut, bahkan Damien sendiri terpaku, menghentikan gerakannya dan mengangkat alis, bingung dengan perilaku Chiara yang tiba-tiba.Damien langsung mengambil kesimpulan, kemarahan Chiara karena tindakannya semalam, memindahkan Chiara dari sofa ke tempat tidur tanpa meminta izin. Hanya alasan itu yang masuk akal baginya.Namun, sebelum Damien sempat berkata apa pun, Chiara segera berjalan menuju tempat tidur kosong d

  • Skandal Panas Presdir Tampan   96 | Moment Memalukan

    Keesokan harinya, Chiara perlahan membuka matanya. Cahaya matahari pagi yang hangat menerobos masuk dari celah-celah tirai, menyapu wajahnya dengan lembut. Pandangannya masih kabur ketika suara sang buah hati menyapanya, “Selamat pagi, Ibu!”Chiara otomatis tersenyum dan menjawab dengan suara serak, “Selamat pagi, sayang…” tanpa benar-benar sadar sepenuhnya.Butuh beberapa detik sebelum kesadarannya kembali sepenuhnya, dan dia berbalik menatap ke arah suara tersebut.Di sana, sang buah hati duduk sambil bersandar, tersenyum semringah menatap ke arahnya. Mata Luca yang bulat bersinar penuh semangat, pipinya kemerahan seolah mengisyaratkan betapa senangnya dia menyambut pagi ini. Di sisi Luca, terlihat Dona duduk dengan tenang di tepi tempat tidur, menyuapkan sesendok sarapan kepada Luca yang tampak menikmati setiap gigitan.Sementara itu, Tessa duduk di kursi yang berada tepat di samping tempat tidur. Melihat Chiara yang mulai membuka mata, Dona menyapanya dengan suara lembut, namun se

  • Skandal Panas Presdir Tampan   95 | Rindu Dan Sakit

    Setelah mengantar kepergian ke empat sahabatnya, Damien kembali ke kamar VIP tempat Luca dan Chiara berada, dia membuka pintu kamar VIP dengan perlahan, di dalam ruangan yang remang, dia melihat Luca, sang putra, sudah tertidur lelap di atas ranjang. Sementara Chiara duduk di sofa, punggungnya bersandar dengan kedua mata terpejam.Perlahan, Damien melangkah masuk, menutup pintu dengan pelan agar tidak mengganggu kedamaian di ruangan itu. Dia mendekati ranjang, tubuhnya sedikit membungkuk saat ia meraih dahi Luca. Bibirnya menyentuh kening kecil itu dengan lembut, sebuah kecupan penuh kasih sayang yang hangat dan menenangkan."Selamat tidur, anakku," bisiknya dengan suara rendah. Senyum Luca terlihat semakin dalam di wajahnya yang tertidur, seolah dalam mimpinya dia bisa merasakan cinta dan kehangatan yang diberikan sang ayah.Setelah memastikan Luca dalam tidurnya, Damien memutar pandangan ke sofa. Di sana, Chiara terlihat duduk bersandar, kepalanya sedikit terkulai dengan mata tertut

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status