"Marco pelakunya, dia yang telah menyabotase truk semen kalian untuk menggagalkan pembangunan pusat perbelanjaan." Mark tiba-tiba masuk ke dalam kamar Alice untuk menyampaikan informasi ini kepada sang kakak. Tatapan mata Daniel dan sekretarisnya kini terarah ke Mark, mereka berdua heran dengan kemunculan Mark yang tiba-tiba karena seharusnya pria yang berprofesi sebagai polisi itu masih terbaring di rumah sakit karena ia baru diperbolehkan pulang lusa. "Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Daniel kepada Mark. Mark terkekeh. "Aku? Aku kabur dari rumah sakit setelah berhasil mengancam dokter dengan pistolku," candanya sambil tersenyum lebar. Daniel memutar bola matanya, ia tidak habis pikir dengan kelakuan adiknya yang selalu random dan tidak bisa ditebak. "Masih bisa bercanda rupanya .. sebaiknya. kita bahas masalah internal nanti saja setelah dan cepat ceritakan kepadaku semua yang kau tahu tentang Marco." Mark menatap Alice yang sedang duduk di ranjang dengan selang infus yang s
Daniel tiba-tiba masuk ke dalam kamar saat Alice dan Mark sedang berpelukan, sang CEO egois itu terlihat tidak senang saat adiknya dan wanitanya itu berdekatan. Rasa cemburu seketika menyelimuti perasaannya sekarang ini, andai saja pria lain yang sedang memeluk Alice pasti ia akan langsung menembak kepala pria tersebut hingga hancur akan tetapi nyatanya Mark lah yang memeluk wanitanya sehingga Daniel berusaha untuk bersikap tenang dan tidak emosi meski sekarang ini ia merasa kesal.Mark langsung berdiri. Ia reflek melepaskan pelukannya dari tubuh Alice dan ia merasa bersalah, tidak enak serta canggung bercampur menjadi satu dan Mark berusaha untuk menjelaskannya kepada sang kakak agar kakaknya itu tidak salah paham kepadanya. "Jangan salah paham dulu, Kak Tadi aku hanya sedang menghibur Alice karena ia terus saja menangis dan tidak mau makan. Percayalah kepadaku, aku tidak memiliki maksud apapun," jelasnya."Benarkah? Oke ... bauklah kalau begitu bisakah sekarang juga kau keluar dari
Tubuh Alice berangsur membaik karena sudah dari kemarin ia mau makan kembali meskipun cuma sedikit, sikap perempuan itu juga mulai berubah setelah berbicara dengan Daniel. Kali ini Alice sudah pasrah dan ia tidak perduli lagi dengan kesuciannya yang telah terenggut paksa darinya, kalau pun Daniel ingin berhubungan intim sekalipun tak ada masalah juga baginya. Kediaman Myers malam hari sangat sepi karena Mark sudah kembali bekerja sedangkan Daniel selalu pulang malam dan Alice hanya menghabiskan waktu di kamarnya bagaikan seorang tawanan, ia bahkan sudah lupa bagaimana rasanya hidup bebas. Alice tersentak setelah ia mendengar suara pintu terbuka yang dilanjutkan dengan suara langkah sepatu fantofel kian mendekat dan ia tahu siapa lelaki yang kini tengah mendekatinya. "Hei ...." Daniel menyapa Alice sambil duduk di kursi. "Sekarang apa lagi yang kau inginkan dariku?" Alice berbicara tanpa mau menatap wajah Daniel. "Kalau aku mengatakan apa yang sedang aku inginkan, maukah kau memberi
Daniel membenamkan kepalanya di antara paha Alice dan ia tidak melewatkan satu senti pun area kewanitaan perempuan bertubuh mungil itu. Netra Daniel sesekali bergerak ke atas untuk melihat reaksi Alice atas permainan lidahnya, setelah sang CEO gila itu berhasil membuat Alice basah barulah ia memulai permainan inti untuk proses pembuatan anak seperti yang diinginkannya. Daniel merayap menaiki tubuh Alice yang sudah terlihat tidak berdaya, Daniel menindih tubuh wanitanya sehingga kulit mereka kini bisa bersentuhan. Daniel menatap wajah cantik Alice dengan seksama lalu ia kembali melumat bibir perempuan yang telah diam-diam menarik perhatiannya, lumatan bibir Daniel sangat liar sehingga membuat Alice hampir kehabisan napas. "Kamu sangat cantik, Alice. Kau hanya perlu sedikit berhias dan memakai pakaian yang agak sedikit seksi agar tubuhmu yang indah ini akan terlihat semakin sempurna," puji Daniel. "Aku bukan pelacurmu, dasar berengsek!!" Umpat Alice dengan napas yang masih terengah-en
Gairah Daniel kembali berkobar dan kini ia menatap lapar kepada dua puting buah dada Alice yang terlihat membulat kencang, Daniel mengginggit gemas puting Alice hingga gadis itu berteriak merintih kesakitan karena kali ini Daniel melakukannya untuk menghukum Alice supaya wanitanya tidak menjadi pembangkang. Sebelumnya Daniel memang melakukan hubungan intim agak lembut karena ia merasa sedikit kasihan kepada Alice, akan tetapi kali ini Daniel melakukannya dengan sangat kasar sebab selain ia sekarang terbakar oleh gairahnya sendiri. Daniel juga kini terbakar oleh rasa emosi sehingga sekarang ini sang CEO gila itu telah menjelma menjadi harimau kelaparan yang menerkam lalu menikmati tubuh mangsanya dengan sangat liar."Arrrggh, sakit. Ampun, jangan gigit lagi, sakiit!!""Diam!! Aku berhak untuk menikmati tubuhmu dengan cara apapun dan bukankah aku tadi sudah memperingatkanmu? Tapi kau malah menganggap peringatanku sebagai lelucon. Sekarang kau harus menanggung konsekuensi dari semua tin
Daniel mengambil waslap untuk membantu Alice mandi dengan menggosok punggung, leher serta lengan perempuan yang sedang duduk di bathtub sambil terus menatap wajah Alice yang sedang tertunduk dan tak mau menatap wajah Daniel sama sekali entah karena perempuan itu sedang malu atau mungkin saja Alice benar-benar muak melihat wajah pria yang telah membuat hidupnya berantakan."Apa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Daniel sambil menatap penuh selidik. Ia mencoba menerka-nerka hal yang sedang dipikirkan Alice saat ini.Alice terlihat risih saat Daniel mendekatkan wajah ke arahnya sedangkan tangan lelaki itu kini bergerak membersihkan area organ kewanitaannya, jantung perempuan itu berdebar sangat kencang sehingga ia sempat berpikir kalau Daniel bisa mendengar detak jantungnya. Debaran jantung Alice bukan karena ia sedang merasakan satu perasaan istimewa terhadap Daniel melainkan karena sentuhan-sentuhan tangan lelaki tampan itu yang sedang bergerak menjamahi bagian sensitifnya sehingga mem
Dimana ini? Apa yang terjadi? Kepalaku sakit,' ucap Alice di dalam hati setelah ia tersadar dari pingsannya.Netra Alice bergerak menyapu setiap sudut ruangan yang terlihat sangat berantakan, banyak tong bekss berjajar di sudut ruangan bahkan yang terlihat terguling, udara terasa pengap karena kurangnya ventilasi sebagai tempat pertukaran udara, lantai kotor dan dipenuhi debu. Alice mendapati dirinya sedang duduk dengan kedua tangan serta kaki yang terikat di kursi, mulutnya dilakban. Jangankan bisa mencoba untuk melarikan diri, untuk bergerak saja tubuhnya tidak mampu karena dirinya sudah tidak mempunyai tenaga untuk melawan ataupun meronta."Oh ... calon nyonya Myers sudah sadar rupanya," ucap salah satu lelaki bertubuh gempal serta berkumis tebal menaikkan satu kakinya di atas kursi sambil tertawa. Ia dengan kasar menarik lakban yang menutupi mulut Alice."Kalian siapa? Apa mau kalian sebenarnya?" Tanya Alice dengan tatapan tajam."Apa mau kami? Kami hanya ingin menyiksamu agar kam
Daniel mengerahkan semua anak buahnya untuk mencari keberadaan Alice yang masih hilang bak ditelan bumi, dan hari ini sudah menginjak hari ke tiga namun mereka masih belum mendapatkan satu pun informasi. Bukan hanya anak buah Daniel saja tapi juga anak buah Mark juga sedang bekerja keras untuk mencari keberadaan Alice yang kini diduga telah menjadi korban penculikan. "Stop!! Putar ulang kamera nomor 3," titah Mark kepada salah satu anak buah Daniel yang bertugas mengawasi kamera CCTV. 'Jadi Alice berusaha melarikan diri tapi pada akhirnya dia menghilang tanpa jejak, aku tidak boleh menceritakan tentang usaha pelarian Alice kepada kak Daniel atau masalah ini akan semakin bertambah runyam. Aku rasa ada campur tangan musuh yang menyamar sebagai anak buah kak Daniel dalam kasus hilangnya Alice,' ucap Mark di dalam hati sambil terus mengawasi layar komputer. "Tahan!! Putar lagi rekaman kamera nomor 5," titah Mark tiba-tiba. Mark menatap mobil tua yang terlihat mencurigakan baginya, netr